Pada zaman dahulu,
pernikahan merupakan sesuatu yang direncanakan oleh orang tua. Pihak wanita
dijodohkan oleh orang tua dengan pria pilihan mereka. Saat itu, pernikahan tidakk
terlalu mementingkan perasaan cinta di dalamnya. Banyak pria dan wanita yang
menolak untuk menikah karena tidakk saling mencintai, tetapi beberapa dari
mereka melakukannya demi kebahagiaan orang tua.
Apakah di abad ini,
masih ada yang terpaksa menikah padahal tidak saling cinta? Semisal si
laki-laki sudah sukses ingin menikahi si wanita yang dikagumi padahal tidak
pernah saling bertemu. Bahkan lebih parahnya lagi orang tua bahkan keluarga
dari si wanita memaksakan si wanita untuk menikahi si lelaki sukses itu. Apakah
benar si lelaki itu sukses atau hanya dijadikan tameng? Oh, beberapa masih
melakukannya. Selain karena dijodohkan, ada yang merasa pasrah karena
usia yang sudah terbilang melepas lajang, dan ada yang merasa dia tidak punya
pilihan lagi. Menikah sekarang atau menjomblo selamanya.
Memang, banyak orang
tua kita yang menikah tanpa rasa cinta di dalamnya, perasaan tersebut tumbuh
seiring dengan berjalannya waktu. Memang tidak ada yang salah, apakah kamu mau
menikah tanpa rasa cinta atau dengan rasa cinta, semua itu tergantung pada
keputusan di tanganmu. Tetapi, ada baiknya kamu membaca akibat buruk dari
pernikahan yang berlandaskan tanpa rasa cinta.
Rumah Tanggak Tidak Harmonis
Kehidupan rumah tangga
yang dijalani oleh pasangan yang menikah tanpa saling mencintai berjalan
hambar, nggak harmonis, bahkan diwarnai pertengkaran. Suami dan istri pun hanya
menjalankan kewajiban sesuai dengan perannya dalam rumah tangga, suami
bekerja mencari nafkah dan istri melayani suami.
Jika kalian merasa
hambar dan jengah karena selalu berdebat sepanjang hari, bisa saja pasangan
akan mencari kenyamanan di luar. Dan kenyamanan di luar tersebut dapat menggoyahkan
pernikahan kalian.
Banyak Godaan
Setelah merasa
kehidupan rumah tangga yang hambar dan selalu ada pertengkaran, sangat besar
kemungkinan godaan dari luar untuk datang. Pernikahan pun menjadi goyah. Bisa
saja pasangan menemukan orang lain atau mantan yang memberikan rasa cinta
padanya. Dia pun dapat meninggalkan hubungan sewaktu-waktu dengan berdalih , “aku
nggak mencintainya, buat apa tinggal bersamanya lagi.”
Cinta adalah “penguat” dalam
hubungan pernikahan kalian. Dengan cinta, pasangan suami-istri akan menjadi
lebih dekat, lebih mesra, dan dapat menciptakan suasana harmonis dalam rumah
tangga. Dengan mencintai pasangan, kita bisa mempertahankan hubungan dari
gangguan luar yang menerpa rumah tangga.
Anak adalah Korban
Jika kalian sudah
memiliki anak tapi pernikahan masih nggak berwarna, alias tanpa cinta, akan
berakibat buruk pada anak. Dia membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya untuk
tumbuh, dan juga belajar cinta. sepandai-pandainya kalian bersandiwara di
depannya, lambat laun anak akan mengetahu kalau orang tuanya ternyata nggak
saling mencintai. Hal ini akan berpengaruh pada psikologisnya.
Sekali lagi, tidak ada
yang salah kok, untuk menikah tanpa rasa cinta di dalamnya. Hal tersebut adalah
keputusanmu, pilihanmu. Meskipun banyak orang tua yang mengatakan rasa cinta
bisa tumbuh seiringnya waktu, tapi tidak menjamin hal yang sama terjadi
denganmu, kan? Jika kalian bisa menikah dengan cinta, mengapa harus memilih
untuk membangun rumah tangga yang tidak dilandasi rasa cinta?
Lihat Juga:
Wajah Cinta Dalam Kesederhanaan
Cinta Sederhana Versi Sapardi Djoko Damono
Yang Mahah Sesungguhnya Bukan Biaya Hidup Tetapi Gaya Hidup