"Hal itu
disebabkan aktifnya Monsoon Timur dan besarnya perbedaan gradient tekanan
Australia-Asia sehingga ada peningkatan kecepatan angin di wilayah NTT,"
kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang,
Kamis (25/7/2024).
Dengan peningkatan
kecepatan angin itu, lanjutnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini agar
masyarakat waspada terhadap dampak yang ditimbulkan angin kencang, seperti
pohon tumbang atau baliho roboh.
Ia mengingatkan
masyarakat yang melakukan perjalanan agar berhati-hati, terutama saat berteduh
di bawah pohon yang sudah rapuh.
Selain itu BMKG juga
mengeluarkan peringatan dini kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat angin kencang. Menurut Sti, angin yang
kencang dapat menyebabkan kebakaran yang meluas, khususnya pada lahan yang
sangat kering.
Jika membakar sampah,
ia berpesan agar masyarakat dapat memastikan api telah benar-benar padam.
Selain itu perilaku membuang puntung rokok juga perlu menjadi perhatian.
Sti menyebut potensi
angin kencang diprakirakan terjadi hingga 30 Juli mendatang.
"Aktivitas
pembakaran harus benar-benar diawasi," ujarnya.
Waspada Kebakaran Hutan Saat Angin Kencang
Sementara itu Kepala
Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi mengimbau warga untuk waspada dengan
kejadian karhutla. Menurutnya, kejadian kebakaran selalu terjadi hampir setiap
minggu, sehingga perlu diwaspadai khususnya saat adanya potensi angin kencang.
Dari data BPBD
Kabupaten Sabu Raijua per Januari-Juni 2024, sudah terdapat tujuh kali kejadian
kebakaran rumah yang bermula dari aktivitas membakar sampah, hingga membakar
semut di dalam rumah.
Secara khusus Javid
meminta masyarakat tidak asal-asalan membuang puntung rokok yang belum padam,
serta tidak membuka lahan atau kebun dengan cara membakar.
"Kami beri sanksi
ke orang yang buang puntung rokok dan bakar sampah sampai menyebabkan
kebakaran," ucap Javid Ndu Ufi. *** liputan6.com