Pendiri dan Peneliti
Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut berdasarkan
simulasi tiga nama calon, pasangan Ansy-Jane memperoleh 33,5 persen.
Disusul pasangan nomor
urut 2 Emanuel Melkiades Laka Lena-Johanis Asadoma (Melki-Johni) dengan raihan
26,7 persen. Kemudian pasangan nomor urut 3 Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu
(Siaga) dengan 22,5 persen.
Sementara responden
yang belum menentukan pilihan atau menjawab tidak tahu sebesar 17,3 persen
persen.
"Sementara ini,
pasangan Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto unggul signifikan dari
para pesaingnya dan paling berpeluang menang dalam Pilkada NTT November 2024
mendatang," kata Burhanuddin dalam rilis temuan survei yang diunggah
melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Rabu (9/10).
Dalam hal ini, pasangan
Yohanis-Jane didukung tiga partai yakni PDI Perjuangan, Hanura, dan PBB.
Kemudian Melki-Johni didukung 11 partai yaitu Golkar, Gerindra, PSI, PPP,
Perindo, Garuda Gelora, PAN, Demokrat, PKN, dan Prima.
Sementara
Simon-Adrianus didukung tiga partai yaitu NasDem, PKB, dan PKS.
"Namun demikian,
jarak elektoral relatif sempit meski waktu tersisa kurang dari dua bulan,"
imbuhnya.
Adapun tiga parameter
teratas terkait pertimbangan responden dalam memilih calon pemimpin di NTT, di
antaranya karena perhatian dengan rakyat, putra daerah, dan berpengalaman di
pemerintah.
Burhanuddin pun menilai
dinamika elektoral pada pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur NTT ke depan masih
sangat berpeluang untuk berubah, terutama karena tingkat keterkenalan calon
yang belum optimal.
Ia menilai kandidat
yang berhasil menjangkau paling banyak pemilih dalam sisa waktu ke depan yang
paling berpotensi memenangkan pilkada di Provinsi NTT.
"Dan bukan hanya
sekedar masif, kerja sosialisasi ke depan juga harus efektif dan sangat
berkualitas," ujarnya.
Adapun survei dilakukan
selama periode 28 September-5 Oktober dengan penarikan sampel menggunakan
metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah
sampel basis sebanyak 1.000 orang berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian dilakukan
oversample menjadi masing-masing 400 responden di empat Kabupaten/Kota, yakni
di Kota Kupang, Kupang, Sumba Timur, dan Timor Tengah Selatan, kemudian di
wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat)
dilakukan penambahan 400 responden.
Sehingga total sample
sebanyak 2,720 responden. Dengan asumsi metode stratified random sampling,
ukuran sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE)
sekitar 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih
diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality
control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari
total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot
check). (khr/gil) *** cnnindonesia.com