“ Kami adalah komunitas
yang memaafkan, dan saya tahu bahwa beberapa orang telah berjuang dengan barang
seludupan (narkoba) di daerah kami, dan orang ini (pelaku) adalah salah
satunya,” kata Marie Wood, selaku Kepala Gereja St. Theresa Point First.
Dilansir Winnigpeg Free Pres, Kepala Gereja Marie
A. Wood mengatakan, kobaran api menyala sekitar satu jam setelah misa di
Gereja. Kobaran api itu berasal dari pintu masuk Gereja.
“ Syukurlah,
tidak ada yang terluka karena semua umat sudah pergi saat Misa usai. Tetapi,
bagi kami di sini yang merupakan 99 persen Katolik, sangat kehilangan, karena
Gereja ini adalah satu-satunya tempat ibadah bagi kami. Tidak ada yang tersisa
di sana lagi. Itu benar-benar memilukan, terutama karena itu terjadi pada
Paskah,” tuturnya.
Umat yang menyaksikan
hanya bisa pasrah dan menangis melihat Gereja mereka terbakar habis. Banyak
umat merasakan kesedihan karena ternyata lonceng minggu Paskah menjadi yang
terakhir mereka dengarkan.
Sementara itu, Pastor Victor Ferdinand, selaku gembala di Gereja tersebut menguatkan seluruh umat yang merasakan kesedihan. Ia berdoa supaya seluruh umat di situ memperoleh keselamatan.
Lihat Juga:
Indahnya Toleransi, Potret Banjir Kudus
Ini Alasan Mengapa Paus Bertandang Fransiskus
Jaringan Xl Axiata Terganggu Pasca Banjir Bandang di NTT
Galang Dana
Selama setahun
terakhir, umat bahu membahu dalam upaya penggalanan dana untuk mencoba dan
membangun gereja baru.
“ Yang satu ini (gereja
yang terbakar) memiliki banyak masalah struktural dan pipa. Sehingga perlu
perbaikan, tetapi sekarang kita hanya melihat puing-puingnya saja”.
Atas peristiwa ini,
umat dan masyarakat setempat berencana untuk bekerja sama memulihkan dampak
bencana tersebut. Upaya penggalangan dana pun kembali akan dilakukan.
“ Kami selalu memiliki
keyakinan bahwa dibalik hal tersebut selalu ada pesan dan alasan kuat untuk
bangkit. Yang bisa kami lakukan sekarang adalah mengingat kenangan indah
bersama Gereja itu, dan menjadikannya sebagai pegangan di hati untuk bangkit
bersama”, tutur Wood.