Bertahan melakukan
perilaku yang biasa dilakukan memberikan kenyamanan, sedangkan menentang
kebiasaan berarti menghilangkan rasa nyaman. Perasaan yang sama juga muncul
ketika ada waktu khusus di mana siswa diminta memakai baju lain selain seragam
untuk memperingati sebuah perayaan. Intinya, seragam sudah sangat melekat
dengan sekolah.
Kebanyakan orang bila
ditanya, “kenapa sih sekolah harus memakai seragam?”. Jawabannya mungkin tidak
jauh-jauh tentang kedisiplinan siswa. Tidak salah sebetulnya. Beberapa atribut
yang harus dikenakan mewajibkan siswa untuk mengatur diri agar dapat memenuhi
tuntutan tersebut setiap hari.
Masalahnya, dengan
jawaban yang singkat seperti itu, muncul banyak ketidakpuasan yang berdampak
menyepelekan seragam dengan tidak menaatinya. Padahal seragam sekolah memiliki
makna lain ketimbang hanya sekadar mendisiplinkan siswa.
Seragam Sebagai Simbol Kesetaraan
Tidak bisa dipungkiri,
pelajar di sekolah berasal dari keluarga dengan background ekonomi yang
berbeda-beda. Ada yang dari keluarga menengah atas dan ada juga yang berasal
dari menengah ke bawah. Daya beli kedua golongan ini jelas berbeda. Keluarga
dengan ekonomi mapan cenderung menganggap pakaian sebagai fashion dan gaya
hidup. Kebutuhan untuk tampil modis tentu diutamakan.
Sehingga mereka punya
banyak pilihan baju untuk dipilih sehari-hari. Jelas berbeda dengan golongan
berikutnya. Walaupun tidak menutup kemungkinan masih ada yang menganggap
pakaian sebagai gaya hidup, ekonomi mereka yang terbatas mengharuskan untuk
memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan lain. Pakaian yang ada pun dibeli
sesuai kemampuan.
Bayangkan apabila
sekolah membebaskan pakaian yang dikenakan para pelajarnya ke sekolah. Secara
tidak langsung akan nampak perbedaan cara berpakaian kedua golongan tadi.
Pelajar yang berasal dari ekonomi kurang mampu akan paling merasakan dampaknya.
Bagi diri pelajar, kemungkinan muncul rasa minder karena dirinya tidak dapat
berpakaian sebaik teman-temannya yang lain. Teman-teman yang melihat bisa jadi
menganggap si pelajar lebih rendah derajatnya dan dapat menyebabkan dirinya
terkena perundungan dan dikucilkan.
Prasangka buruk juga
secara tidak langsung dapat hinggap di pikiran para guru. Mereka yang
dipersepsikan berasal dari golongan menengah kertas bisa saja dianggap sebagai
anak yang manja karena dianggap semua permintaannya selalu dituruti orang tua.
Bagi mereka yang
dipersepsikan berasal dari keluarga kurang mampu, akan dianggap sebagai anak
dengan intelegensi di bawah rata-rata akibat tidak diberi dukungan belajar yang
baik di rumah.
Oleh karena itu,
seragam berguna untuk menghapuskan kesenjangan sosial yang ada di antara para
siswa. Membuat mereka semua tampak setara dan meminimalisir prasangka. Baik
dari sesama siswa maupun oleh para guru.
Seragam Sebagai Tanda Kesiapan Belajar
Pakaian yang dikenakan
dapat mempengaruhi proses mental seseorang. Dalam kajian psikologi, hal ini
dikenal dengan istilah “Enclothed Cognition”. Ketika seseorang mengenakan
pakaian yang mencirikan tujuan yang berusaha dicapai, maka mindset-nya akan
ikut berubah. Tidak hanya sekadar ingin terlihat bagus. Memakai pakaian yang
sesuai dapat memproyeksikan tujuan yang ingin kita capai dan otomatis membuat
pemakainya lebih fokus. Mengerahkan lebih banyak tenaga dan upaya di dalamnya.
Dalam kasus ini,
seragam sekolah dapat membantu menempatkan siswa pada atmosfer belajar. Pikiran
siswa terbantu untuk membedakan antara lingkungan rumah dan lingkungan belajar
di sekolah. Akibatnya, siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran dan tidak
terdistraksi hal lain seperti mengkhawatirkan tren model pakaian terbaru serta.
Seragam Sekolah Membantu Menjaga Kesejahteraan
Mental
Seragam yang dikenakan
merupakan tanda bahwa siswa tersebut secara resmi diterima dan diakui sebagai
pelajar di sekolah. Hal ini sekaligus memberikan suatu identitas sosial kepada
pelajar. Pelajar merasa diterima di lingkungan sekolah dan menjadi bagian yang
lebih besar dari dirinya sendiri.
Memiliki identitas
sosial penting khususnya bagi remaja. Di usia perkembangan ini, mereka
cenderung mencari identitas dirinya sendiri. Berusaha memberikan arti pada diri
serta berusaha menjadi seorang yang unik dan otentik. Menganggap dirinya
menjadi bagian dari sekolah dan merasa dirinya diterima akan sangat
berpengaruh. Identitas sosial yang dimiliki akan dilebur ke dalam identitas
diri pelajar. Oleh sebab itu, seragam sekolah dapat memberikan rasa bangga,
kepercayaan diri, dan sense of belonging kepada siswa.
Kesimpulannya, seragam
tidak hanya tentang kedisiplinan. Seragam yang dikenakan mampu mempengaruhi
aspek sosial dan psikologis seorang siswa. Menghapuskan kesenjangan sosial dan
mengkondisikan mental siswa sedemikian rupa hingga siap belajar serta
menjaganya tetap stabil.