Ilustrasi |
Apakah kita yakin rumah
yang setiap hari dibersihkan benar-benar sudah berubah jadi bersih?
Baru-baru ini saya
merasa harus segera merapikan kamar tidur yang sudah sekitar beberapa
tahun ditempati.
Selama ini yang saya
membersihkan hanya dengan menyapu saja. Saya pikir sudah cukup. Lagi pula di
kamar hanya sendiri.
Ternyata hanya untuk
merapikan kamar 3x4 meter tidak cukup waktu setengah hari. Banyak debu di
pojokan dan di bawah ranjang. Bahkan barang yang ditaruh dalam rak ada yang
berdebu.
Komputer dan beberapa
laptop yang sudah tahunan tidak dipakai pun sudah terkena debu. Padahal kamar
sangat jarang dibuka. Dari mana datangnya gerangan?
Itu baru urusan debu.
Setelah bongkar lemari dan rak satu plastik demi satu plastik sampah atau
barang yang sudah tak terpakai dibuang. Kertas-kertas juga lumayan banyak.
Saya sampai tidak habis
pikir dari mana sampah bisa sebanyak itu. Dua tong sampah depan teras rumah penuh.
Bingung sendiri. Sayang sampah. Coba semua itu uang.
Karena urusan
membersihkan kamar ini bergelas air dan kopi tandas. Melebihi dari jatah yang
biasa saya minum.
Ketika membersihkan debu
dan sampah yang ada di kamar ini, otak saya berpikir dan angan melayang
membayangkan dengan kondisi kamar yang ada di dalam tubuh ini.
Pasti juga setiap kamar
yang ada sudah menumpuk sampah dan racun. Baik kotoran yang kasatmata maupun
tidak yang berpengaruh pada kondisi raga dan batin.
Mungkin kita berpikir
sudah menjalankan pola hidup sehat demi menjaga kesehatan. Menjaga hati dan
pikiran membersihkan dengan ibadah, refleksi, dan pengendalian
diri
Namun seperti halnya
debu-debu yang saya temukan di kamar maka debu-debu berupa racun yang ada dalam
makanan dan minuman, hati dan pikiran pun bisa menyusup ke dalam tubuh. Tanpa
kita sadari. Perlahan, seiring waktu semakin menumpuk.
Oleh sebab itu mengapa
ada kegiatan rutin dalam agama-agama setiap tahun untuk pembersihan tubuh,
pikiran, dan hati dari segala debu-debu kotoran. Misalnya dengan berpuasa.
Melakukan pertobatan.
Sejatinya adalah
demikian tujuan dari ritual keagamaan yang wajib dijalani.
Seperti kondisi kamar
setelah saya bersihkan secara menyeluruh. Ada perasaan berbeda ketika melihat
kondisi yang ada. Tentu ada rasa nyaman. Suasana hati pun terasa lega menatap
ruangan yang tertata rapi dan bersih.
Jadi, adalah penting
sekali melakukan pembersihan diri secara menyeluruh dengan cara apa pun yang
ada dalam keyakinan kita. Apalagi itu merupakan kewajiban.
Jangan sampai semua
kotoran yang ada menjadi kerak dan berkarat. Debu-debu sudah menjadi batu.
Bayangkan bila kondisinya sudah seperti ini, bagaimana cara membersihkannya
lagi?
Apakah harus menunggu
sampai hal ini terjadi baru ada kesadaran diri?
Inspirasi Jalan Setapak
Jumat, 26 Maret 2021
Lihat Juga:
Kisah Mengharukan Seniman Muslim Jateng Pembuat Kolase Bunda Maria Terbesar di Dunia
Relasi Cinta Kakak Adik dari Satu Rahim
Mencintai Harus Berlandaskan Iman Bukan Hanya Karena Nyaman