Ilustrasi |
Ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada Rabu
(18/02/21), sekira pukul 21.00 WITA, dengan posisi leher terikat menggunakan
kain, serta ada luka tusukan di bagian dada.
Menurut keterangan dua orang saksi Rusli Toli (46),
yang saat itu datang ke gereja, korban merupakan suami dari seorang pendeta
bernama Hevie Manggribeth.
“Kami datang ke gereja untuk menengok apakah korban
sudah makan atau belum. Sampai di depan pintu, korban sudah dalam keadaan
gantung diri di jendela gereja, dengan menggunakan kain putih,” kata Rusli.
Menurut dia, korban diduga mengalami gangguan
mental. Sementara itu, istri korban Pdt Hevie Manggribeth (52), mengaku shock
saat mengetahui bahwa suaminya tewas gantung diri di dalam gereja. Pasalnya,
saat kejadian, dirinya sedang berada di kebun di Desa Atoga.
Lihat Juga:
Detik-detik Istri Sah Bawa Anak gagalkan pernikahan di Gereja
Sang Waktu dan Atmosfir Kehidupan Harus Damai
Iman Seseorang apakah harus dilembagakan?
“Salah satu jemaat saya memberitahukan bahwa, suami
saya tewas gantung diri di gereja. Padahal, dia pernah bilang ke pak pendeta,
kalau dia ingin bertobat dan memperbaiki diri,” kata Hevie.
Saat ditanya, apakah korban mengalami gangguan
mental, ia mengungkapkan bahwa sudah hampir satu tahun tidak bertemu dengan
korban.
“Kami sudah lama tidak bertemu. Dan dia memang mulai
sedikit ada gangguan mental,” ungkapnya.
Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Boltim
AKP Edy Susanto mengatakan, korban langsung dilarikan ke Puskesmas Tutuyan
Kecamatan Tutuyan, selanjutnya, telah mengirimkan surat permintaan autopsi luar
dan dalam dan masih menunggu hasil dari autopsi, yang dilakukan di Rumah Sakit
Bhayangkara Manado.
“Saat ini, masih menunggu hasil autopsi. Barang
bukti yang ditemukan di TKP ada pisau, serta ada cairan di dalam celana
korban,” ujar Edy.
***
Sumber Berita:
https://www.ikatolik.net/2021/02/seorang-pria-asal-tombolikat-boltim-tewas-gantung-diri-di-gereja.html