Alfian bersama ayahnya dijenguk Kades Sawit, Maryadi, Klaten, Selasa (2/3/2021). Foto: Achmad Syauqi/detikcom |
Namun kondisinya saat ini tak membuat Alfian patah
arang. Warga Dusun Dalem, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, itu
bercita-cita memiliki tangan robotik dan bisa jadi ahli komputer.
"Ya inginya pengin punya tangan yang robotik.
Biar bisa tetap beraktivitas," kata Alfian saat ditemui detikcom di
rumahnya, Selasa (2/3/2021).
Alfian yang didampingi kedua orang tua dan pamannya
itu mengatakan keinginannya tersebut juga agar tidak menyusahkan orang lain.
Karena dengan tangan robotik yang bisa digerakkan, dia bisa mulai untuk kembali
mandiri.
"Ya pengin yang robotik. Bisa digerakkan
sehingga bisa berkarya," lanjut Alfian.
Paman Alfian, Purwanto, yang juga juru bicara
keluarga menjelaskan, saat perawatan Alfian di rumah sakit pihak keluarga sudah
mengupayakan agar kedua tangannya bisa dipertahankan. Tapi dua minggu kemudian
akhirnya pilihan sulit datang karena harus diamputasi.
"Dari awal sudah kita usahakan tapi titik
akhirnya harus diamputasi. Sebab dua minggu berselang tidak ada perkembangan
membaik dan tangan kanan menghitam," kata Purwanto.
Purwanto menjelaskan, tangan Alfian yang diamputasi
pertama adalah tangan kanan. Dua minggu kemudian tangan kiri yang harus
diamputasi.
"Dua minggu setelah tangan kanan, tangan kiri
mulai menghitam, membusuk. Oleh dokter disarankan juga diamputasi sebab jika
tidak bisa meracuni jaringan di dalam tubuh," papar Purwanto.
Menurut Purwanto, keponakannya ingin punya tangan
robotik yang dari berbagai informasi harganya sampai Rp 400 juta. Saat ini
keponakannya itu mulai bangkit dan bisa beradaptasi dengan kondisinya. Berbagai
aktivitas dilakukan dengan jari kaki.
"Mulai belajar adaptasi, apa-apa sekarang dengan jari kaki. Termasuk menggunakan HP sampai laptop bisa dengan kaki," imbuh Purwanto.
Lihat Juga:
Hidup adalah memilih dan dipilih
Ketika Menunggu Menjadi Sebuah Keharusan
Kiat Sembuhkan Racun Impian: Motivasi Jalan Setapak Akar Rumput
Selain ingin punya tangan robotik, lanjut Purwanto, Alfian ingin tetap meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi. Bahkan sudah mendaftar penerimaan mahasiswa baru di dua perguruan tinggi.
"Sudah mendaftar kuliah tinggal nunggu seleksi.
Satu di UNY jurusan pendidikan teknik informatika dan teknik komputer Undip,
sejak dulu ingin jadi ahli komputer," ujar Purwanto.
Sementara itu, Kepala Desa Sawit, Maryadi,
mengatakan keluarga Alfian masuk sebagai penerima bantuan sosial pemerintah
pusat karena tergolong keluarga tidak mampu.
"Jadi keluarga masuk kategori tidak mampu, ada
stikernya di rumah. Dia (Alfian) tidak berharap uang tapi harapannya kalau ada
lembaga yang membantu membuatkan tangan robotik itu yang diharapkan," kata
Maryadi
Diberitakan sebelumnya, kisah pilu Alfian Fahrul
Nabila (18) siswa kelas XI salah satu SMK di Klaten yang dua tangannya
diamputasi viral di media sosial. Kedua tangannya diamputasi setelah tersengat
aliran listrik saat mengikuti praktik kerja lapangan (PKL).
Kisah pilu anak pertama pasangan, Wagimin (55) dan
Tri Ismani (54) itu terkuak setelah sempat viral di media sosial. Kisah pilu
warga Dusun Dalem, Desa Sawit, Kecamatan Gantiwarno, Klaten itu diunggah di
beberapa grup Facebook dan mendapatkan seribuan tanggapan.
Salah satu akun Fthya***** mengunggah kisah Alfian
di grup Facebook ISK-Info seputar Klaten.
Disertai foto Alfian bertelanjang dada dengan tangan
teramputasi diiringi kalimat cerita di antaranya sebagai berikut:
"Alfian seorang siswa kelas XI yang sedang belajar
praktik industri di dunia usaha tak akan menyangka bakal kehilangan kedua
tangannya saat PKL....."
Kisah Alfian ini diunggah empat hari yang lalu dan
kini sudah menuai 1.208 tanggapan dan ratusan komentar dari netizen. Postingan
itu juga diunggah di grup atau akun media sosial lain seperti KabarKlaten dan
lainnya.
***
Referensi Berita:
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5478098/siswa-smk-yang-kehilangan-2-tangan-saat-pkl-ingin-tangan-robotik-bisa-kuliah/