Satukan Budaya dan Agama, Muslim Wamena di Jayapura Papua Gelar Tradisi Bakar Batu

Satukan Budaya dan Agama, Muslim Wamena di Jayapura Papua Gelar Tradisi Bakar Batu

Foto tradisi bakar batu di Jayapura Papua/Tangkap layar/Antaratv //aini/


Setapak rai numbei - - - Komunitas Muslim Wamena yang tinggal di Jayapura, menggelar tradisi masyarakat pegunungan tengah Papua, yakni tradisi bakar batu saat Ramadhan. Bakar batu merupakan salah satu budaya masyarakat pegunungan tengah Papua yang hingga kini masih dilakukan untuk berbagai kepentingan.

Pada tradisi bakar batu ini selain menggunakan umbi-umbian, biasanya menggunakan daging babi sebagai bahan utama yang dipakai dalam tradisi tersebut. Dikarenakan sebagian besar masyarakat Papua memeluk agama Kristen maupun Katolik.

Proses batu tersebut bisa memakan waktu 2-3 jam, nantinya di dalam bara batu itu dimasukkan berbagai bahan pangan untuk diasapi yang nantinya saat matang dikonsumsi secara bersama-sama.

Prosesi bakar batu biasanya dilakukan untuk merayakan momen besar, seperti upacara perdamaian setelah perang suku. Bagi komunitas muslim Wamena tradisi itu biasa dilakukan menyambut Ramadhan.

Hal  tersebut merupakan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT sehingga mereka bisa kembeli bertemu dengan bulan suci Ramadan. 

Adapun demikian, pelaksanaan bakar batu juga kerap dilakukan pada hari-hari lain seperti Idul Fitri ataupun Idul Adha, atau pada momen-momen tertentu.

Sementara itu, tradisi batu ini sedikit dimodifikasi komunitas muslim Wamena. Komunitas muslim Wamena di Kampung Meteo, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura ini menggelar ritual bakar batu menggunakan daging ayam.

Salah satu tokoh Komunitas Muslim Wamena, Michael Aso atau akrab disapa Imran Aso memaparkan bahwa dalam acara bakar batu yang digelar bersama ini mengubah objek yang dimasak karena bentuk penyesuain bagi mereka.

Lihat Juga:

Kisah Panggilan Sepasang Kekasih Menjadi Imam dan Suster

Dewi Sri dan Hariti dalam Masyarakat Jawa Kuno

Wujud Mumi dari Papua, Bikin Merinding

"Sejak nenek moyang kami yang sudah memeluk agama Islam terlebih dahulu, jadi kami kalau bakar batu ya ganti dengan daging ayam, sapi atau daging kambing," ujar Imran.

Menurut Imran, bulan Ramadan menjadi berkah juga untuk pihaknya. Berbagai pihak kerap datang dan memberikan bantuan, seperti kali ini ritual bakar batu yang dilakukan oleh komunitas muslim Wamena bekerjasama dengan PT Pertamina Regional VIII Maluku-Papua.

Sementara itu, menurut Unit Manager Communication, Relation and CSR MOR VIII PT. Pertamina Papua-Maluku (Persero) Edi Mangun mengatakan jika tradisi bakar batu sengaja ditampilkan untuk mengenalkan tradisi turun temurun tersebut kepada khalayak.

Utamanya manajemen PT Pertamina yang sebagian besar merupakan dari luar Papua.

"Saya sebagai salah satu manajer yang kebetulan juga orang Papua ingin mengenalkan kepada jajaran pimpinan Pertamina Regional VII,” katanya.

Selain untuk itu, pihaknya juga mengaku ingin bersilaturahmi bersama masyarakat muslim Wamena.

Ia juga menjelaskan bahwa masakan hasil bakar batu ini cukup higienis untuk dikonsumsi.***


Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Lihat Video Upacara Adat Cukur Rambut Suku Mamulak, Kampung Numbei Kabupaten Malaka, NTT



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama