Seperti yang dialami
oleh pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) perbatasan Kecamatan Lamaknen
Selatan yang terletak di wilayah Belu yang berbatasan langsung dengan Negara
Timor Leste.
Disaksikan media Jumat
lalu, sejak dua tahun didirikan, aktifitas belajar mengajar para siswa-siswi
SMAN perbatasan ini masih menumpang di gedung SD Wekakeu di Desa Ekin untuk
menjalankan proses mengenyam pendidikan.
Ketika akan menjalankan
proses pembelajaran di sekolah, tak seperti siswa lainnya. Para siswa SMAN ini
terpaksa menjalankan aktivitas belajar mereka saat siang hari, lantaran masih
belum memiliki gedung.
Kendati aktivitas
belajar yang dimulai pada pukul 12.00 Wita hingga 17.00 Wita tetap semangat
dilakukan para siswa demi meraih cita-cita dari tepian negeri. Sesuai dengan
nama dan letaknya di perbatasan RI-RDTL, SMA perbatasan ini masih mengalami
berbagai keterbatasan seperti minimnya sarana prasarana yang mendukung
pendidikan.
Kehadirannya sejak dua
tahun silam, SMA ini dibangun atas niat masyarakat dan Pemerintah Desa
setempat. Sehingga para siswa yang telah lulus di bangku SMP bisa melanjutkan
pendidikan menengah tanpa harus menempuh jarak yang jauh.
Tak heran jika para
siswa yang berjumlah 87 orang ini berasal dari beberapa Desa dari dua Kecamatan
yakni Kecamatan Lamaknen dan Lamaknen Selatan. Melihat kondisi itu, akhirnya
pihak sekolah meminta izin resmi pada pihak SD Wekakeu untuk digunakan sebagai
tempat belajar.
Tidak hanya mengalami
keterbatasan pada gedung sekolah. Namun juga terhadap tenaga pendidik dan
kependidikan di sekolah ini yang 99 persen berstatus honorer, yang digaji tiga bulan
sekali dari uang komite sekolah.
Kendati demikian,
dengan segala keterbatasan yang dimiliki, pihak sekolah bersama para siswa
tetap semangat untuk menjalankan proses belajar mengajar demi meraih mimpi
untuk menjadi generasi emas demi memajukan bangsa khususnya di wilayah
perbatasan Belu .
“Pihak sekolah pun
berharap agar Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dapat menjawab keterbatasan
yang saat ini dialami oleh para siswa dengan membantu fasilitas penunjang/
sehingga siswa bisa belajar dengan baik,” ujar salah seorang guru Ferdinandus
Mali Jumat kemarin.
Menurut dia, meski
dengan keterbatasan atau kondisi pendukung pendidikan yang terbatas, para siswa
tetap menjalankan aktivitas belajar dengan tertib, sekalipun masih menumpang di
gedung SD Wekakeu.
“Selain itu untuk para
tenaga pendidik dan pendidikan dengan status hononer tetap menjalankan tugas
dengan baik demi tercapainya generasi unggul di wilayah perbatasan
Indonesia-Timor Leste,” bilang Mali.
Sementara itu, Plt
Kepala SMAN perbatasan Lamaknen Selatan, Gaudensius Nahak menuturkan
sejak berdiri dua tahun dengan jumlah siswa 87 orang dengan 19 tenaga pendidik
dan pendidikan.
“Sampai kini kita masih
menggunakan gedung SD Wekakeu untuk menjalankan aktivitas belajar mengajar.
Harapan dari pihak sekolah semoga ada keterlibatan Pemerintah dari tingkat
Nasional hingga ke daerah untuk membantu fasilitas berupa gedung sekolah dan
juga fasilitas pendukung lainnya,” pinta Nahak. *** NTT Online Now