Mama Rensa, demikian
sapaan akrabnya mengisahkan bagaimana dia bersama suami dan dua anaknya selamat
dari terjangan banjir bandang yang meluluhlantakkan desa ini, dan beberapa desa
lainnya di Kabupaten Lembata.
Bencana banjir bandang
dan longsor ini menyebabkan puluhan nyawa di NTT melayang, puluhan rumah porak
poranda dan fasilitas umum rusak. Lembata dan Flores Timur merupakan dua
kabupaten yang terparah diterpa bencana ini.
Bumi Lamaholot berduka.
Di balik itu, ada kisah mama Rensa selamat dari bencana ini, meski dia sempat
terseret banjir.
Dalam sebuah wawancara
dengan pemilik channel youtube Atagoran News Project di lokasi pengungsian SMP
Negeri 1 Nubatukan, mama Rensa menceritakan kisahnya.
Kisah Mama Rensa
Pada saat hari
kejadian, tepat setelah mereka sekelurga pulang sembahyang Sabtu Suci pukul
09.00 WITA, hujan lebat disertai guntur terjadi begitu mengerikan.
Suami Mama Rensa, masih
terbaring lemah karena mengalami sesak napas. Sementara, ia sendri juga sedang
mengalami sakit flu dan batuk.
Ketika hujan pertama
turun, banjir datang membuat Mama Rensa sekeluarga berinisiatif untuk mengungsi
ke rumah adiknya di atas bukit.
Namun, karena hujan
sangat deras mereka diajak tetangganya yang memiliki rumah tembok untuk
berlindung.
Mama Rensa masih cemas
soal kondisi di tempat tersebut, ia kemudian mengajak serta kedua anaknya untuk
menyusul sang suami yang sudah lebih dulu ke atas bukit.
Peristiwa malang
terjadi, belum sempat mereka sampai ke perbukitan banjir bandang datang.
Mama Rensa yang
berjalan paling depan terjebak di tengah banjir sementara kedua anaknya dia
suruh agar balik ke rumah tetangga mereka bersama sekitar 20 orang pengungsi
lainnya.
Lihat Juga:
Bibir Pantai Motadikin Kabupaten Malaka Dikecup Ombak
Hujan dan Tangis, Sebuah Sajak/Puisi Untuk Bencana Alam di NTT
Berdoa Aku Pecaya
Di tengah situasi itu,
satu-satunya pelindung Mama Rensa hanya tembok sebuah bangunan yang sebagian
besar sudah hancur diterjang banjir dan batu besar.
Namun, Mama Rensa tidak
kehilangan harapan. Di tengah ketakutannya, dia memanggil Tuhan untuk
melindunginya dan kedua anaknya yang lari ke tempat lain.
"Saya memukul
tembok itu dan berdoa: Tuhan tolong. Tuhan Tolong. Tolong bantu saya. Tuhan
Tolong. Tolong bantu dua anak saya" ungkap Mama Rensa yang melanjutkannya
dengan doa Aku Pecaya dan Salam Maria dua kali.
Setelah berdoa, Mama
Rensa semakin berani untuk menyeberang ke tempat lebih aman. Sambil terus
meminta pertolongan Tuhan, ia mencoba meletakan kakinya ke tanah tetapi keburu
terbawa banjir.
Pada saat itu, ia
langsung membuang tas yang dibawa beserta semua pakaian yang ia kenakan agar
tidak tersangkut material banjir.
Dibantu Tuhan
Ia kemudian berani
berenang sambil sesekali membersihkan wajahnya yang penuh lumpur. Naasnya,
selama berenang kakinya tesambar seng dan terluka. Kepalanya juga dihantam batu
besar yang membuatnya sempat merasa pusing.
Dia terus berdoa, dan
mendapat mukjizat. Badannya terasa ringan dan seperti sedang didorong untuk
bisa sampai ke daratan.
Mama Rensa akhirnya
bisa bertemu suaminya yang sudah aman di atas bukit. Banyak orang tidak percaya
dirinya selamat dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Belakangan baru mereka
mengetahui, kedua anaknya bersama pengungsi lain di rumah tetangga juga
selamat. Mama Rensa kemudian mensyukuri karya penyelamatan Tuhan tersebut.*** Ikatolik.net