"Ada 32 warga
Flores Timur dan sisanya berasal dari Lembata," kata Sekretaris Pekerja
Migran Indonesia (PMI) Cabang Flores Timur, Benedicta BC Da Silva, Rabu
(24/7/2024).
Sebanyak 105 PMI asal
NTT bakal dideportasi berdasarkan surat Konsulat Jenderal Republik Indonesia
(KJRI) di Kota Kinabalu Sabah, Malaysia. detikBali mendapatkan surat
itu dari Noben Da Silva, sapaan Benedicta BC Da Silva.
Surat KJRI di Kota
Kinabalu Sabah, Malaysia, ditujukan kepada Menteri Luar Negeri (Menlu), Menteri
Sosial (Mensos), Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Duta Besar RI di Kuala Lumpur,
dan Bupati Nunukan Kalimantan Utara. Surat juga memuat daftar nama PMI yang akan
dideportasi.
Daftar nama yang
tercantum dalam surat lengkap dengan kasus yang menjerat PMI sehingga
dideportasi dari Negeri Jiran. Beberapa di antaranya terjerat kasus seperti
masuk secara ilegal, penyalahgunaan izin tinggal, terlibat penyalahgunaan narkoba
hingga pencurian.
Surat KJRI di Kota
Kinabalu Sabah, Malaysia, tak hanya memuat daftar PMI asal NTT, tetapi juga
berasal dari provinsi lain. Total ada sebanyak 289 warga negara Indonesia (WNI)
dari 13 provinsi yang hendak dideportasi dari Negeri Jiran.
Sebanyak 13 provinsi
asal PMI, yaitu Sulawesi Selatan sebanyak 124 orang, Sulawesi Barat 11 orang,
Sulawesi Tengah empat orang, Sulawesi Tenggara lima orang, Kalimantan Utara 23
orang, Kalimantan Timur dua orang, Kalimantan Barat tiga orang, NTT 105 orang,
Nusa Tenggara Barat enam orang, Jawa Timur satu orang, Jawa Barat dua orang,
Sumatera Selatan satu orang, dan Riau dua orang.
Noben Da Silva
menerangkan KJRI di Kota Kinabalu Sabah, Malaysia, merencanakan deportasi 289
WNI dari tiga depot tahanan Imigrasi Malaysia melalui Jalur Laut Tawau-Nunukan.
Dicantumkan dalam surat KJRI, ketiga depot tahanan itu adalah Depot Tahanan
Imigrasi Kota Kinabalu tujuh orang, Depot Tahanan Imigrasi Sandakan 115 orang,
dan Depot Tahanan Imigrasi Papar 127 orang.
Sementara Koalisi Buruh
Migran Berdaulat, Maria Meri Magdalena (30), mengungkapkan warga Flores Timur
yang tertahan di depot imigrasi mengeluh soal fasilitas hingga makanan dan
kekurangan air. Mereka bahkan sering sakit-sakitan ketika berada di depot imigrasi.
Menurut Maria, banyak warga di depo migrasi atau tahanan imigrasi Malaysia itu mengisahkan kehidupannya. "Mereka kadang terkena penyakit kudis, tidak punya air untuk mandi juga," katanya. *** detik.com