MIRIS! Karena Petunjuk Dukun, Bocah di Sikka, NTT Disiksa dengan Besi Panas Hingga Cacat

MIRIS! Karena Petunjuk Dukun, Bocah di Sikka, NTT Disiksa dengan Besi Panas Hingga Cacat



Ilustrasi


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Miris benar. Pada jaman yang sudah modern dengan berbagai fasilitas pendukung yang mudah diakses, ternyata masih saja ada orang yang percaya dengan petunjuk 'dukun' yang berujung pada kebencian dan kekerasan.

Salah satu contoh kejadian baru-baru ini di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Hanya karena petunjuk dukun bahwa anak peliharaan NF yang masih berusia 5 tahun dianggap sebagai pembawa sial dalam keluarga, sang paman tega menyiksanya hingga cacat.

Dilansir setapakrainumbei.blogspot.com dari laman sikka.victorynews.id dengan judul 'Dianggap Pembawa Sial, Seorang Bocah 5 Tahun, di Sikka Disiksa Pamannya Hingga Cacat', kejadian itu bermula dari NF yang ditinggal sang ayah merantau dan sang ibu menikah lagi.

"Karena prihatin denga kondisi NF yang tinggal dengan sang nenek di Pagaramang Desa Wailamung, sang paman Ibrahim bersama istrinya Sumanti membawa NF untuk tinggal dengan mereka di Nangahale sejak Tahun 2019," kata faidin, Koordinator LBH Komnas PHD dan HAM Indonesia Wilayah Kecamatan Talibura.

Selama itu, kata dia, Ibrahim bersama istrinya mendapat petunjuk dari seorang dukun yang adalah keluarga dari Ibrahim bahwa kehadiran NF di rumah mereka dianggap membawa sial.

Sejak saat itu, Ibrahim bersama istrinya kerap menyiksa NF, mulai dibakar dengan besi panas, dipukul dengan tangan, pukul dengan benda keras hingga kepala korban berdarah dan dibuang ke kamar mandi.

Selain itu, korban sering dikunci dalam rumah selama 2 atau tiga hari tanpa diberi makan. Selama itu korban hanya dikasih minum air hingga perutnya buncit.

Puncaknya, lanjut Faidin, Kamis (15/9/2022) warga yang melihat langsung saat korban disiksa oleh Ibrahim bersama istrinya sehingga dilaporkan ke polisi di Polsek Waigete.

"Warga tidak tega setiap hari anak itu disiksa karena dianggap pembawa sial dalam rumah. Warga menangis dan diam-diam lapor polisi," kata Faidin.

Melihat itu, ia langsung berkoordinasi dengan Koordinayor LBH Komnas PHD dan HAM Indonesia Kabupaten untuk mengadvokasi korban yang adalah anak di bawah umur.

"Saya langsung koordinasi dengan pak Seno Pati, dan saya diminta untuk mengambil data tentang korban dan pelaku agar dilakukan advokasi," ujarnya.

Pelaku, lanjut Faidin, saat ini sudah dijemput Polisi dari Polsek Waigete sejak Kamis (15/9/2022) malam untuk menjalani pemeriksaan.

Korban saat ini sudah diamankan di rumah salah satu warga di Nangahale untuk pemulihan fisik akibat kekerasan yang dialaminya selama ini.

Korban juga sudah dibawa ke Puskesmas Watubaing untuk dilakukan pemeriksaan visum guna melengkapi laporan warga kepada pihak kepolisian.

Razwia dan suaminya Muhammad Ridha, tetangga korban kepada media ini Jumat (16/9) siang, menuturkan Ibrahim paman korban sudah seringkali menyiksa korban.

"Sudah sering dia (Ibrahim/pelaku) pukul, bahkan anak itu diangkat baru dibuang dalam kamar mandi," kata Razwia yang dibenarkan oleh tetangga lainnya.

Kapolsek Waigete, Iptu I Wayan Artawan membenarkan adanya laporan warga dan saat ini sedang dalam penyelidikan awal dengan mengambil keterangan terlapor.

"Saat ini kita masih lidik, termasuk ambil keterangan pelapor dan terlapor," kata Kapolsek Waigete.

Wayan menjelaskan oleh karena kasus tersebut korbannya anak di bawah umur, maka Polsek Waigete hanya melakukan penyelidikan awal dan penyidikan akan diserahkan Unit PPA Polres Sikka.***

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama