Dalam forum bergengsi
ini, Bank NTT memaparkan sejumlah program unggulan yang menjadi bukti nyata
komitmennya dalam memperluas cakupan jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya
untuk pekerja rentan dan sektor informal.
Kepala Subdivisi
Edukasi, Promosi, dan Monitoring Evaluasi Produk Dana Jasa Kantor Pusat Bank
NTT, Alberth Nixon Bria (Adhy), menegaskan bahwa semua program yang dijalankan
tidak hanya berdampak secara institusional, tetapi juga menyentuh langsung
kehidupan masyarakat kecil di seluruh penjuru NTT.
“Kami menjalin kerja
sama erat dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk menjangkau kalangan rentan,
termasuk agen, pelaku UMKM binaan, dan masyarakat umum. Ini adalah langkah
nyata kami untuk melindungi tenaga kerja dari risiko sosial ekonomi,” ujar
Adhy.
Tiga Program
Unggulan Bank NTT yang Dipaparkan
1. 1. Kredit Mikro Merdeka
Melalui program ini, Bank NTT mendorong kalangan
debitur dari sektor informal menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Hingga
Mei 2025, tercatat 2.206 debitur telah terdaftar, dengan total iuran awal
sebesar Rp111,18 juta yang ditanggung Bank NTT selama tiga bulan pertama.
2.
Gerakan Nasional
Lingkaran (GN Lingkaran)
Bank NTT menjadi pionir dalam menjalankan program GN
Lingkaran di NTT dengan total dana Rp2,52 miliar yang digunakan untuk
melindungi 40.000 pekerja rentan, termasuk agen bank, pelaku UMKM, hingga
mahasiswa yang menjadi agen binaan. Ini menjadi langkah strategis dalam
mewujudkan inklusi perlindungan sosial yang merata.
3.
Program SERTAKAN
(Sejahterakan Pekerja Sekitar Anda)
Sebagai bentuk partisipasi individu, Bank NTT
meluncurkan program SERTAKAN, yang mendorong karyawan secara pribadi membiayai
iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja informal di lingkungan mereka. Program
ini melengkapi kontribusi kelembagaan dan membangun budaya peduli dari dalam
organisasi.
“Kami ingin
perlindungan sosial ini menjadi gerakan bersama, tidak hanya ditopang oleh
institusi, tetapi juga digerakkan dari kesadaran pribadi para karyawan,” jelas
Adhy.
Selain program
unggulan, Bank NTT juga menunjukkan performa berkelanjutan. Sejak 2020, total
iuran senilai Rp20,4 miliar telah dibayarkan untuk melindungi 2.061 karyawan
aktif, yang terdaftar dalam empat program utama BPJS Ketenagakerjaan: JHT, JKK,
JKM, dan JP.
Apresiasi dari BPJS Ketenagakerjaan
Kepala BPJS
Ketenagakerjaan Provinsi NTT, Wawan Burhanuddin, mengapresiasi inovasi dan
kontribusi Bank NTT dalam memperluas cakupan jaminan sosial. Ia menekankan
bahwa Paritrana Award bukan sekadar penghargaan, tetapi bentuk pengakuan negara
terhadap kontribusi konkret dalam membantu menekan angka kemiskinan melalui
perlindungan ketenagakerjaan.
“Penilaiannya berbasis
pada regulasi, dampak sosial, dan seberapa banyak peserta yang terlindungi.
Fokus utamanya adalah manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Dengan deretan program
unggulan dan kontribusi riil terhadap pekerja informal dan rentan, Bank NTT
optimistis bisa melaju ke tingkat nasional dalam ajang Paritrana Award 2025.
Selaras dengan misi pemerintah pusat dalam memperkuat pembangunan manusia dan
kesejahteraan sosial, Bank NTT ingin menjadi contoh lembaga keuangan yang tak
hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memiliki misi sosial kuat dan
berkelanjutan.
“Kami tidak berhenti di
sini. Target kami jelas: naik kelas ke level nasional dan menunjukkan bahwa
institusi daerah juga mampu memberi dampak besar,” tutup Adhy. *** korantimor.com