Bagi lapangan usaha,
ketika kondisi seperti ini, pilihan yang paling rasional adalah melakukan
pemangkasan biaya untuk menekan pengeluaran agar mendapatkan profit atau
minimal tidak merugi terlampau tinggi. Salah satu pilihannya adalah memangkas
jumlah tenaga kerja yang kemudian muncullah fenomena PHK terjadi di mana-mana,
dan secara otomatis menyebabkan pengangguran meningkat.
Bagi penduduk usia
muda, Covid-19 yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat menjadi beban
tersendiri. Pasalnya, Indonesia saat ini tengah memasuki suatu fase yang
langka, yakni bonus demografi.
Bonus demografi adalah
suatu kondisi di mana proporsi penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang
usia non produktif. Pada fase ini, rasio ketergantungan (dependency ratio) akan berada di bawah taraf 50% yang artinya dua
orang usia produktif akan menanggung setidaknya satu orang usia non produktif.
Bonus demografi tersebut diprediksi mencapai puncaknya 2030 sebelum akhirnya
akan menunjukkan kembali peningkatan rasio ketergantungan dan melewati fase ini
pada tahun setelahnya.
Meskipun bonus
demografi sebenarnya merupakan peluang untuk meningkatkan perekonomian suatu
negara, tetapi kondisi bonus demografi saat ini sedang mengalami gangguan
akibat pandemi. Jika sudah demikian, generasi muda pada era pandemi ini harus
bersiap mengantre cukup panjang untuk mendapatkan pekerjaan karena daya serap
di pasar tenaga kerja yang sedang lesu.
Beralih
Pandemi telah membuat
sebagian besar sektor lapangan usaha mengalami kontraksi ekonomi. Bahkan,
Indonesia masuk dalam jurang resesi dengan selama dua kuartal berturut-turut mencatatkan
pertumbuhan ekonomi yang negatif, yakni pada kuartal III dan IV tahun 2020
lalu.
Meskipun hampir seluruh sektor terdampak, tetapi masih ada sektor ekonomi yang mencatatkan kinerja pertumbuhan positif selama pandemi berlangsung. Salah satu sektor tersebut adalah pertanian. Pada kuartal I-2020 sektor ini tumbuh sebesar 0,01 persen, kemudian naik menjadi 2,20 persen pada kuartal II, pada kuartal III mengalami penurunan sedikit menjadi 2,16 persen dan pada kuartal IV 2020 menunjukkan bahwa pertumbuhan pertanian tumbuh sebesar 2,59 persen.
Dengan kinerja yang baik tersebut, sektor pertanian menjadi salah satu tiang
penyangga perekonomian nasional di tengah Krisis ekonomi. Karena kokohnya
sektor pertanian dari guncangan ekonomi saat pandemi, masyarakat yang
sebelumnya menggantungkan hidupnya pada sektor non-pertanian, kemudian
terdampak hilangnya pendapatan yang diterima akibat krisis, akhirnya memilih
untuk beralih memasuki lapangan kerja di sektor pertanian.
Menurut data BPS, pada Agustus 2020 terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja di
sektor tersebut sebesar 29,76 persen dibandingkan Agustus 2019.
Lihat Juga:
Pertanian: Tanah sebagai Sarana dan Sumber Kehidupan
Pemuda-pemudi Jangan Malu Menjadi Petani
Sejarah Pertanian di Indonesia
Petani Milenial
Sebelum pandemi, barangkali kaum muda menganggap petani bukan merupakan suatu pekerjaan yang keren. Tidak jarang juga, orangtua yang bekerja di sektor tersebut mengharapkan anaknya tidak akan melanjutkan usahanya karena dekatnya petani dengan kemiskinan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan adanya fenomena krisis penuaan di sektor pertanian Indonesia.
Lain halnya setelah
pandemi melanda. Krisis ekonomi akibat pandemi turut juga membawa masyarakat
khususnya usia muda untuk kembali memasuki dan menggeluti usaha di sektor
pertanian. Justru, kini bermunculan petani-petani muda yang menamakan dirinya
"petani milenial". Petani milenial inilah yang kiranya menjawab
tantangan krisis penuaan pada sektor yang vital bagi keberlangsungan pangan
nasional ini.
Hadirnya generasi
milenial ini menjadi angin segar bagi sektor pertanian kita. Pasalnya, generasi
milenial merupakan generasi yang memiliki semangat dan daya kreativitas tinggi.
Kesehariannya yang dekat dengan teknologi juga menjadi kelebihan dibandingkan
petani-petani generasi sebelumnya. Dengan demikian, tidak jarang banyak petani
milenial yang mampu mengembangkan, berinovasi, hingga akhirnya meraih kesuksesan
dari usaha ini.
Perlu Didorong
Pandemi Covid-19 yang
menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia telah membawa kembali
minat generasi muda untuk bertani. Alhasil, sumber daya manusia pertanian
kembali teregenerasi dengan hadirnya "petani milenial". Pemerintah
perlu mendorong, memberikan dukungan, serta memberikan bantuan yang dibutuhkan
bagi mereka yang sedang merintis usaha di bidang pertanian ini.
Hal itu dimaksudkan agar sektor pertanian kita semakin maju ke depannya dengan
generasi milenial sebagai aktornya dan teknologi sebagai alatnya. Sehingga
sektor pertanian mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas lagi,
berkontribusi secara maksimal bagi perekonomian, serta turut terlibat dalam
mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Inspirasi Jalan Setapak
Jumat, 16 April 2021