![]() |
Ketua
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan NTT, Emi Nomleni |
Ketua DPD PDI Perjuangan NTT itu mengatakan,
peringatan kali ini sebagai petunjuk dalam melaksanakan berbagai dinamika
pembangunan selanjutnya. Emi menyebut suasana ini menjadi bahan refleksi.
"Menjadi momentum tidak saja sukacita karena
kemerdekaan yang luar. Tapi menjadi refleksi bagi kita generasi yang saat ini
dan anak-anak kita ke depan. Seluruh proses menjadi bahan refleksi untuk apa
yang harus kita kerja dan sedang kita kerjakan," ujarnya, Minggu
(17/8/2025).
Emi menyebut perayaan ini juga menjadi bagian
penting untuk melihat capaian yang sudah dilakukan Pemerintah, khususnya
Pemprov NTT. Ia menyinggung pidato Gubernur NTT Melki Laka Lena tentang
sejumlah hal selama kepemimpinan bersama Wakil Gubernur NTT Johni
Asadoma.
Emi berkata, pidato Gubernur NTT itu bisa sebagai
dasar dalam merumuskan kebijakan selanjutnya. Apalagi, kondisi keuangan daerah
yang mengalami tekanan dan terbatas.
"Tentu DPRD juga melihat itu sebagai dasar
untuk ketika kita membahas soal anggaran, itu menjadi kekuatan kita untuk
sebenar fokus dimana dan menyelesaikan dimana dengan kondisi fiskal yang
terbatas," katanya.
Dengan kondisi seperti itu, maka bisa dirancang
prioritas yang bisa dilaksanakan. Ia mengajak semua komponen agar berkolaborasi
dalam menuntaskan semua persoalan di NTT.
"Mungkin tidak sepenuhnya terselesaikan, tapi
paling kita terus berjalan bersama," katanya.
Selain itu, Emi juga prihatin dengan keadaan NTT,
terkhusus meninggalnya prajurit TNI Prada Lucky Namo di Batalyon TP 834 di
Nagekeo hingga banyak para narapidana yang merupakan pelaku kekerasan
seksual.
Emi mengatakan, ia prihatin dengan peristiwa itu.
Tapi bukan saja kesedihan atas kejadian ini. Perlu ada tindak lanjut. Ia
mengatakan semua perempuan menangis atas meninggalnya Lucky Namo.
"Hari ini banyak mama yang menangis. Tidak saja
ibu korban tapi juga pelaku punya juga menangis. Karena mungkin merasa gagal
mendidik. Padahal mereka sudah didik begitu sempurna," katanya.
Sementara itu, menyangkut kekerasan terhadap
perempuan dan anak, ia mengajak kasus itu harus menjadi fokus bersama. Termasuk
keluarga yang punya tanggung jawab lebih besar.
Baginya, keluarga punya peran penting karena paling
rentan dengan kejadian semacam ini. Disamping ada faktor lainnya yang ikut
berpengaruh pada peristiwa semacam ini. Dia mendorong mengurai benang kusut itu
secara kolektif.
"Kalau tidak akan sulit. Keluarga harus menjadi
tempat yang aman. Kita cari akan soalnya bukan soal hukuman. Hukuman menjadi
salah satu, kita meyelesaikan yang dibelakangnya," kata Emi Nomleni. (fan) *** tribunflores.com