Kasih sayang seorang
ibu untuk buah hatinya tak terbatas, walaupun ia diduga menderita gangguan jiwa dan
dipasung.
Kepala Desa Sita,
Kecamatan Ranamese, Manggarai Timur, NTT, Stefanus Belasius Rugu saat dihubungi
KOMPAS.com, melalui sambungan telepon selulernya, Jumat, (16/9/2022) malam,
menjelaskan, awalnya ibu itu mengamuk, membakar pakaian sendiri dan pakaian
anaknya.
Apalagi, di rumahnya
ada mertua laki-laki yang sudah lanjut usia (lansia). Demi keamanan dan
keselamatan, dirinya dipasung di dalam rumah selama dua hari.
Saat dipasung, ibu itu
masih menyusui buah hatinya. Kini, ibu itu sudah dilepas pasungnya oleh
keluarga.
Sang ibu bersama
bayinya sudah dijemput oleh keluarga dan istirahat di rumah orangtuanya di
salah satu kecamatan di Kabupaten Manggarai.
Stefanus menjelaskan, suami pertama dari ibu itu berasal dari salah satu
kampung di Kecamatan Kota Komba. Suaminya itu sudah meninggal.
Kemudian ibu itu menikah
lagi dengan satu warga di salah satu kampung di Kecamatan Rana Mese dan
memiliki buah hati.
Suami keduanya merantau
ke Kalimantan untuk bekerja. Saat ini suami keduanya masih bekerja di
Kalimantan. "Kini ibu itu sudah dilepas pasungnya. Menurut mertua
laki-lakinya,
kondisi ibu itu sudah
membaik, tidak mengamuk lagi, dan bisa mandi serta mengurus bayinya setelah
dibongkar pasungnya. Saat ini ibu itu sudah bersama keluarga orangtuanya di
salah satu kecamatan di Kabupaten Manggarai," jelasnya.
Tanggapan Bupati
Manggarai Timur
Bupati Manggarai Timur,
Agas Andreas saat ditemui KOMPAS.com di ruang kerja Kepala Bagian Organisasi
Pemda Manggarai Timur, Jumat, (16/9/2022) sore menjelaskan, ia sudah
mendapatkan informasi itu dari Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur, dr.
Tintin Surip.
Ia sudah memerintahkan
Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur untuk menangani dengan serius ibu itu
yang memiliki bayi berusia lima bulan bersama dengan Puskesmas Sita.
"Saya sudah
perintah Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur untuk segera bertemu dan
menangani ibu itu bersama dengan Puskesmas Sita. Saya akan pergi lihat, mungkin
sebentar atau besok, saya pergi lihat. Saya hanya berharap ibu itu tetap
menyusui anaknya. Ibu itu harus minum obat. Tapi, di situ rawan dengan anaknya
sehingga penanganannya harus baik oleh tenaga kesehatan," jelasnya saat
mendampingi staf Ombudsman NTT di ruangan kerja Kabag Organisasi tersebut.***kompas.com