Aku mencintaimu dengan sederhana..
Tak butuh seribu kata rayu yang mengumbar sejuta janji semu..
Cukup ku tunjukan lewat sikap dan perbuatan ku, aku yakin kau bisa menilainya..
Ku
mencintai mu dengan sederhana..
Ibarat kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada api yang menjadikanya debu..
Ibarat isyarat yang tak sempat di sampaikan awan kepada hujan yang menjadikanya
tiada..
Ku
mencintai mu dengan sederhana sayang..
Ku coba membagi senyum ku denganmu..
Ku coba ikut memikul tiap kepedihan yang membebani pundakmu..
Hanya agar kau tahu.. Aku mencintaimu melebihi mereka yang pernah ada di
hidupmu.
Ku terima tiap kelebihan dan kekuranganmu, agar kau sadar.. Aku slalu berusaha
belajar memahamimu.
Aku
mencintai mu dengan sederhana sayang..
Cintaku adalah kelembutan, kasih sayang ku adalah pengorbanan.. Demi engkau..
Cobaan terberat bukanlah ketika aku harus mati demi mempertahankanmu,
tapi..Cobaan terberatku adalah.. Ketika aku harus merelakanmu demi orang lain..
Karena itu ibarat ku tikam jantungku sendiri dengan pisau yang ku asah tajam..
Aku
mencintai mu dengan sederhana sayang..
Jika boleh ku meminta, aku ingin kau jadi milik ku selamanya.
Melewati tiap duka dan tawa bersama hingga usia senja kita..hingga abadi
bersama
Dan ku ingin kau mengerti.. Kau adalah hal paling berarti yang kini aku
miliki..
I
love u..
***
Cintailah pasanganmu dengan sederhana, apa adanya.
Di dalamnya ada ketulusan, penerimaan terbaik sebagai salah satu sikap utama,
dan ungkapan terima kasih atas karunia yang telah diberikan oleh Allah yang sumber cinta abadi itu.
Sederhana dalam mencintai adalah kebaikan. Jangan
berlebihan sehingga mengakibatkan benci dan menduakan cinta kepada Allah, jangan pula pelit hingga cinta itu mudah hilang dari kehidupan rumah
tangga yang tengah kalian bangun dan tumbuhkan.
Cintailah dengan sederhana, sesederhana dirimu yang
memang tak layak berlebihan. Maka lantaran sederhana, ekspresi dan bukti cinta
akan mudah kaulakukan sebab sesuai dengan tabiat kemanusiaan yang memang
melekat dalam diri, pikiran, dan jiwamu.
Jangan berpikir bahwa sederhana tidak termasuk bukti
cinta. Justru, sederhana dalam mencintai yang Anda praktikkan dalam setiap
jejak di sepanjang kehidupan itulah bukti cinta yang sesungguhnya; dan, tak
mudah untuk membiasakannya hingga akhir sejarah cinta Anda berdua.
Mencintai dengan sederhana itu mudah; sebab sesuai
dengan kemampuan terbaik yang kaumiliki. Tak perlu memaksakan diri, apalagi
bersusah payah hingga melupakan hal-hal lain yang lebih wajib untuk dikerjakan
sebagai seorang hamba Allah.
Maka bentuknya amat sederhana, mudah, dan jauh dari
kata atau ungkapan ‘sukar’, ‘mempersulit diri’, ‘memaksakan kehendak’, dan
sejenisnya.
Sehingga, ketika pasangan akan beranjak mencari
nafkah atau pergi ke suatu tempat untuk melakukan urusan yang baik, mencintai
secara sederhana adalah mendaratkan kecupan ringan di kedua pipi dan kening,
dilanjut dengan salam dan cium pungung tangan dengan penuh penghayatan yang
berasa cinta dan rindu.
Kemudian ketika dia yang kita cintai menyampaikan
kabar akan sampai di rumah dalam beberapa waktu yang akan datang, maka bentuk
sederhananya cinta adalah bersiap diri dengan kondisi terbaik untuk
menyambutnya. Jika memungkinkan, dan memang ada sarananya, maka tak perlu segan
untuk menyiapkan minuman kesukaannya. Jika tak ada, segelas air putih yang Anda
sodorkan sesaat setalah ia menghela nafas dan membenarkan posisi duduknya
adalah pekerjaan cinta yang amat sederhana dan semua orang bisa mengerjakannya.
Terus seperti itu, dan amat banyak jumlahnya.
Kesederhanaan dalam mencintai itu terbentang luas sepanjang waktu setelah
bangun tidur hingga Anda berdua akan kembali mendatangi ranjang peristirahatan.
Maka kesederhanaan terakhir yang bisa Anda lakukan, adalah bisikan mesra di
telinga pasangan Anda, “Sayang, terima kasih untuk hari ini yang penuh cinta.
Aku mencintaimu, melebihi cintamu kepadaku. Dan, maafkan atas keterbatasan
cinta, meski aku telah menguapayakan yang terbaik sesuai kemampuanku.