Pemerintah Korea Selatan Membantu Renovasi Tugu Para Martir Katolik

Pemerintah Korea Selatan Membantu Renovasi Tugu Para Martir Katolik

Gwanghwamun Square di Seoul, Korea Selatan. (Foto: Bohao Zhao/Wikimedia)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Pihak berwenang di Seoul, ibu kota Korea Selatan membuat  tugu baru sebagai bagian dari proses renovasi Gwanghwamun Square, sebuah alun-alun wisata, di mana Paus Fransiskus membeatifikasi 124 martir Katolik selama kunjungannya pada tahun 2014.

Tugu baru tersebut berisi penjelasan tentang makna di balik beatifikasi Paul Yun Ji-chung dan 123 sahabatnya yang menjadi martir karena iman mereka pada abad ke-18 dan ke-19. Tugu itu diresmikan pada 6 Agustus, lapor Catholic Times of Korea.

Uskup Auksilier Keuskupan Agung Seoul, Mgr. Benedictus Hee-Song Son dan ketua Komite Pemuliaan Martir Keuskupan Agung itu melakukan proses renovasi bekerja sama dengan otoritas Metropolitan Seoul.

Perdana Menteri Han Duck-soo berharap tugu itu akan memberi pencerahan kepada para pengunjung tentang sejarah bangsa.

“Area itu yang menghubungkan Gwanghawmun Square, Istana Gyeongbok dan Cheong Wa Dae adalah kunci utama dari sejarah panjang kita, kebudayaan dan demokratisasi yang luar biasa,” katanya seperti dikutip Kantor Berita Yonhap.

“Saya mengharapkan agar tugu itu sepanjang Cheong Wa Dae yang telah kembali menjadi bagian dari alun-alun,  akan menjadi tujuan dari para wisatawan dari seluruh dunia,” tambahnya.

Cheong Wa Dae umumnya dikenal sebagai Blue House, bekas kediaman presiden, sementara Gwanghwamun Square berdiri di depan Istana Gyeongbokgung tempat banyak orang Kristen dianiaya dan dibunuh selama pemerintahan dinasti Joseon yang menganut Buddha (1392-1910).

Paul Yun Ji-chung (1759-1791) dan 123 martir lainnya dibunuh karena menolak untuk melepaskan iman mereka (1791-1888).

Dia adalah orang Katolik Korea pertama yang dianiaya dan dibunuh ketika dinasti Joseon memulai penindasan yang mematikan pada masa-masa awal Kekristenan di semenanjung itu.

Menurut catatan Gereja Korea,  antara 8.000 hingga 10.000 umat Katolik menjadi martir karena iman mereka selama penganiayaan yang berlangsung lebih dari satu abad.

Selama upacara beatifikasi di Seoul pada 16 Agustus 2014, Paus Fransiskus memuji para martir Korea itu atas pengorbanan besar mereka.

“Dalam upaya membawa  misteri Tuhan, iman Katolik Roma tidak dibawa oleh para misionaris ke pantai Korea. Sebaliknya, misteri itu masuk melalui hati dan pikiran orang Korea sendiri,” kata Paus Fransiskus.

Ke-124 martir tinggal selangkah lagi menjadi orang kudus dalam Gereja Katolik.

Alun-alun Gwanghwamun yang  direnovasi telah diperluas dan sebagian dipugar menjadi taman. Ini menampung patung-patung perunggu besar dengan Raja Sejong di tengahnya.

Raja Sejong (1397-1450) adalah raja keempat dari dinasti Joseon dan dipuji sebagai salah satu penguasa terbesar dalam sejarah Korea.

Alun-alun yang direnovasi berukuran lebih dari 40.000 meter persegi, lebih dari dua kali lipat ukuran sebelumnya 18.840 meter persegi.

Pihak berwenang telah menanam 5.000 pohon baru, termasuk 300 pohon tinggi, yang secara efektif meningkatkan ruang hijau alun-alun dari sekitar 2.800 meter persegi menjadi lebih dari 9.300 meter persegi, memberikan lebih banyak naungan di musim panas.

Sumber: Korean govt helps renovate Catholic martyrs memorial

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama