Pasalnya ia justru
dikeroyok oleh pegawai puskesmas tempat ia ditugaskan.
Korban bernama Everd
Roys Ndoen, dokter yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara pelaku
pengeroyokan adalah Febian Pareira dan Alfred Dethan.
Dua nama itu
merupakan pegawai puskemas tersebut.
Tak terima dianiaya,
Everd mendatangi Markas Kepolisian Sektor (Polsek) Amfoang Selatan dan
melaporkan kejadian itu.
"Kejadiannya
tanggal 21 Mei 2024 sekitar 21.45 dan saya lapor polisi malam itu sekitar pukul
22.45 Wita," kata Everd saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan
telepon, Senin (10/6/2024) malam.
Everd menuturkan,
kejadian itu bermula ketika dia menegur dua pegawai puskemas, Febian dan
Alfred, karena kerap terlambat masuk kantor.
Kesal ditegur, Febien
dan Alfred yang dalam kondisi mabuk minuman keras mendatangi mess tempat
tinggal Everd pada Selasa (21/5/2024) malam sekitar pukul 21.45 Wita.
Keduanya mendobrak
pintu rumah.
"Saat tidak
hiraukan karena pintu terbuat dari kayu dan digerendel ganda, sehingga susah
untuk terbongkar," kata Everd.
Namun, karena didobrak
paksa, pintunya terbuka.
Setelah itu, keduanya
menyerang Everd.
Melihat itu, Everd
berlari ke dapur mengambil sapu lantai bergagang aluminium untuk menjaga diri.
Ia memukul Febian
sebanyak satu kali di bagian kepala.
Namun, Everd kaget,
pukulannya tak menumbangkan Febian.
Ia baru bisa meloloskan
diri setelah berhasil mendorong Alfred.
Kemudian, Everd berlari
keluar menuju ke tempat parkiran motor dengan harapan ada warga yang bisa
menolongnya.
Namun, kaki kananya
terluka karena terkena benda tajam sehingga Everd tak bisa berlari.
Sementara Febian dan
Alfred terus mengejarnya. Keduanya mengeroyok Everd secara membabi buta.
Beruntung, Everd sempat
berupaya menangkis setiap pukulan para pelaku.
Karena kelelahan dan
kalah jumlah, Everd tak bisa berbuat apa-apa.
Febian akhirnya meninju
Everd di bagian dahi kanannya hingga terjatuh dengan posisi jongkok. (*)