Pelaku penikaman kakak kandung berinisial Steven Ndun yang nekat menghabisi kakak kandungnya sendiri Fredik Ndun saat diamankan polisi. |
Kakak dan adik pun
selisih paham sehingga berkelahi menggunakan senjata tajam. Akibatnya,
sang kakak pun tewas dianiaya sang adik.
Fredik Ndun (57), warga
RT 009/RW 005, Desa Oeleka, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao mengalami
luka pada kepala bagian belakang (lubang sedalam sekitar 4 centimeter dan juga
pada pipi bagian kiri.
Ia meninggal dunia
karena mengalami pendarahan dari luka di kepala. Fredik dianiaya adiknya Steven
Ndun (55). Steven juga menjadi korban penganiayaan dari sang kakak Fredik Ndun.
Steven mengalami luka
potong memanjang pada pipi kiri, luka potong pada lengan tangan bagian kiri
(nyaris putus). Ia juga mengalami luka pada tangan kanan, punggung kaki Kiri
dan punggung kaki kanan bagian atas.
Baik pihak Fredik
maupun pihak Steven sudah membuat laporan polisi diwakili anak masing-masing.
Pihak Steven Ndun diwakili oleh anaknya, Dandi Yakobis Ndun membuat laporan
polisi di SPKT Polres Rote Ndao dan dituangkan dalam laporan polisi nomor:
LP/B/97/VIII/2024/SPKT/Res Rote Ndao/Polda NTT, tanggal 15 Agustus 2024.
Sedangkan dari pihak
Fredik Ndun diwakili oleh anaknya, Kevin Yakobis Ndun membuat laporan polisi di
SPKT Polsek Lobalain yang dituangkan dalam laporan polisi nomor
LP/B/38/VIII/2024/ NTT/Res Rote Ndao/Sek Lobalain, tanggal 15 Agustus 2024.
Humas Polres Rote Ndao,
Aiptu Anam Nurcahyo yang dikonfirmasi Jumat (16/8/2024) menyebutkan kejadian
berawal dari pesta kumpul keluarga (Tu`u) Mario Ndun yang merupakan anak dari
almarhum Obet Ndun.
Saar acara, Fredik Ndun
dan semua keluarga mengonsumsi minuman keras secara bersama-sama. Fredik
Ndun yang dalam keadaan mabuk membuat keributan.
Melihat Fredik Ndun
mabuk dan ribut, Steven Ndun menyuruh anaknya, Rano Ndun untuk menegur tapi
Fredik Ndun malah memukul Rano Ndun menggunakan tangan satu kali.
Steven Ndun pun
langsung menghampiri Fredik Ndun dan menegur serta menyuruh untuk pulang ke
rumahnya. Sementara Steven Ndun dan beberapa orang lainnya melanjutkan
mengkonsumsi minuman keras.
Selang beberapa saaylt,
Fredik Ndun kembali ke TKP dengan membawa sebilah parang. Melihat itu, beberapa
orang yang sementara duduk mengkonsumsi minuman keras langsung bangun berdiri
dan pergi meninggalkan tempat mengkonsumsi minuman keras.
Fredik Ndun menyerang
adiknya Steven Ndun. Ia mengayunkan parang yang dibawanya dan mengenai tangan
bagian kiri Steven Ndun. Fredik kembali membacok Steven dan mengenai pipi
bagian kiri.
Steven Ndun berusaha
membela diri dengan memukul Fredik Ndun menggunakan kursi plastik pada bagian
kepala dan punggung. Hal ini menyebabkan Fredik Ndun jatuh ke tanah.
Pada saat terjatuh,
Fredik Ndun terus mengayunkan parang ke arah Steven Ndun yang mengenai
kaki.Steven Ndun terus memukul Fredik Ndun sampai parang terlepas dari tangan
dan Fredik tidak dapat berdiri.
Mendengar keributan
maka istri dari Steven Ndun berlari ke arah keributan. Ia kaget melihat
suaminya terluka sehingga mengambil kain dan mengikat luka.
Kemudian ia meminta
bantuan kepada anaknya untuk segera membawa Steven Ndun ke RSUD
Ba`a. Sedangkan Fredik Ndun tetap tertidur bersimbah darah sampai anggota
piket Polsek Lobalain tiba di TKP kemudian mengevakuasi ke RSUD Ba`a.
Fredik Ndun dan Steven
Ndun merupakan saudara kandung. Pasca dibawa ke RSUD Ba`a, Fredik Ndun kritis
dan usai mendapatkan perawatan medis, Fredik pun meninggal dunia.
Steven Ndun pun sedang mendapatkan perawatan medis pada Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Ba`a. "Kedua belah pihak dalam kejadian ini saling melaporkan ke pihak kepolisian. Kasus saat ini ditangani oleh penyidik dari Unit Reskrim Polsek Lobalain dan Satuan Reskrim Polres Rote Ndao," tandas Anam. *** katantt.com