Berikut ini adalah ketiga kesulitan yang sering kita
alami saat mau berdoa.
1. Gangguan
pikiran
Niat awalnya pengen berdoa pribadi. Tapi pikiran ke
mana-mana. Akhirnya, mulut merapalkan doa, tapi pikiran tetap keluyuran ke
mana-mana.
“Memang, pikiran manusia cukup sulit hanya fokus
pada satu hal. Kita punya gambaran atau imajinasi yang terus bergerak bahkan
ketika tidur”.
“Meski
demikian, kita harus tetap fokus. Kita harus berusaha untuk mendisiplinkan
pikiran dan berkonsentrasi, terutama saat berdoa,” kata Paus Fransiskus dalam
audiensi umum, Rabu, 19/5/2021, seperti dilansir dari Vaticannews.va.
Caranya, waspada. Kita mesti terus mengontrol
pikiran saat berdoa. Teruslah berlatih untuk berkonsentrasi.
2. Masa krisis
Masa krisis adalah sebuah tantangan besar. Krisis
tersebut bisa terkait dengan diri sendiri, bisa juga terkait dengan Tuhan.
Dalam masa-masa krisis tersebut, doa menjadi hal
yang sangat sulit untuk dilakukan. Kita terlampau fokus pada perasaan krisis
tersebut, dan lupa melibatkan Tuhan lewat doa-doa pribadi.
Meski demikian, kata Paus Fransiskus, kita tidak
boleh membiarkan doa pribadi kita terbengkalai.
“Kuncinya, kita tidak boleh membiarkan diri kita
memiliki hati yang kelabu,” pesan Bapa Suci Fransiskus.
3. Malas
menghalangi doa pribadi
Perilaku malas menghalangi kita untuk memaksimalkan
doa pribadi, demikian pernyataan Paus Fransiskus.
Dosa yang menghalangi doa adalah kemalasan. Inilah
salah satu dosa dari tujuh dosa mematikan.
Mengutip Katekismus, Paus Fransiskus menjelaskan:
Kemalasan adalah “suatu bentuk depresi karena
praktik pertapaan yang lemah, kewaspadaan yang menurun, kecerobohan hati,” CCC
2733).
Itu adalah salah satu dari tujuh dosa mematikan,
karena didorong oleh kesombongan dan dapat menyebabkan kematian jiwa.
Cara mengatasinya, lawan rasa malas. Kehendak untuk
terus menjalin relasi akrab dengan Tuhan mestinya lebih kuat dari rasa malas.
Bagaimana menurut para pembaca setia Setapak Rai Numbei?