Kodok yang merasa
terancam dengan keberadaan manusia akan mengeluarkan urinenya sebagai bentuk
mekanisme pertahanan diri. Akan tetapi, tidak semua spesies kodok melakukan
perlindungan dirinya dengan cara tersebut. Bahkan menurut penelitian Baker,
terdapat sebagian spesies kodok yang beracun melakukan perlindungan dirinya
dengan cara mengeluarkan bau maupun mengeluarkan cairan dari kulit yang
terdapat pada daerah punggungnya. Namun, seiring berjalannya waktu terdapat
banyak perbincangan mitos dan fakta tentang urine kodok. Mari mengulas lebih
lanjut untuk membuktikan mitos atau fakta tentang pernyataan bahwa urine kodok
dapat menyebabkan kebutaan.
Pernyataan yang
menyatakan bahwa urine kodok dapat membutakan mata sudah mulai tersebar di
lingkungan masyarakat. Karena pernyataan tersebut, tak heran jika banyak
masyarakat yang mulai mempertanyakan mitos atau fakta jika urine kodok dapat
menyebabkan mata mengalami kebutaan. Apakah hal tersebut hanya mitos belaka
atau merupakan menjadi fakta yang sesuai? Ternyata, pernyataan tentang urine
kodok dapat membutakan mata adalah pernyataan yang tidak benar. Hal itu semua
hanya sebuah mitos saja ya, karena urine kodok hanya cairan dari produk
sampingan proses metabolisme yang tidak diperlukan dalam tubuh kodok.
Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Kats, yang menyatakan bahwa kandungan urine kodok mirip urine
manusia sebagaimana urine-urine hewan lain pada umumnya, yaitu mengandung garam
dan urea. Hingga saat ini belum terdapat bukti ilmiah dan kasus yang
membuktikan bahwa urine kodok dapat membutakan mata manusia. Jadi, fakta yang
sebenarnya adalah urin kodok hanya dapat menyebabkan iritasi dan pandangan
kabur sementara jika terkena mata manusia yang secara langsung dikucek sehingga
terkontaminasi dan mengalami infeksi pada mata. Namun, beberapa penelitian
telah menunjukkan bahwa urin kodok mungkin memiliki sifat antibakteri dan
antijamur yang bisa berguna untuk melawan infeksi mata.
Perlu diketahui
masyarakat bahwa mata dapat mengalami buta diakibatkan karena terjadi kerusakan
pada mata yang dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti peradangan pada
saraf mata, kemudian tumor pada retina ataupun saraf mata, kelainan pada genetik
dan penyebab lainnya.
Dengan penjelasan
tersebut, kesimpulan yang dapat kita ambil dari kontroversi ini yaitu mitos
tentang urin kodok sebagai penyebab kebutaan adalah hanya sekadar cerita tanpa
dasar yang kuat dan mitos yang beredar. Namun, tetaplah waspada dan bijak dalam
berinteraksi dengan alam sekitar.
Sumber
Baker. B W. Cooper, J.
E., & Cooper, M. (2012) Forensic Science and Herpetology. The
Herpetological Journal, 22(2), 71-72.
Katz, U., Pagi, D.,
Hayat, S., & Degani, G. (1986). Plasma Osmolality, Urine Composition and
Tissue Water Content Of The Toad Bufo vindis Laur. in Nature and Under
Controlled Laboratory Conditions Comparative Biochemistry and Physiology Part
A: Physiology, 85(4), 703-715.