Ali Kalora (kiri) dan Qatar (kanan). Foto: Istimewa |
“Sehingga, bagi warga Poso atau simpatisannya, tak
ada alasan lagi untuk mendukung keberadaan kelompok ini,” kata Komandan Korem
132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, Selasa (18/5).
Seperti diketahui dari 9 orang anggota MIT, ada 4
orang Poso yakni Ali Kalora, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad
Gazali alias Ahmad Panjang.
Sementara itu 4 orang lainnya yakni Qatar alias
Farel alias Anas, Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galuh dan Askar alias Jaid
alias Pak Guru berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Adapun Jaka Ramadan
alias Ikrima alias Rama berasal dari Banten.
Dari informasi dilapangan bahwa empat kombatan asal Poso itu akan menyerah.
Komandan Korem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf. Foto: Dok. PaluPoso
“Empat warga Poso yang bergabung di kelompok MIT
sudah mau menyerah, yang tersisa tinggal empat orang masing-masing dari Bima,
NTB dan satu dari Banten. Semuanya dari luar Sulawesi Tengah. Jadi tidak ada
alasan lagi untuk mendukung mereka,” kata Danrem.
Wakil Komandan Satuan Tugas Operasi Madago Raya ini
menyatakan sekali lagi tak ada alasan bagi warga Poso atau siapapun mendukung
atau memberikan simpati pada kelompok itu. Apalagi sampai membantu atau
mendukung pasokan informasi atau logistik mereka.
"Berhentilah jadi simpatisan. Jangan mau diadu
domba dengan orang luar Poso. Pok MIT
kumpulan teroris dari luar Poso, mengacaukan Poso dengan mengatasnamakan
agama Islam," ujar Perwira Kopassus kelahiran Bangkalan, Madura, 6 Juli
1969 ini. *** kumparan.com