Melalui
dialog-dialognya, film ini mengangkat tema ketimpangan sosial yang menggugat implementasi
UUD 1945 pasal 34 ayat (1): “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara.”
Kritik Sosial dalam
Dialog Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Dialog-dialog dalam
film berperan penting dalam membangun karakter-karakter yang kuat dan
memerankan peran sebagai narator yang mengungkapkan pandangan sutradaranya
terhadap realita sosial.
Melalui
karakter-karakter dan dialog mereka, penonton dapat melihat bagaimana
masyarakat Indonesia berinteraksi dengan isu-isu sosial. Berikut beberapa
contoh dialog dalam film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) yang mengandung kritik
sosial.
(1) “Orang
berpendidikan ada juga yang nyopet. Tapi mereka ga nyopet dari dompet yang
isinya terbatas. Mereka nyopet dari lemari, brankas, dan bank!”
Sekilas, dialog ini
sebatas berbicara soal nyopet. Namun, secara tersirat menyentil perilaku
korupsi yang bahkan dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi.
Dialog ini
menggambarkan bahwa beberapa orang yang berpendidikan atau berkelas sosial
tertentu juga terlibat dalam tindakan kriminal, dalam hal ini dapat merujuk
kepada masalah korupsi atau perilaku tidak etis yang terjadi dalam masyarakat.
Dengan nuansa komedi,
film ini menyampaikan sebuah pesan serius: korupsi telah merajalela di berbagai
tingkatan sosial.
(2) “Lu nyuruh gue
jelasin pentingnya pendidikan, gue sendiri ga yakin pendidikian itu penting.”
Dialog selanjutnya
secara denotatif membahas keraguan seorang tokoh terhadap pentingnya
pendidikan. Lambat laun hal ini menjadi sesuatu yang dinormalisasikan, memilih
"melangkahi" pendidikan dengan alasan "urgensi".
(3) “Kalian terganggu dengan pengemis dan
pengasong, tapi ga terganggu dengan ulah para koruptor yang sudah memiskinkan
kalian!”
Dialog ini
menggambarkan sebuah ironi sosial. Fokus masyarakat sering kali teralihkan ke
masalah kecil, sementara masalah besar seperti korupsi yang merugikan rakyat
dan negara justru terabaikan.
Beberapa dialog di atas
menunjukkan pentingnya peran dialog dalam menyampaikan alat kritik sosial dalam
film. Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) ini tidak hanya menjadi sebuah karya
bergenre komedi yang menghibur, tetapi juga sebuah cerminan permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu.