Alm. Natsyelia Paulus Ake |
Turut berdukacita Atas kepergian Seorang Perawat
Natsyelia Paulus Ake yang yang berkorban menyelamatkan bayi dari runtuhan RS.
Mitra Mamuju akibat Gempa yang melanda Sulawesi Barat pada Jumat 15/1/2021.
Berikut sebuah goresan kecil pena untuk mengenang
dedikasi mu (Alm. Natsyelia Paulus Ake) dari Yervis M Pakan
Sebuah goresan indah
dari warga gereja
Luapan hati yang
bermuara di samudra kasih
Didedikasikan bagi
pejuang kehidupan
Inti ajaran KASIH.
Dua Puluh Lima (25) tahun
lalu engkau lahir ke dunia fana ini, jadi kakak tertua buat adik adikmu yang
berjumlah empat orang.
Nama panggilanmu
"Nia", yg diambil dari nama baptismu Natsyelia Paulus Ake.
Hidup adalah pilihan,
itu prinsipmu untuk memilih jalan pelayanan di bidang kesehatan.
Merawat yang sakit,
memberi harapan dan kekuatan bagi yang lemah.
Mungkin itu adalah
hasil tempaan tempat mu beribadah di Gereja Toraja Moria Polopadang Tobadak
Dua, Sulawesi Barat, atau kesadaran yang dibentuk oleh Poltekkes Kemenkes
Mamuju tempatmu menimba ilmu.
Berbekal doa orang tua,
dan adik adikmu engkau mengabdikan hidupmu di Rumah Sakit Mitra Mamuju sejak 2
(dua) tahun lalu.
Senyum khas dan sapaan
lembut kepada sejawatmu akan jadi kenangan indah.
Tanggal 15 Januari
2021, tengah malam buta saat semua orang tertidur lelap, gempa bumi melanda
kotamu dan tempat kerjamu.
Mungkin setiap orang
yang kemudian terbangun saat itu tersadar bagaimana menyelamatkan diri.
Baca Juga:
5 Bencana Melanda Indonesia di Awal Tahun 2021
Langkah dan lari
tergesa terdengar dalam lorong Rumah Sakit.
Nia, engkau dan sejawatmu
mungkin berpikir gempa kali ini tidak biasa saja.
Nurani kemanusiaanmu
berkata "Kehidupan harus dijaga".
Pasien yang terbaring
kau papah keluar Rumah Sakit bersama rekan rekan kerjamu.
Disaat hampir semua
bisa diselamatkan, engkau tersadar akan kehidupan lain dalam sebuah tabung
inkubator.
Ya.....ada anak bayi
mungil manis yang tertidur lelap, tidak sadar akan bahaya yang bisa menimpa
setiap saat.
Engkau memilih berlari
kembali kedalam Rumah Sakit, engkau tidak lagi rasional dan memikirkan
keselamatanmu sendiri.
Sang bayi berhasil kau
gapai, tapi gedung tempat kerjamu seakan tidak mampu lagi menahan beban berat
akibat goncangan gempa.
Pukul 02.45 engkau dan
bayi kecil yang tidak kau kenal terjebak dan terkubur setengah dalam
reruntuhan.
Berjam jam lamanya,
sampai matahari muncul di ufuk timur dan bantuan datang untuk mengevakuasi dari
reruntuhan.
Entah apa yang kau
lakukan saat seperti itu.
Mungkin engkau berdoa
dan menangis kepada Sang Penciptamu, mungkin juga engkau pingsan tidak sadarkan
diri.
Keyakinanmu mengajarkan
bahwa "Kemana saja engkau melangkah disitu TUHAN mu berada, bahkan di
dunia orang mati sekalipun"
Pilihan hidupmu tepat,
sungguh sangat tepat. Kasihmu melebihi dari kekuatanmu.
Pukul 09.00 Wita,
terdengar ketuk tangan kecilmu pada material runtuhan yang mengubur setengah
badanmu bersama sang bayi mungil di sampingmu.
Sang penolong yang
datang berseru gembira ketika mendengar tanda kehidupan dibalik runtuhan.
Ulet dan tekun mereka
menggali, menyanggah dan menyingkirkan material sampai tubuhmu bersama bayi
mungil dapat di evakuasi ke Rumah Sakit Bayangkara Mamuju.
Para dokter dan
perawatpun berusaha menyelamatkan hidup dari Sang Pejuang Kehidupan, berkat
mereka engkau Nia masih bisa bicara kepada keluargamu yang sudah datang dari
Tobadak.
Mungkin engkau masih
sempat menitipkan adik adikmu kepada mereka, entah pesan apalagi yang kau
sampaikan.
Yang jelas engkau sudah
meninggalkan pesan yang sangat berarti buat kami semua, bahwa KASIHMU akan
manusia dan kemanusiaan lebih diatas dari segalanya.
Bayi kecil yang mungkin
tidak kau kenal siapa orang tuanya, apa agamanya, dimana rumahnya dan lain lain
telah kau selamatkan.
Engkau pasti tidak
pernah berpikir bahwa orang akan mengenangmu, bahwa orang akan mengingatmu
bahkan si bayi itu kelak akan tahu bahwa hidupnya telah engkau selamatkan.
Nilai tertinggi dalam
keyakinanmu sudah membuatmu lulus dengan sangat sempurna menjalani hidupmu.
Engkau menghembuskan
nafas terakhirmu, tapi Nia...engkau telah meniupkan kehidupan bagi negeri ini.
Tauladan pengabdian
tanpa pamrih telah engkau perlihatkan bersama sejawatmu.
Puisi kesedihan dan Doa
mungkin bisa kami lantunkan untukmu, tapi kusangat yakin engkau di keabadian
Sang Bapa sedang tersenyum bahagia.
Hari ini engkau dibawa
ke haribaan sang pertiwi.
Tanah Air menangis duka
karena berbagai bencana, tapi Ibu Pertiwi pasti tersenyum bahagia merengkuhmu
bersama pejuang pejuang kemanusiaan lainnya yang merebahkan diri istrahat
sejenak.
Keluarga hari ini
mungkin bersedih, tapi besok akan tersenyum bangga akan pilihanmu Nia.
"Setia Hingga
Akhir Dalam Keyakinan"
Yesus Adalah Perisaiku
Sumber: https://web.facebook.com/466239156855329/photos/a.1229545267191377/2321682797977613 Tulisan ini dimuat di halaman Facebook Yesus adalah Perisaiku https://web.facebook.com/Yesus-Adalah-Perisaiku-466239156855329