Barcelona Compang-camping Dirusak PSG (PSG Kalahkan Barcelona 4-1)

Barcelona Compang-camping Dirusak PSG (PSG Kalahkan Barcelona 4-1)

Barcelona kalah 1-4 dari PSG di leg pertama 16 besar Liga Champions. ( AP/Joan Monfort)


Setapak rai numbeiBarcelona dalam kondisi di atas angin dalam persiapan duel lawan Paris Saint-Germain di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Namun mereka justru berada dalam kondisi compang-camping setelah pertandingan berakhir dengan skor 4-1 untuk tim tamu.

Barcelona punya tren bagus dalam persiapan menuju duel lawan PSG meski mereka sempat kalah dari Sevilla di Copa del Rey. Sebaliknya, PSG justru dihantam badai cedera yang dialami Neymar dan Angel Di Maria serta Marco Verratti yang sempat diragukan bermain.

Namun ternyata Paris Saint Germain yang kehilangan Neymar dan Angel Di Maria bisa menunjukkan perlawanan yang sepadan bagi Barcelona yang dianggap sedang berada dalam kondisi terbaik.

Hal tersebut sudah terlihat sejak babak pertama ketika mereka tak didominasi oleh Barcelona. Dari statistik babak pertama, Barcelona dan PSG imbang dalam hal jumlah tembakan tepat sasaran, yaitu tiga buah. PSG bahkan unggul dalam jumlah tembakan keseluruhan plus juga memimpin dalam penguasaan bola dengan catatan 52 persen.

Barcelona unggul lebih dulu lewat penalti Lionel Messi. 



Barcelona menghasilkan gol lewat penalti. Pelanggaran Layvin Kurzawa pada Frenkie De Jong diputuskan wasit menjadi penalti setelah melihat VAR. Lionel Messi tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan menggetarkan gawang PSG lewat tembakan keras.

Setelah kebobolan di menit ke-27, PSG bisa tetap tampil tenang. 'Les Parisiens' melakukan serangan apik yang dikomandoi oleh Marco Verratti di lini tengah.

Pergerakan Kylian Mbappe yang selalu diawasi oleh Sergino Dest dimanfaatkan Kurzawa untuk bergerak di sisi kanan pertahanan Barcelona. Ketiadaan pemain yang mengawal Kurzawa harus dibayar mahal ketika umpan jauh Marquinhos mendarat mulus di kaki Kurzawa.

Lihat Juga: Ayah Katholik, Ibu Islam Ibrahimovic sangat toleran

Kurzawa memutuskan mengoper langsung pada Verratti yang ada di kotak penalti. Verratti mengangkat bola ke arah Mbappe. Mbappe sejatinya dalam posisi dan ruang yang sempit.

Tetapi Mbappe bisa melesat dengan gesit melewati Clement Lenglet dan Gerard Pique tak memberi bantuan apapun. Tembakan keras Mbappe dari jarak dekat pun tak bisa diadang oleh kiper Barcelona, Marc Andre ter Stegen.


Pembantaian di Babak Kedua

Masuk ke babak kedua, terlihat jelas bahwa PSG lebih unggul dalam penciptaan peluang dibandingkan Barcelona. PSG bahkan sudah bisa unggul di awal babak kedua andai ter Stegen tidak melakukan penyelematan gemilang atas tembakan Moise Kean yang dihasilkan lewat kolaborasi Mbappe dan Mauro Icardi.

Setelah momen itu, PSG benar-benar memegang kendali babak kedua. Lini tengah Barcelona yang diisi oleh Frenkie de Jong, Sergio Busquets, dan Pedri kalah dari lini tengah PSG yang mengandalkan pressing ketat dan serangan balik cepat.

Dalam proses gol kedua, Paredes dengan jeli melihat Alessandro Florenzi yang naik dengan cepat di sisi kiri pertahanan Barcelona. Umpan terobosan Paredes membuat Florenzi terbebas dan leluasa masuk kotak penalti.

Kylian Mbappe jadi bintang kemenangan PSG atas Barcelona. 

Florenzi melepaskan umpan yang kemudian menghadirkan kemelut karena tidak bisa dibuang dengan baik oleh Pique. Sergino Dest yang ditugaskan mengawal Mbappe teralihkan fokus pada bola dan Florenzi sehingga ia tidak menempel ketat Mbappe.

Mbappe ada di posisi yang tepat untuk menerima bola dan lansung melepaskan tembakan ke gawang yang kosong.

Melihat Barcelona yang terkejut oleh gol kedua, PSG makin percaya diri meningkatkan tekanan. Skuat Mauricio Pochettino bisa menghasilkan gol ketiga lewat skema tendangan bebas.

Dalam persiapan tendangan bebas yang diambil Leandro Paredes, Lenglet membayangi Moise Kean. Namun ketika Marquinhos ikut masuk, Lenglet langsung bergerak mengawasi Marquinhos.

Lihat Juga: Peran perempuan bukan hanya soal urusan dapur, sumur dan kasur

Kean lalu berdiri tanpa pengawalan dan leluasa mencetak gol ke gawang Barcelona lewat sundulan kepala.

Kesedihan Barcelona makin menjadi di pengujung pertandingan. Ketika Blaugrana berusaha merebut setidaknya satu gol untuk modal leg kedua, mereka malah menderita gol keempat.

Serangan balik yang dipimpin Julian Draxler diakhiri penyelesaian akhir memukau dari Mbappe. Barcelona tak berdaya dan hanya mendapatkan satu tambahan tembakan tepat sasaran di babak kedua.

Mauricio Pochettino meracik strategi tepat untuk PSG melawan Barcelona. 

Mauricio Pochettino, arsitek anyar PSG layak mendapat pujian atas keberhasilan PSG meraih kemenangan di leg pertama ini. Harus berduel lawan Barcelona tanpa Neymar dan Angel Di Maria, Pochettino memainkan formasi 4-2-3-1.

Marco Verratti yang bisa tampil di laga ini didorong lebih maju dan duet jangkar dipercayakan pada Paredes serta Idrissa Gueye yang digantikan oleh Ander Herrera di awal babak kedua karena sudah menerima kartu kuning. Formasi 4-2-3-1 ini tentu bisa fleksibel menjadi 4-3-3 ketika Mbappe dan Kean naik membantu serangan.

Moise Kean dan Kylian Mbappe jadi gelandang serang yang bisa maju-mundur membantu pertahanan dan serangan. Sementara target man diisi oleh Mauro Icardi yang terus hadir di kotak penalti Barcelona.

Ketika Kean dan Mbappe maju ke depan, PSG juga sering mengirimkan dua full back mereka, Alessandro Florenzi dan Layvin Kurzawa sering ikut maju ke depan.

Barcelona kalah segalanya dari PSG di babak kedua.

Saat full back maju ke depan, Mbappe dan Kean sering melakukan tusukan ke dalam sehingga ada ruang untuk Florenzi dan Kurzawa untuk melesat di sisi lapangan.

Tanpa pengawasan ketat dari gelandang Barcelona yang seharusnya ikut turun membantu pertahanan, Kurzawa dan Florenzi akhirnya jadi kunci penting dalam dua gol awal PSG.

Kurzawa tak terkawal di proses gol pertama sebelum ia melepaskan umpan ke Verratti yang kemudian memberi assist pada Mbappe. Sedangkan pada gol kedua, umpan silang Florenzi berujung pada kemelut dan lahirnya gol kedua Mbappe.

Secara umum, pemain-pemain PSG lebih bugar dari segi fisik. Mbappe dan kawan-kawan bisa lebih banyak berlari dan menerapkan pressing ketat terhadap Barcelona yang coba menyusun serangan secara perlahan.

Sedangkan Barcelona, gelandang mereka minim kreativitas plus lini belakang yang rapuh membuat PSG dengan mudah mengoyak pertahanan mereka. Serangan Barcelona terlihat lambat dan mereka kepayahan untuk mengantarkan bola ke sepertiga akhir pertahanan PSG.

Barcelona bisa saja menyesali kegagalan Ousmane Dembele saat skor 1-0 atau kegagalan peluang Antoine Griezmann dalam skor 1-1 yang bisa saja mengubah alur pertandingan.

Namun yang jelas di babak kedua permainan seluruhnya menjadi milik PSG. 'Les Parisiens' pulang dengan senyum usai membuat Barcelona tampak compang-camping di rumah mereka sendiri.

(ptr/nva)

 

Artikel ini diambil dari:

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20210217065255-142-607139/barcelona-compang-camping-dirusak-psg

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama