Ilustrasi anak-anak sesdang bermain menggunakan aplikasi TIkTok |
Saat ini penggunaan teknologi semakin maju. Tentu
saja hal ini memberikan sebuah pengaruh di kehidupan sehari-hari karena terbawa
oleh perkembangan zaman yang semakin maju. Salah satu teknologi yang sering
digunakan oleh manusia yaitu ponsel. Ponsel dianggap sangat efektif dan efisien
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti menjalin komunikasi antar sesama,
memesan baju, makanan, alat-alat elektronik, atau kebutuhan hidup lainnya sehingga
dapat dipesan melalui ponsel tanpa perlu keluar rumah.
Di zaman yang semakin maju dan canggih ini, siapa
sih yang tidak mengenal aplikasi TikTok? TikTok merupakan aplikasi yang di
dalamnya berisi video-video pendek yang dipadukan dengan musik. Aplikasi TikTok
menjadi salah satu aplikasi yang saat ini tengah viral di media sosial maupun
di kehidupan sehari-hari. Bahkan, hampir 100 juta orang mengunduh aplikasi
tersebut di ponsel mereka masing-masing. Dengan tujuan sebagai sarana hiburan
dan menjadi salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas.
Aplikasi TikTok ditujukan untuk semua kalangan,
tetapi di dominasi oleh generasi muda. Dengan begitu generasi muda dapat
mengembangkan kreativitasnya melalui konten-konten yang mereka sukai dan penonton
dapat menambah informasi yang nantinya akan berguna untuk diri mereka
masing-masing. Aplikasi TikTok dapat di unduh melalui Playstore ataupun Appstore
oleh semua kalangan, tetapi TikTok menyarankan batas usia yang boleh mengunduh
aplikasi TikTok, yaitu dimulai dari usia 12 tahun ke atas. Sehingga TikTok
menyarankan agar anak-anak di bawah 12 tahun tidak dianjurkan menggunakan
aplikasi TikTok.
Namun, hal tersebut belum dapat menjamin anak-anak
untuk tidak mengunduh aplikasi TikTok. Apalagi penggunaannya sedang populer di
tengah masyarakat sehingga dapat memicu anak-anak untuk menggunakannya atau
istilahnya saat ini disebut dengan kepo. Anak-anak yang dimaksud yaitu seorang
anak yang berusia sekitar 6-11 tahun. Mengapa hal tersebut terjadi? karena pada
umur tersebut tingkat keingintahuan seorang anak sangat tinggi dan mulai
mengenal lingkungan sekitar serta membentuk sebuah karakter dalam diri anak.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? dalam hal ini
peran orang tua sangat penting dalam tumbuh dan kembangnya seorang anak. Orang
tua harus mengawasi pertumbuhan anak agar membentuk karakter yang nantinya
berguna untuk bangsa dan negara. Saat ini banyak sekali anak-anak yang bermain
ponsel dibandingkan bermain bersama teman-temannya karena menurutnya permainan
di ponsel lebih seru dan menyenangkan. Hal tersebut dapat menyebabkan seorang
anak menjadi pendiam atau kurang berinteraksi dengan teman dan lingkungannya
karena terlalu asik dengan ponsel miliknya.
Aplikasi TikTok seringkali menjadi buah bibir di
masyarakat karena konten-konten yang dibuat oleh creator dianggap seru dan
lucu. Mendengar hal tersebut dapat memicu anak-anak untuk mengunduh aplikasi
tersebut. Mengapa anak-anak dilarang menggunakan aplikasi TikTok? karena tidak
semua creator-creator menggunakan bahasa yang baik dan santun sehingga
anak-anak yang menonton video tersebut dapat mengikuti perkataan atau bahasa
yang digunakan oleh orang dewasa. Anak-anak seusia tersebut sangat mudah
mengingat dan mengikuti apa yang dibicarakan oleh orang dewasa.
Anak-anak seharusnya belum boleh diberikan ponsel
karena di usianya hanya dihabiskan untuk bermain bersama teman-temannya atau
belajar hal-hal dasar yang nantinya berguna untuk dirinya sendiri. Namun,
terkadang orang tua memberikan ponsel sebagai sarana hiburan saja. Dengan
kemudahan tersebut, anak-anak dapat dengan mudah mengakses aplikasi TikTok di
ponsel milik orang tuanya. Tetapi, orang tua harus berada di samping anak-anak
ketika menggunakan ponsel dan memberikan nasihat jika diperlukan agar anak-anak
tidak mengikuti perilaku atau bahasa yang tidak baik.
Video-video yang dibuat oleh creator biasanya berisi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada satu hari penuh atau dikenal dengan nama a day in my life, kuliner, review barang
seperti baju, handphone, makeup, perabotan rumah tangga, atau yang lainnya
dengan diiringi musik. Namun, tidak semua creator membuat video-video tersebut
karena mereka ingin membuat konten sesuai dengan keinginan mereka
masing-masing. Misalnya penggunaan bahasa-bahasa gaul seperti kata anjay, anjir, alig, kuy, atau lainnya.
Sehingga tidak dapat menjamin anak-anak terpengaruh bahasa yang disampaikan
oleh orang dewasa. Untuk itu, TikTok tidak menyarankan anak-anak menggunakan
aplikasi tersebut.
Anak-anak yang terpengaruh oleh bahasa yang
disampaikan oleh orang dewasa nantinya akan terus-menerus digunakannya dalam
berkomunikasi baik itu kepada teman ataupun keluarga di kehidupan sehari-hari.
Sudah sepatutnya anak-anak tidak mendengar atau mengikuti bahasa yang digunakan
oleh orang dewasa. Maka, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing
anak dalam bermain ponsel dan memastikan konten yang ditonton berdasarkan
usianya serta membatasi penggunaan ponsel dalam kehidupan sehari-hari atau
membagi waktu antara bermain bersama teman-temannya ataupun belajar.
Selain itu, pengaruh aplikasi TikTok pada anak-anak
juga mempengaruhi di bidang sosial. Anak-anak merasa jika menggunakan aplikasi
tersebut, mereka dianggap gaul oleh teman-temannya karena mengikuti
perkembangan zaman. Tidak hanya itu, ketika mereka bermain bersama
teman-temannya, mereka membahas dengan sangat antusias video-video yang dibuat
oleh creator tersebut serta diiringi dengan canda tawa. Bahkan mereka
mempraktikkan gerakan-gerakan dan hafal musik-musik yang mereka tonton dalam
video di aplikasi TikTok.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka pihak
TikTok sangat tidak menyarankan anak-anak usia 6-11 tahun menggunakan aplikasi
tersebut. Hal tersebut dikarenakan bahasa atau tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh orang dewasa tidak patut untuk ditiru atau dicontoh oleh anak-anak. Maka,
orang tua harus memperhatikan anak-anak mereka ketika menggunakan ponsel dan
memastikan anak-anak tidak terpengaruh hal-hal yang tidak baik dan nantinya
akan memberikan dampak negatif pada anak.