Damapak kerusakan gempa bumi Majene |
BMKG
mengatakan gempa susulan masih berpotensi terjadi pascagempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,9 dan M 6,2 di
Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa susulan yang
terjadi berpotensi memicu tsunami sehingga warga di pesisir pantai diminta
mengamankan diri ke tempat yang lebih tinggi.
"Kemungkinan
kalau akan terjadi gempa susulan, yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami
baik akibat longsor ke laut, ataupun tsunami akibat gempa itu," ujar
Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers online, Jumat
(15/1/2021).
Untuk
itu, selain menjauhi bangunan yang mudah roboh atau gedung-gedung yang rawan
ambruk, BMKG meminta warga yang ada di pesisir pantai mengamankan diri ke
tempat yang lebih tinggi.
"Yang
berada di pantai saat merasakan guncangan gempa berikutnya mohon untuk segera
meninggalkan pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi," katanya.
8 Orang Sekeluarga di Mamuju Terjebak Reruntuhan Akibat Gempa M 6,2
Cerita Warga Parepare Jadi Korban Tewas Gempa Mamuju Usai Tertimpa Reruntuhan
BMKG
juga meminta warga atau pemerintah setempat sedari dini membuat jalur evakuasi
khusus dari daerah pesisir pantai ke wilayah yang lebih tinggi.
"Alangkah
baiknya jika disiapkan sejak dini jalur evakuasinya yang ada di pantai, siapkan
tempat yang lebih tinggi untuk tempat evakuasi sementara," imbuhnya.
"Jadi
keadaan berikutnya tidak hanya sebatas kewaspadaan terhadap kemungkinan gempa
susulan, tetapi kemungkinan terjadinya tsunami pula," tegasnya.
BMKG
meminta warga tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dan
tsunami. BMKG juga memastikan bahwa 2 gempa besar sebelumnya, yakni yang
berkekuatan M 5,9 dan M 6,2 tidak berpotensi tsunami.
BMKG Beberkan Sejarah Gempa di Sulbar, Tahun 1967
dan 1969 Picu Tsunami
Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
mengungkap gempa bumi yang terjadi di Sulawesi
Barat (Sulbar) bukan baru pertama kali terjadi. Pusat gempa magnitudo 5,9 dan
76,2 yang terjadi kemarin berdekatan dengan pusat gempa pada 1969.
"Apa
yang terjadi di Majene saat ini berkaitan dengan pengulangan gempa di wilayah
sana. Pada 1969, sekitar tanggal 23 Februari, dibangkitkan sumber gempa yang
sama, yaitu dengan kekuatan 6,9 pada kedalaman 13 km," kata Kepala Bidang
Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam jumpa pers online,
Jumat (15/1/2021).
Namun
gempa yang terjadi pada 1969 tersebut memicu timbulnya gelombang tsunami.
Peristiwa itu juga menyebabkan puluhan orang meninggal dunia.
"Saat
itu memicu terjadinya gempa besar tetapi dengan episenter di laut saat itu,
maka timbul tsunami. Dilaporkan saat itu 64 orang meninggal, 97 orang terluka,
dan 1.287 rumah mengalami kerusakan, dermaga pelabuhan juga mengalami
keretakan. Timbul tsunami 4 meter di Pelattoang, dan di Parasangan dan Paili
tingginya 1,5 meter," ujar dia.
Daryono
lalu menjelaskan soal gempa yang terjadi pada Kamis (14/1) kemarin. BMKG
mencatat ada 28 gempa susulan setelah terjadi gempa M 5,9.
Dia
menduga gempa M 5,9 sebagai gempa pendahuluan atau gempa pembuka. Dia berharap
tak ada lagi gempa susulan usai terjadi gempa M 6,2 pada Kamis (14/1) malam
tadi.
"Ada
3 yang kita kenali sumbernya, dengan mekanisme sumber yang sama, fold
thrust belt. Gempa ini memiliki kesamaan dengan gempa yang terjadi masa lalu
terkait dengan Mamuju thrust. Kalau kita lihat sumber gempa ini, struktur
sesar naik Mamuju seperti ini," jelas Daryono.
Berikut
ini daftar sejarah gempa yang merusak di Sulbar:
Analisis Gempa oleh BMKG terkait Gempa di Sulawesi Barat |
11 April 1967
Gempa M 6,3 di Polewali Mandar
Dampak: terjadi gempa yang menimbulkan tsunami dan menyebabkan 13 orang
meninggal
23 Februari 1969
Gempa M 6,9 Majene
Dampak: Memicu tsunami 4 meter, 65 orang meninggal, 97 orang terluka, 1.287
rumah rusak di 4 desa
8 Januari 1984
Gempa M 6,7 Mamuju
Dampak: Tidak ada catatan korban, banyak rumah rusak, maksimum intensitas VII
MMI
Sejauh
ini, gempa M 6,2 yang terjadi semalam menyebabkan sejumlah bangunan dan
fasilitas umum di wilayah tersebut rusak. Laporan terkini, akses jalan hingga
puskesmas di Majene rusak.
"BPBD
Majene menginformasikan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju
(akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit
puskesmas (RB), dan 1 kantor Danramil Malunda (RB)," ujar Kepala Pusat
Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam keterangan
tertulis, Jumat (15/1).
Saat
ini BPBD Majene masih berfokus pada penanganan darurat pascagempa, seperti
menolong korban luka, evakuasi korban terdampak gempa, hingga mendirikan posko
pengungsian.
"Kebutuhan
mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan
medis, dan terpal," katanya.
.
Analisis gempa yang terjadi Sulawesi Barat |
Berita
ini ditayangkan pada: