Saat orasi di depan
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Viki Nahak orator dalam aksi tersebut
mengatakan bahwa kondisi saat ini masyarakat Belu menjerit dan menangis soal
biaya kesehatan terutama di rumah sakit umum Mgr. Gabriel Manek Atambua Belu.
Terkait kondisi
tersebut Forum Masyarakat Peduli Kesehatan saat orasi di depan Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten Belu, juga mempertanyakan wewenang dan tanggung jawab
kepala dinas kesehatan yang menghentikan sementara program pengobatan gratis
yang seharusnya suda di lanjutkan pada Januari 2025 karena anggaran untuk
program dimaksud sudah di sepakati DPRD dan pemerintah Belu.
"Kami
mempertanyakan wewenang dan tangung jawab kepala dinas kesehatan kabupaten Belu
yang sudah melampaui tugas dan tanggung jawabnya menghentikan program kesehatan
gratis yang seharusnya di jalankan di tahun 2025 karena pemerintah dan DPRD
sudah menyetujui anggaran untuk melanjutkan program pengobatan gratis"
Orasi Viki Nahak Di Depan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belu.
Terkait kebijakan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, drg. Ansila F. Eka Mutty dinilai
sangat berdampak dan menyusahkan masyarakat kecil, Forum Masyarakat
Peduli Kesehatan (FMPK) meminta agar kepal dinas kesehatan kabupaten
Belu drg. Ansila F. Eka Mutty di periksa secara hukum.
"Kami minta dokter
Ansila Mutti di periksa secara Hukum. Karena masyarakat yang mendapat imbas
dari kebijakan tersebut"
Usai orasi di depan
kantor dinas kesehatan, masa aksi melanjutkan, orasi ke gedung DPRD Belu.
Sementara menanggapi
aksi di depan kantor dinas kesehatan kabupaten Belu, drg. Ansila F. Eka
Mutty mengatakan bahwa aksi yang di lakukan merupakan hak setiap warga
negara dalam menyampaikan aspirasi.
Menurut drg. Ansila,
apa yang di lakukan saat ini sesuai aturan dan ketentuan yang harus di
perbankan.
"Itu hak setiap
warga utk sampaikan aspirasi. Kami bekerja sesuai aturan dna ketentuan
sesuai apa yg menjadi peran kami. Demikian" kata kepala dinas kesehatan
kabupaten Belu, drg. Ansila F. Eka Mutty. *** rri.co.id