BPIP Ajak KWI Giat Bumikan Pancasila |
Pernyataan Uskup Agung Jakarta itu disampaikan saat menerima Silaturahmi
Ramadhan jajaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Gedung KWI,
Cikini, Jakarta Pusat, Senin (10/5). Acara yang digelar langsung dan daring
tersebut bagian dari kunjungan BPIP ke berbagai organisasi keagamaan di Tanah
Air.
Suharyo melanjutkan, ia selalu mengajak umat Katolik untuk mewarisi semangat
para pendiri bangsa. Termasuk yang disuarakan Uskup Agung Soegijapranata dahulu
kala soal cinta Tanah Air.
Kata dia, bentuk cinta Tanah Air itu diterjemahkan umat Katolik dalam berbagai
bentuk konkrit, misalnya terlibat aktif dalam Sumpah Pemuda 1928.
"Jadi yang diingat dalam doa itu adalah Hari Kebangkitan Nasional 1908,
Sumpah Pemuda 1928, dan Pancasila pada 18 Agustus 1945," kata Suharyo.
Lihat Juga:
Dua Mukjizat dari Bencana Alam di Lembata, NTT
Penampakan Bunda Maria di Dunia (Mukjizat Tuhan Itu Nyata)
Penampakanm Bunda Maria di Guadalupe kepada St. Juan Diego
Sejak 2016, lanjutnya,
Keuskupan Agung Jakarta selalu mengajak umatnya untuk mengamalkan Pancasila.
Setiap tahun, setiap sila dipelajari, mulai dari sila pertama sampai kelima.
Selanjutnya didalami dalam dinamika ideologi, lalu diterjemahkan dalam gagasan
dan tindakan.
"Harapannya dengan dinamika itu, ideologi Pancasila dan gagasan yang
diterjemahkan itu dapat menjadi watak umat Katolik," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, anggota Dewan Pengarah BPIP Rikard Bagun mengajak
semua pihak untuk meningkatkan kolaborasi, sinergi, dan harmonisasi dalam
mendorong penguatan ideologi Pancasila.
Kata dia, saat ini ada
dua tantangan yang dihadapi di internal dan eksternal. Tantangan internal
berupa kekecewaan dari segi implementasi Pancasila terutama sila kedua
"Sekarang banyak sekali ujaran kebencian. Selain itu, adalah sila kelima
Keadilan Sosial," ujar Rikard.
Sementara tantangan
dari luar tentang ideologi tandingan. Ini dikatakan Rikard membuat persoalan
rumit dan ekspresinya telah dirasakan lewat sikap intoleransi dan ujaran kebencian.
Dengan silaturahmi ini, ia berharap berbagai persoalan bisa teratasi dengan
makin giat membumikan nilai Pancasila. "Tujuan BPIP datang ke sini untuk
berbagi persoalan tantangan internal kita," kata Rikard.
Sementara itu, Kepala BPIP Yudian Wahyudi kembali mengajak masyarakat
bergotong-royong mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. "Tujuannya agar umat beragama di Indonesia
tetap rukun, adil, dan makmur," ucap Yudian.
Mantan Rektor UIN
Yogyakarta ini menegaskan, kebhinekaan adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri. Perbedaan suku, bahasa, hingga agama adalah bukti nyata bangsa
Indonesia luar biasa. Beruntung ada Pancasila sebagai falsafah negara yang
sering disebut meeting point. "Menyatukan beragam macam bentuk dan
pandangan dalam mewujudkan cita-cita bangsa," tutur Yudian.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi I BPIP Prakoso, Deputi II BPIP K.A.
Tajuddin, Deputi IV BPIP Baby Siti Salamah, dan Stafsus Ketua Dewan Pengarah
Romo Benny Susetyo. Sementara Wakil Kepala BPIP Hariyono, dan jajaran lain
mengikuti secara daring. (CM)