Kisah Ajaib Mama Rensa, Selamat dari Banjir Lembata Setelah Doakan Doa Aku Percaya

Kisah Ajaib Mama Rensa, Selamat dari Banjir Lembata Setelah Doakan Doa Aku Percaya



Setapak rai numbei - - - Mama Emirensiana Wua (51) merupakan salah satu warga Desa Lamawolo, Kecamatan Ile Ape Timur yang selamat, setelah kampung ini diterjang banjir pada Sabtu (3/4) malam hingga Minggu (4/4) subuh. 

Mama Rensa, demikian sapaan akrabnya mengisahkan bagaimana dia bersama suami dan dua anaknya selamat dari terjangan banjir bandang yang meluluhlantakkan desa ini, dan beberapa desa lainnya di Kabupaten Lembata.

Bencana banjir bandang dan longsor ini menyebabkan puluhan nyawa di NTT melayang, puluhan rumah porak poranda dan fasilitas umum rusak. Lembata dan Flores Timur merupakan dua kabupaten yang terparah diterpa bencana ini. 

Bumi Lamaholot berduka. Di balik itu, ada kisah mama Rensa selamat dari bencana ini, meski dia sempat terseret banjir. 

Dalam sebuah wawancara dengan pemilik channel youtube Atagoran News Project di lokasi pengungsian SMP Negeri 1 Nubatukan, mama Rensa menceritakan kisahnya.

Kisah Mama Rensa

Pada saat hari kejadian, tepat setelah mereka sekelurga pulang sembahyang Sabtu Suci pukul 09.00 WITA, hujan lebat disertai guntur terjadi begitu mengerikan.

Suami Mama Rensa, masih terbaring lemah karena mengalami sesak napas. Sementara, ia sendri juga sedang mengalami sakit flu dan batuk.

Ketika hujan pertama turun, banjir datang membuat Mama Rensa sekeluarga berinisiatif untuk mengungsi ke rumah adiknya di atas bukit. 

Namun, karena hujan sangat deras mereka diajak tetangganya yang memiliki rumah tembok untuk berlindung. 

Mama Rensa masih cemas soal kondisi di tempat tersebut, ia kemudian mengajak serta kedua anaknya untuk menyusul sang suami yang sudah lebih dulu ke atas bukit.

Peristiwa malang terjadi, belum sempat mereka sampai ke perbukitan banjir bandang datang. 

Mama Rensa yang berjalan paling depan terjebak di tengah banjir sementara kedua anaknya dia suruh agar balik ke rumah tetangga mereka bersama sekitar 20 orang pengungsi lainnya.


Lihat Juga:

Bibir Pantai Motadikin Kabupaten Malaka Dikecup Ombak

Sajak Setelah Banjir Datang

Hujan dan Tangis, Sebuah Sajak/Puisi Untuk Bencana Alam di NTT


Berdoa Aku Pecaya

Di tengah situasi itu, satu-satunya pelindung Mama Rensa hanya tembok sebuah bangunan yang sebagian besar sudah hancur diterjang banjir dan batu besar.

Namun, Mama Rensa tidak kehilangan harapan. Di tengah ketakutannya, dia memanggil Tuhan untuk melindunginya dan kedua anaknya yang lari ke tempat lain.

"Saya memukul tembok itu dan berdoa: Tuhan tolong. Tuhan Tolong. Tolong bantu saya. Tuhan Tolong. Tolong bantu dua anak saya" ungkap Mama Rensa yang melanjutkannya dengan doa Aku Pecaya dan Salam Maria dua kali.

Setelah berdoa, Mama Rensa semakin berani untuk menyeberang ke tempat lebih aman. Sambil terus meminta pertolongan Tuhan, ia mencoba meletakan kakinya ke tanah tetapi keburu terbawa banjir.

Pada saat itu, ia langsung membuang tas yang dibawa beserta semua pakaian yang ia kenakan agar tidak tersangkut material banjir.

Dibantu Tuhan

Ia kemudian berani berenang sambil sesekali membersihkan wajahnya yang penuh lumpur. Naasnya, selama berenang kakinya tesambar seng dan terluka. Kepalanya juga dihantam batu besar yang membuatnya sempat merasa pusing.

Dia terus berdoa, dan mendapat mukjizat. Badannya terasa ringan dan seperti sedang didorong untuk bisa sampai ke daratan.

Mama Rensa akhirnya bisa bertemu suaminya yang sudah aman di atas bukit. Banyak orang tidak percaya dirinya selamat dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Belakangan baru mereka mengetahui, kedua anaknya bersama pengungsi lain di rumah tetangga juga selamat. Mama Rensa kemudian mensyukuri karya penyelamatan Tuhan tersebut.*** Ikatolik.net

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama