Dalam alun langkah yang
hening berirama,
Aku meniti jejak waktu
yang tak terhingga.
Seperti debu
berterbangan di kehampaan,
Aku merenung, meraba
makna yang tersembunyi.
Di ujung jalan yang tak
berujung,
Dalam sejuta pesona
yang menggoda,
Aku berjalan tanpa
lelah, mencari tanda,
Titik temu antara yang
nyata dan abadi.
Dalam setiap detik yang
terkisahkan,
Kisah kehidupan
terbentang di depanku.
Ada suka dan duka yang
terhias indah,
Ada tawa dan tangis
yang berpadu sempurna.
Namun, waktu terus
berlalu tanpa henti,
Mengikis usia, merobek
mimpi dalam seribu potongan.
Aku pun berusaha
menangkapnya, menggenggam erat,
Namun, ia meluncur di
antara jemari, menjauh tanpa ragu.
Jejak waktu yang kuusik
dengan tiap langkah,
Melahirkan memori,
cerita yang tak terlupakan.
Matahari tenggelam dan
terbit, bulan berganti,
Dan aku menyaksikan
dunia berputar, tak berhenti.
Biarlah waktu membawa aku
ke arah yang tak terbayangkan,
Membuka pintu rahasia,
mengantarkanku pada pengetahuan.
Dalam perjalanan menuju
tak terhingga,
Aku meniti jejak waktu,
mengejar makna yang hakiki.
Dalam sunyi yang
melingkupi malam dan siang,
Aku bertanya-tanya
tentang hakikat keberadaan.
Namun, jawaban
tersembunyi dalam misteri,
Hanya dapat ditemukan
dengan sabar dan penghayatan.
Meniti jejak waktu,
itulah tugas kita,
Mendekap erat momen
yang terlalu cepat berlalu.
Mengukir kenangan indah
di hati yang lemah,
Sebelum waktu memudar,
mengejar kita pergi.
Biarlah puisi ini
menjadi saksi perjalanan,
Perjalanan yang tak
pernah berakhir.
Kita meniti jejak waktu,
mencari jawaban,
Dan menerangi dunia
dengan kebijaksanaan yang terpatri.
Sekarang, lanjutkanlah
perjalananmu,
Meniti jejak waktu yang
tak tergoyahkan.
Dengan hati yang penuh
ketenangan dan keberanian,
Pandanglah masa depan
dengan ceria dan keyakinan.