Selama satu minggu kita
diajak untuk masuk ke dalam misteri Allah-Manusia dalam diri Yesus Kristus yang
mengalami penderitaan dan kesengsaraan.
Tentu saja fokus kita
bukan pada sengsaranya, namun pada Pribadi Yesus Kristus yang mengalami
kesengsaraan itu, yang disebabkan oleh dosa manusia.
Maka kesengsaraan ini
berkaitan dengan dosa manusia dan bagi keselamatan manusia. Dalam hal inilah
kita secara khusus diundang untuk masuk dalam perjalanan akhir hidup Yesus di
dunia dan bagaimana pergolakanNya sebagai manusia bagi kita semua.
Selama Pekan Suci kita
akan mengikuti secara lebih dekat hidup dan pemberian diri Yesus dengan membaca
Kitab Suci, sesuai dengan Liturgi Gereja.
Untuk itu kita bisa
mempersiapkan dan melihatnya dari berbgai media sosial yang sudah memuatnya.
Dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci, khususnya bagian khusus di Pekan
Suci ini, kita akan masuk lebih dalam lagi untuk mengenal Tuhan Yesus dan diri
kita.
Ambillah kesempatan
pribadi untuk merenungkannya dan membawanya di dalam doa. Selain itu kita juga
dapat membagikannya di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing. Inilah
saat doa dan saat bersama Tuhan secara lebih intim.
Kesempatan yang baik
sekarang ini, kita dapat ikut merayakan Ekaristi harian secara online, silakan
disiapkan sarananya dan pilihan Misa yang kita inginkan.
Perayaan Ekaristi akan
menambah kekayaan rohani pribadi kita, karena kita juga ikut menghadirkan Tuhan
di dalam rumah kita masing-masing.
Kehadiran Tuhan inilah
yang menambah kekuatan dan kekayaan iman kita secara pribadi. Selama tiga hari
(Senin, Selasa dan Rabu), kita mengikuti secara seksama proses perjalanan akhir
hidup Yesus.
Inilah saat istimewa
bagi perjalanan iman kita, maka kita ingin sungguh merenungkannya melalui
sarana yang ada pada kita.
Pujian dan Penghinaan (Perayaan Minggu Palma)
Pekan Suci diawali
dengan Perayaan Minggu Palma, yang selalu kita rayakan secara meriah. Kita
diajak masuk bersama Yesus ke kota Yerusalem, yang menjadi pusat peribadatan
orang Yahudi karena di sanalah Kenisah Allah terletak.
Sebuah gambaran yang
indah, karena hal ini juga mau mengingatkan kepada kita semua bahwa kita pun
akan menuju kota Yerusalem, yakni yang abadi di Surga.
Daun palma dan hamparan
pakaian menjadi bagian penyambutan kedatangan Yesus yang menunggangi seekor
keledai.
Suasana sukacita dan
kegembiraan seperti menyambut seorang raja. Tentu saja suasana ini, yang biasa
kita lakukan, sekarang tidak akan terjadi, namun tetap kita rayakan.
Dengan merayakannya
dari rumah, kita bisa menyiapkan daun palma. Bisa dipegang atau ditaruh di
meja. Dengan daun palma, kita ikut serta menyambut Yesus yang memasuki
Yerusalem, memasuki rumah dan keluarga kita masing-masing.
Selanjutnya kita
membuka hati untuk mendengarkan dan merenungkan bacaan Kitab Suci yang
disajikan pada hari ini.
Secara khusus kita akan
mendengarkan Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus. Inilah saat untuk masuk dalam
misteri Tuhan Yesus yang disambut dan kemudian dihina serta disalibkan. Sebuah
perubahan drastis terjadi.
Bawalah permenungan ini
ke dalam kehidupan kita, di saat kita memuji dan memuliakan Tuhan dan ketika
kita menjauh serta menyakiti Tuhan.
Dengan kesadaran ini
pula kita merayakan Ekaristi Minggu Palma ini seraya membawa sikap tobat dan
penyesalan diri di seluruh perjalanan Pekan Suci ini.
Jika tidak ada daun
palma, tidak mengapa. Bayangkan daun palma adalah sebagai sesuatu yang ada pada
kita, yang ingin kita persembahkan kepada Tuhan.
Misteri Paskah (Trihari
Suci)
Sekarang kita masuk ke
dalam bagian inti dari seluruh rangkaian Pekan Suci ini, yakni Trihari Suci.
Disebut Trihari Suci, karena masa khusus ini terdiri dari tiga hari, yaitu
Kamis – Jumat – Sabtu.
Ketiganya menjadi satu
rangkaian yang tidak terpisahkan yakni Misteri Paskah, di mana kita mengyahati
Sengsara – Wafat – Kebangkitan Yesus Kristus.
Oleh sebab itulah kita
selalu merayakannya, ketiganya dan bukan hanya salah satu saja.
Memasuki Trihari Suci
menjadikan kita semakin memahami dan mensyukuri karya keselamatan Tuhan bagi
kita semua.
Selain itu kita pun
semakin mengenal Pribadi Yesus Kristus, yang selama ini menjadi pusat dan
sumber iman kita.
Oleh sebab itulah, kita
dapat menjadikan Trihari Suci ini sebagai kesempatan kita untuk masuk ke dalam
masa ‘Triduum’, yakni tiga hari untuk merefleksikan secara khusus puncak
penebusan kita semua.
Jadikanlah tiga hari
ini sebagai hari hening supaya semakin mampu membawa seluruh permenungan
Misteri Paskah ini ke dalam hidup pribadi kita sehingga membawa sebuah
pembaharuan hidup.
Baik kiranya kita
membawa keprihatinan dunia terhadap covid-19 ke dalam doa dan permenungan
selama Trihari Suci, sehingga seluruh dunia ikut serta dalam permenungan kita.
Marilah kita siapkan
diri kita dan semua yang dibutuhkan untuk ikut serta dalam Perayaan Trihari
Suci secara online ini.
Walaupun kita mengikuti
perayaan dari rumah, namun hati dan seluruh diri kita bersatu dengan seluruh
Gereja yang sedang merayakan semua perayaan iman ini.
Oleh sebab itulah semua
persiapan juga perlu dilakukan seperti jika kita akan merayakannya di gereja.
Inilah kesempatan yang dapat kita gunakan bagi permenungan pribadi lebih
mendalam.
Perintah Kasih yang Diwariskan (Kamis Putih)
Perjamuan terakhir dan pembasuhan kaki
Perayaan Kamis Putih
pada hari ini menghantar kita masuk ke dalam Perayaan Misteri Paskah yang
menjadi puncak serta sumber iman kita.
Pada hari ini, tepatnya
malam hari ini kita bersama merayakan Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama
para rasulNya. Dan kita pun ingin ikut serta di dalamnya sebagai para rasul
Yesus di jaman sekarang.
Maka mari kita hadirkan
diri kita di dalam Perjamuan Yesus ini. Dari Perjamuan Malam Terakhir Yesus
inilah lahir Perayaan Ekaristi, yang kita rayakan sampai hari ini.
Berawal dari Perjamuan
Paskah Yahudi dan diubah oleh Yesus menjadi Perayaan Paskah Baru dengan Tuhan
Yesus sendiri sebagai Domba Paskah yang dikorbankan bagi keselamatan kita
semua.
Dalam Perjamuan inilah
Tuhan Yesus mengambil roti dan anggur, dan Ia menjadikan dan merubahnya menjadi
Tubuh dan DarahNya yang diberikan bagi keselamatan semua manusia. Kita semua
menerima makanan kehidupan saat kita menerima Tuhan Yesus di dalam hidup kita.
Pada Kamis Putih, Tuhan
Yesus berpesan kepada para rasulNya untuk melakukan dan meneruskan Perayaan
Perjamuan.
Maka lahirlah pula
Sakramen Imamat. Para imam hadir di dalam kehidupan kita untuk meneruskan
amanat Yesus ini hingga hari ini. Maka baiklah juga, pada kesempatan ini kita
juga mendoakan para imam.
Disebut ‘putih’, karena
pada Malam Perjamuan ini lahir Hukum Kasih. Hal itu tampak dari pemberian diri
Yesus pada umat manusia. Kedua tampak dari tindakan Yesus sebagai pelayan yang
membasuh kaki para rasulNya. Kasih Tuhan Yesus itulah yang menjadi pusat permenungan
kita pada malam ini.
Jika memungkinkan,
dalam Perayaan ini, baiklah di rumah dan keluarga masing-masing, kita saling
membasuh kaki. Kita ingin menghadirkan kembali Kasih Tuhan secara nyata di
tengah keluarga kita.
Inilah saat terindah
bagi kita. Walau dunia resah melawan pandemik covid-19, tapi kita mampu hadir
penuh harap karena merasakan kasih Allah yang nyata hadir di tengah
keluarga.
Perayaan Perjamuan
Tuhan ini, kita akhiri dengan keheningan dan doa pribadi sambil merenungkan
Tuhan Yesus yang berdoa di Taman Getsemani dalam sakrat mautNya.
Cinta dan Pengorbanan (Jumat Agung)
Hari ini adalah hari
pantang dan puasa bagi kita semua. Fokus kita pada perayaan ini adalah Yesus
yang tersalib, Yesus yang menderita sebagai pemberian total hidupNya kepada
Bapa dan demi keselamatan semua manusia.
Pemberian diriNya dalam
Perjamuan Malam terakhir di hari Kamis Putih lalu, sekarang disempurnakanNya
dengan pemberian diriNya secara total dengan kematianNya.
Kaitan yang erat antara
kematian Yesus dengan ketaatan serta kesetiaanNya kepada Bapa demi keselamatan
manusia.
Kisah Sengsara pada
hari ini menjadi bagian pokok permenungan kita untuk masuk lebih dalam dan
menyadari cinta dan pengorbanan Yesus.
Hari ini kita juga
membawa semua doa dan harapan dalam Doa Umat khusus. Bersamaan dengan itu
pula, kita membawa doa-doa kita secara pribadi kepada Yesus yang membuka
hatiNya bagi kita semua.
Salib menjadi bagian
perhatian kita pada hari ini, maka ketika prosesi dan penghormatan Salib, kita
pun ikut serta di dalamnya. Sebaiknya pada hari ini, kita semua menyiapkan
salib yang ada di rumah kita dan membersihkannya.
Tentu saja bukan
bendanya yang menjadi perhatian, namun melalu sarana ini, kita ingin sungguh
menyatukan hati dengan Yesus yang telah mempersembahkan hidupNya bagi kita
semua. Salib ini menjadi tanda kehadiran Tuhan di dalam kehidupan kita.
Jadikanlah hari ini
hari yang hening, hari permenungan pribadi. Masuklah ke dalam diri kita
masing-masing dalam doa, refleksi dan dengan merenungkan Kitab Suci juga Renungan
7 Sabda Yesus di Salib, yang bisa disiapkan.
Keheningan dan Kemenangan (Sabtu Suci – Vigili
Paskah)
Dalam suasana sunyi dan
sepi kita memasuki hari ini, inilah Sabtu Sepi karena Yesus telah wafat dan
dimakamkan. Hal ini mau membawa kita pada kesadaran akan kesunyian makam dan
Yesus dibaringkan sendiri di sana.
Inilah saat kita masuk
ke dalam diri kita sendiri sambil menemani Yesus yang terbaring di makam.
Suasana redup menjadikan kita lebih menyadari apa artinya kematian Yesus bagi
kita.
Walaupun sudah terjadi
lama, namun hari ini hadir kembali di dalam hidup kita. Inilah yang menjadi
bagian permenungan kita sepanjang pagi hingga sore hari.
Sore dan menjelang
malam, kita masuk dalam Vigili Paskah atau malam berjaga menyambut Kebangkitan
Tuhan Yesus. Perayaan malam ini akan menutup rangkaian Trihari Suci kita dengan
perayaan meriah.
Sebaiknya kita dengan
sepenuh hati mengikutinya dari rumah masing-masing. Siapkan juga “lilin paskah”
selain lilin yang ada di “meja altar” kita di rumah.
Kita ingin menghayati
Malam Paskah, walaupun di tempat terpisah, kita dapat mengikuti dan
melakukannya sendiri dengan penuh khidmat.
Malam Paskah dibuka
dengan Perayaan Cahaya. Cahaya dari api yang diberkati dan selanjutnya menjadi
api bagi Lilin Paskah, menjadi tanda Kristus yang bangkit mulia.
Kebangkitan itulah yang
bercahaya dan menembus kegelapan malam dan makam, yang perlahan-lahan akan
menerangi seluruh kegelapan hidup kita serta menghancurkan dosa kita semua.
Lilin bernyala menjadi
tanda kehadiran Tuhan Yesus yang mulia di dalam kehidupan kita dan sekarang di
tengah keluarga kita. Bersamaan dengan dinyalakan lilin umat, nyalakan pula
lilin kita masing-masing dan setelah Pujian Kemuliaan, kita nyalakan lilin di
‘altar’ kita masing-masing.
Liturgi Sabda
menampilkan serangkaian bacaan dari Perjanjian Lama yang menggambarkan sejarah
keselamatan manusia yang telah berlangsung sejak dahulu.
Selanjutnya masuk dalam
Perjanjian Baru dengan puncaknya Kisah Kebangkitan Tuhan Yesus. Baiklah dengan
seksama kita mendengarkan dan meresapkan semua bacaan yang didengarkan.
Jika mungkin kita juga
dapat membacanya sendiri dan merenungkannya sebelum misa online berlangsung.
Pada malam ini juga
kita akan membaharui Janji Baptis kita secara khusus sebagai tanda pembaharuan
hidup kita di hadapan Tuhan.
Maka baiklah sebelum
merayakan Pekan Suci dan Trihari Suci ini, kita telah mempersiapkan diri dengan
pertobatan pribadi walaupun Sakramen Tobat belum bisa kita terima secara
personal.
Perbaruilah Janji
Baptis sambil meresapkan setiap pertanyaan yang disampaikan Imam dalam Perayaan
ini. Secara rohani, kita semua akan menerima berkat khusus menjadi manusia baru
dalam terang Kebangkitan Tuhan Yesus.
Masuklah ke dalam
Perjamuan Paskah malam ini dan terimalah Berkat Paskah yang akan diberikan di
akhir perayaan.
Kita masuk ke dalam
sukacita Kebangkitan Yesus dengan bersama berseru atau menyanyikan Alleluia,
yang selama Masa Prapaskah tidak terdengar.
Terimalah kembali Tubuh
Kristus secara rohani dan sadari kehadiranNya di dalam hati dan diri kita
masing-masing pada saat ini.
Walaupun keadaan dunia
sedang sakit, namun Yesus tetap berada dan menjaga hidup dan jiwa kita semua
dari serangan yang jahat.
Kita akhiri perayaan
ini dengan memberikan salam Paskah dan berbagi Berkat Kebangkitan Tuhan dengan
yang ada bersama kita pada malam ini, dalam keluarga kita.
Kumandang Sukacita Ilahi – Perayaan Paskah
Pekan Suci ini
sempurnakan dengan Perayaan Minggu Paskah, sebagai perayaan Kebangkitan Yesus
dan pewartaan akan kebangkitanNya.
Mari kita rayakan
Kebangkitan Tuhan ini dengan ucapan syukur, baik pribadi maupun bersama, karena
karya Tuhan yang begitu besar di dalam kehidupan kita.
Tentu saja bukan
pertama-tama secara fisik, namun secara jiwa dan rohani. Bawalah diri kita
masing-masing di hadapan Tuhan yang telah menjaga kita dengan makanan rohani
setiap hari selain makanan jasmani yang kita terima dari alam ciptaan ini.
Kita rayakan Ekaristi
ini dengan penuh sukacita sekaligus kesederhanaan dengan menyadari penyertaan
Tuhan bagi kita semua.
Bawalah ucapan syukur
kepada Tuhan yang telah memungkinkan kita semua merayakan Pekan Suci ini secara
khusus dan khusuk bersama keluarga dan seluruh Gereja Umat Allah.*
Lihat Juga:
Daraskan Doa Rosario di Sudut Rumah Sakit, Dokter Ini Viral
Manny Pacquiao: Hidup Terlalu Singkat Baca Alkitab
Menakjubkan Gereja dan Pemukiman Kuno Ditemukan di Mesir