Ilustrasi Iron Dome milik Israel. (Foto: Jack GUEZ / AFP) |
Serangan
roket dari Gaza ini diketahui sudah berlangsung sejak Senin (10/5), namun
sebagian besar tidak mencapai target sebab dihalau Iron Dome.
Iron
Dome merupakan sistem pertahanan udara Israel yang berbasis di darat. Fungsinya
mengintervensi roket dan artileri jarak dekat.
3 elemen utama
Menurut
Missile Threat, sistem Iron Dome punya tiga elemen utama yakni ELM 2084
Multmission Radar (MMR), battle management and weapon control system (BMC), dan
unit penembakan yang dilengkapi senjata roket pencegat Tamir.
Iron
Dome inu memiliki roda dan dapat berpindah tempat lantaran mampu mendeteksi
serangan roket dari jarak 4 hingga 70 kilometer, kemudian meluncurkan roket
pencegat Tamir yang akan menghancurkan roket penyerang di udara.
Roket
pencegat Tamir sepanjang 3 meter, diameter 0,16 meter, dengan berat 90
kilogram. Tamir yang satu unit seharga US$100 ribu (Rp1,4 miliar) dapat
menempuh jarak hingga 40 kilometer.
Aksi
Iron Dome menghalau roket dari Gaza dengan meledakkannya di udara sempat
ditunjukkan akun Israel Defence Forces di media sosial. Terlihat roket saling
bertabrakan dan membuat langit gelap berwarna kemerahan.
Harga
satu unit Iron Dome diperkirakan mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,4
triliun. Satu unit Irone Dome disebut dapat menjaga area seluas 150 kilometer
persegi.
Beroperasi sejak 2011
Iron
Dome menyelesaikan pengetesan final pada Juli 2010 dan dinyatakan dapat
beroperasi pada 2011. Saat ini Iron Dome berperan penting dalam pertahanan
berlapis Israel untuk melindungi dari serangan misil jarak dekat, mortar, dan
roket.
Iron
Dome dapat membedakan antara roket yang mengancam wilayah populasi dan akan
jatuh tanpa berpotensi terlalu membahayakan.
Iron
Dome telah menghalau lebih dari 1.500 target antara 2011 hingga April 2016.
Keberhasilan di Atas 80 Persen
Selama
konflik dengan Hamas, pejabat Israel mengklaim Iron Dome mencegah 85 persen
dari 400 roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza yang diprediksi ditargetkan ke
populasi sipil.
Eurasian
Times menyebutkan Iron Dome dikembangkan Israel, namun laporan juga bilang
Amerika Serikat ikut mendanai pengembangan setelah beroperasi pada 2011.
Melalui
pendanaan itu akhirnya AS memiliki hak produksi terhadap Iron Dome. Israel juga
membuka kemitraan dengan perusahaan persenjataan AS bernama Raytheon untuk
memproduksi beberapa komponen Iron Dome.
Dikabarkan
sekitar 55 persen komponen sistem Iron Dome diproduksi di AS. Saat ini, Israel
memiliki 10 unit Iron Dome, setiap unit terdiri dari tiga hingga empat peluncur
stasioner, 20 roket Tamir, dan radar medan perang. Beberapa negara di Timur
tengah atau Arab sempat tertarik membeli Iron Dome. *** cnnindonesia.com