Kemenag: Semana Santa layak menjadi ikon Nasional dalam bingkai kerukunan antarumat beragama karena perayaan keagamaan tersebut tidak hanya melibatkan umat Katolik, tetapi juga menyertakan banyak pihak dalam suasana toleransi atau kerukunan umat beragama.
Hal itu disampaikan Dirjen Bimas Katolik Kementerian
Agama (Kemenag) Yohanes Bayu Samodro, saat bertemu Bupati Flores Timur Antonius
Hubertus Gege Hajon, di rumah jabatan Bupati Flores Timur (Flotim), Sabtu
(6/2/2021).
Kemenag, jelasnya, memang berharap perayaan Semana
Santa di Larantuka bisa dijadikan sebagai event nasional dalam bingkai
kerukunan umat beragama.
Pasalnya, perayaan keagamaan tersebut tidak hanya
melibatkan umat Katolik, tetapi juga menyertakan banyak pihak dalam suasana
toleransi atau kerukunan umat beragama.
Suasana proses laut pada Semana Santa di Larantuka |
"Bapak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
mempunyai perhatian akan perayaan ini dan mempunyai harapan akan menjadikan
Larantuka sebagai ikon Katolik dan kebangsaan di tingkat nasional, bahkan
dunia," ujar Yohanes di laman resmi Kemenag, Selasa (9/2/2021).
Menurutnya, Gereja Katolik merupakan bagian dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasalnya, kemerdekaan Indonesia bukan sebuah
pemberian, bukan juga perjuangan golongan tertentu, tetapi usaha dan perjuangan
seluruh masyarakat Indonesia, termasuk umat Katolik.
Bayu mengatakan perpaduan antara agama dan budaya
dalam tradisi Semana Santa merupakan sebuah kolaborasi yang kuat dalam bingkai
kerukunan di Flores Timur.
Ritual keagamaan ini bisa menjadi ikon tidak hanya
untuk Indonesia, tetapi juga dunia.
“Salah satu program pendukung lain yang diusulkan
adalah membangun sebuah monumen kebangsaan di Larantuka dengan ikon kekatolikan
sebagai sebuah simbol kebangsaan dalam bingkai kerukunan umat beragama,”
ujarnya.
Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hajon
menyambut baik rencana Kemenag mengangkat tradisi perayaan Semana Santa di
Larantuka ke level nasional bahkan dunia.
"Pemerintah daerah tentunya menyambut baik
rencana pemerintah pusat ini karena Tradisi Perayaan Semana Santa sudah menjadi
ikon Flores Timur saat ini," ungkap Anton.
Dia mengungkapkan, lewat tradisi Semana Santa ini
ada berbagai potensi yang dapat dikembangkan di Flores Timur. Mulai dari
tradisi keagamaan dan kerukunan umat beragama, budaya hingga potensi wisata
milik Flores Timur.
Sebelumnya, Dirjen Bimas Katolik juga telah
menyampaikan harapan Menag saat bersilaturahmi dengan pemimpin Gereja Katolik
di Flores Timur, Yang Mulia Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung, Pr.
Uskup Larantuka pun menyambut baik rencana tersebut dan berterima kasih kepada
Kemenag atas segala perhatiannya dalam pembangunan bidang agama di Flores
Timur.
Seperti diketahui, tradisi Semana Santa kerap
ditunggu-tunggu gelarannya karena menyajikan kegiatan yang sangat
menarik.
Semana Santa telah menjadi ikon kuat Flotim yang
menarik ribuan peziarah serta wisatawan setiap tahunnya.
Sajak Gua Maria Kateri-Kabupaten Malaka-NTT (Puisi Musikalisasi Teruntuk Bunda Maria)
Hutan Kateri Kabupaten Malaka: Cantikmu Tercemar? (Seruan Kritis Dalam SajakPuisi Sampah dan Hutan)
Tradisi Lisan: Filsafat Rakyat Jelata yang Punah?
Menteri Agama
Berharap Tradisi Pekan Suci Semana Santa Jadi Ikon Katolik di Indonesia
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas |
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas disebut
berharap agar tradisi keagaamaan selama Pekan Suci di Larantuka, Kabupaten
Flores Timur, yang dikenal dengan Semana Santa bisa menjadi ikon Katolik di
Indonesia.
Informasi demikian disampaikan Dirjen Bimas Katolik,
Yohanes Bayu Samodro dalam sebuah pertemuan dengan Bupati Flores Timur,
Antonius Hubertus Gege Hajon di Larantuka, Sabtu, 2 Februari 2021.
“Bapak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mempunyai
perhatian akan perayaan ini dan mempunyai harapan akan menjadikan Larantuka
sebagai ikon Katolik dan kebangsaan di tingkat nasional, bahkan dunia,” ujar
Bayu di laman resmi Kemenag, Selasa, 9 Februari.
Bayu menyebut, Semana Santa layak menjadi ikon
Nasional dalam bingkai kerukunan antarumat beragama karena perayaan keagamaan
tersebut tidak hanya melibatkan umat Katolik, tetapi juga menyertakan banyak
pihak dalam suasana toleransi atau kerukunan umat beragama.
Bayu mengatakan perpaduan antara agama dan budaya
dalam tradisi Semana Santa merupakan sebuah kolaborasi yang kuat dalam bingkai
kerukunan.
“Salah satu program pendukung lain yang diusulkan
adalah membangun sebuah monumen kebangsaan di Larantuka dengan ikon kekatolikan
sebagai sebuah simbol kebangsaan dalam bingkai kerukunan umat beragama,”
ujarnya.
BupatiHajon menyambut baik rencana tersebut dan
menyatakan bahwa lewat tradisi Semana Santa ini ada berbagai potensi yang dapat
dikembangkan di wilayahnya, mulai dari tradisi keagamaan dan kerukunan umat
beragama, budaya hingga potensi wisata.
Sebelumnya, Dirjen Bimas Katolik juga telah
menyampaikan harapan Menag saat bersilaturahmi Uskup Larantuka, Mgr
Fransiskus Kopong Kung, Pr. Uskup juga ikut menyambut baik rencana tersebut.
Semana Santa dimulai dari Minggu Palma, Rabu Abu,
Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga perayaan Minggu Paskah. Prosesi
penting selama Semana Santa yang pertama ialah berdoa dan menyucikan jiwa di
kapel saat Rabu Trewa. Kemudian pada hari Kamis Putih ada ritual Tikam Turo,
yaitu meletakkan lilin di sepanjang jalan sejauh 7 kilometer.
Di hari yang sama, umat Katolik memandikan Patung
Bunda Maria, yang juga disebut patung Bunda Tuan Ma, yang disimpan di Kapel
Tuan Ma.
Keesokan harinya saat Jumat Agung, ada ritual Sesta
Vera, ketika patung Yesus Kristus dibawa diarak lewat laut dan diletakkan di
samping Patung Bunda Maria. Setelahnya, ada Sabtu Santo dan Minggu Paskah
sebagai puncak acara.
Berita ini diambil dari: