"Untuk cuaca
dingin ini dimulai bulan Juni, puncaknya bulan Juli 2024, dan bulan Agustus
kondisinya sudah mulai kembali normal," ujar Kepala Stasiun Meteorologi El
Tari Kupang, Sti Nenot'ek, melalui sambungan telepon, Rabu (17/7/2024).
Menurut Sti, salah satu
faktor yang memengaruhi suhu dingin dikarenakan udara dingin dari Benua
Australia. "Ada juga pengaruh karena angin timur-tenggara membawa masa
udara dingin dari Benua Australia," katanya.
Angin dominan dari arah
timur membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia
sehingga tidak mendukung pertumbuhan awan. Situasi ini menyebabkan langit
menjadi cerah sepanjang hari. "Saat ini, wilayah Indonesia, khususnya
bagian selatan masih berada pada musim kemarau," jelasnya.
Sejak tiga hari
terakhir, kata Sti, cuaca cerah mendominasi hampir di seluruh Pulau Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi
bagian selatan.
"Kurangnya tutupan
awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke
atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan.
Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara
sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi," terangnya.
Daerah dataran tinggi
atau pegunungan cenderung lebih dingin karena tekanan udara dan kelembapan yang
lebih rendah. "Kondisi dingin ini merupakan fenomena yang umum terjadi di
Indonesia saat musim kemarau," tambahnya.
Cuaca cerah berawan
diperkirakan masih akan mendominasi wilayah Indonesia sepekan ke depan, khususnya
bagian selatan. "Meskipun demikian, potensi hujan dengan intensitas
signifikan masih dapat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam sepekan
ke depan," jelasnya. *** detik.com