Joni merupakan pemanjat
tiang bendera saat upacara HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus di Desa Silawan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT)
pada tahun 2018.
Setelah tamat
SMA, Joni mengikuti
seleksi calon anggota TNI AD namun tidak lulus.
"Semua ada
aturannya. Serahkan kepada Panglima," kata Jokowi singkat di sela kegiatan
di IKN, Rabu 14 Agustus 2024.
Sebelumnya, Joni pernah
dijanjikan Jokowi masuk TNI karena aksi heroiknya pada tahun 2018. Namun, saat
ini Joni gagal
melewati tes fisik masuk TNI karena terkendala masalah tinggi badan.
Sementara itu, Kepala
Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjutaksecara menegaskan
bahwa Joni wajib
menjalani tes kelayakan sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Jadi, Joni masih
harus mengikuti seleksi untuk menjadi anggota TNI," kata Maruli setelah
meninjau bakti sosial di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam,
Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.
Untuk diterima sebagai
tentara itu, kata KSAD, ada tiga hal penting yang harus dipenuhi, yakni tentang
psikotes, mental ideologi, dan kesehatan. Jika ketiga poin tadi terpenuhi dan
bagus, akan menjadi prioritas untuk diterima.
Tiap tes, menurut dia,
penting untuk menghasilkan tentara yang berkualitas, sanggup menjalankan tugas
di tengah situasi apa pun seperti tes kesehatan, dan psikotes untuk mengecek
kemampuan calon anggota TNI mampu mengendalikan stres.
Saat ini, kata Jenderal
TNI Maruli, Joni yang
bernama lengkap Joni Ande Kala (19) itu sedang mengikuti seleksi lanjutan
untuk dicek kesehatan dan psikotesnya. (antara)