Kisah Fransiska, Satpol PP yang Sukses Jadi Doktor dengan IPK 4,00

Kisah Fransiska, Satpol PP yang Sukses Jadi Doktor dengan IPK 4,00

Fransiska Dyah Puspitasari saat diwisuda. Perempuan yang kesehariannya bertugas di kesatuan Satpol PP kabupaten Gresik ini sukses jadi Doktor dengan IPK 4,00. Foto-foto: Dok.Pribadi


Setapak rai numbei  --Di kalangan masyarakat masih ada stigma tak mengenakan terkait petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yakni sebagai tukang obrak. Stigma ini pun tak dipungkiri oleh Fransiska Dyah Puspitasari, perempuan yang kesehariannya bertugas di kesatuan Satpol PP kabupaten Gresik. Dengan ilmu yang telah didapatkannya di bangku kuliah Pascasarjana (S3) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fransiska ingin turut berkontribusi dalam meningkatkan kinerja anggota Satpol PP.

Fransiska pun mengangkat tema disertasi dengan judul 'Kinerja Anggota Satpol PP Ditinjau dari Kompetensi, Motivasi, dan Kepuasan Kerja dengan Persepsi Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Kerja Sebagai Variabel Intervening di Provinsi Jawa Timur.'

"Saya bergelut dengan profesi Satpol PP sejak 2005. Dengan mengetahui unsur-unsur variabel dalam disertasi maka saya dapat mengetahui kunci untuk meningkatkan kinerja Satpol PP," jelas Fransiska kepada Basra, Selasa (16/3).

Hasilnya, disertasi tersebut mengantar ibu tiga anak ini sebagai salah satu wisudawan terbaik periode Maret 2021 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 4,00.

Fransiska tak menyangka akan torehan prestasi yang berhasil diraihnya. Mengingat bukan hal yang mudah bagi Fransiska untuk bisa menyelesaikan disertasinya tepat waktu.



"Lokasi sample disertasi saya ada di 8 kabupaten dan Satpol PP pusat (Provinsi Jatim). Apalagi waktu mengerjakan saya juga sedang hamil. Jadi sangat luar biasa perjuangannya," tukas Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ini.

Tak hanya ketika mengerjakan disertasi yang butuh perjuangan tersendiri, saat menjalani kuliah Fransiska juga harus ekstra disiplin dalam membagi waktu, antara pekerjaannya di kesatuan Satpol PP, dosen tidak tetap D3 Keperawatan Unair, hingga tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

"Alhamdulillah saya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, 2 tahun 11 bulan. Ya harus ada tekad yang kuat. Kalau sudah punya tekad, kendala seperti apapun Inshaa Allah bisa dihadapi," tukasnya.

Melalui prestasi yang telah diraihnya ini, Fransiska juga ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa profesi Satpol PP tak boleh dipandang sebelah mata. Meski kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat ketika menjalankan tugasnya, namun sejatinya Satpol PP adalah garda terdepan dalam pemerintahan.

"Kami adalah garda terdepan dalam penegakan Perda dan perlindungan masyarakat," tegasnya.


***

Referensi Berita:

https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/kisah-fransiska-satpol-pp-yang-sukses-jadi-doktor-dengan-ipk-4-00-1vMlZUGAHNw/full

 

Lihat Juga:

Filosofi Semut Dalam Dunia Kerja

Hidup Sederhana: Hidup Sesuai Kebutuhan Bukan Hidup Melarat

Ketika Menunggu Menjadi Sebuah Keharusan



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama