Penantian umat
Keuskupan Agung Merauke (KAMe) untuk memiliki seorang uskup sudah terjawab
sejak Paus Fransiskus menetapkan Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC sebagai
Uskup Agung Merauke. Pengumuman ini dibacakan oleh Vikaris Jenderal KAMe,
Pastor Hendrikus Kariwop, MSC pada Perayaan Ekaristi di Gereja St. Fransiskus
Xaverius Katedral Merauke, hari Rabu, 11 November 2020 pada pukul 19.00 WIT.
Pada hari Minggu, 7
Agustus 2022 merupakan momen haru, bangga dan berbahagia. Seluruh umat Katolik
di KAMe menyaksikan penyerahan Pallium dan tongkat gembala kepada Mgr. Mandagi.
Tepuk tangan meriah berkumandang di Gereja St. Fransiskus Xaverius Katedral,
Merauke. KAMe resmi menerima gembala barunya.
Nunsio Apostolik Mgr. Piero Pioppo mengalungkan Pallium kepada Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC. (Foto: HIDUP/Karina Chrisyantia) |
Nil Nisi Christum
“Kita patut bersyukur
kepada Allah dalam peristiwa ini,” sebut Sekretaris Jenderal Konferensi
Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada Perayaan
Ekaristi Instalasi Uskup Agung Merauke di Gereja Katedral Merauke pada Minggu,
7/8/22. Dalam kesempatan bersejarah itu, Uskup Bandung ini menyampaikan
homilinya.
Bertolak dari
perjalanan iman Abraham yang menempatkan kehendak Allah di atas segala-galanya,
demikian ia menggambarkan sosok Mgr. Mandagi. Kerelaan Mgr. Mandagi dengan
sukacita mendapat perutusan menjadi Uskup Agung Merauke pada usia yang sudah
lebih dari 70 tahun adalah bukti nyata bahwa hartanya adalah Allah — Ke mana
pun Allah menghendaki untuk bertugas, ia akan pergi.
Uskup yang akrab disapa
Mgr. Anton ini menjabarkan, Abraham adalah pribadi beriman yang menempatkan
Allah di atas segalanya dan percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik.
Untuk itu, saat Allah meminta yang berharga pun Abraham rela dan taat karena
Allah selalu ada di hati-Nya. Yesus berkata dalam Injil hari ini, “Di mana
hartamu berada, disitulah hatimu ada.”
Dengan jenaka, Mgr.
Anton menggambarkan sosok Mgr. Mandagi yang tampangnya bak cukong Mutiara dari
Ambon dengan gaya bicara seperti “godfather” (Red.: pemimpin mafia). “Klo saya
jalan berdua dengan beliau pasti banyak orang yang menyapa. Jika beliau sudah
bilang ‘ya’ semua harus ya begitu pula sebaliknya jika tidak,” ungkapnya
sembari tersenyum.
Meskipun demikian,
penampilan Mgr. Mandagi ini, sebut Mgr. Anton, menggambarkan mentalitas yang
tegar, moralitas yang matang, dan spiritualitas yang dalam bagai nabi dengan
perkataan profetik dan tindakan etik. Uskup yang pernah menjabat sebagai Uskup
Amboina 1994-2020 ini mau mengoreksi dan mengajak umat Allah kembali kepada
Allah.
Hal ini terjadi, kata
Mgr. Anton, karena harta sesungguhnya bagi Mgr. Mandagi adalah Allah. Ini
digambarkan dengan moto kelahiran 27 April 1949 yang berbunyi “Nil Nisi
Christum” yang berarti ‘Tidak ada apapun selain Kristus’. “Karena itu, beliau
berani berkata-kata baik dan benar. Kadang perkataannya nyelekit membuat
orang sakit dan terasa tergigit bagi yang pantas digigit,” ungkap Mgr. Anton.
Peristiwa iman yang
disaksikan seluruh umat KAMe ini menjadi bukti nyata seorang gembala yang
hartanya adalah Allah. Di usia yang sudah tidak muda lagi itu, Mgr. Mandagi
dengan hati mantap melayani ke daerah yang medannya membutuhkan kekuatan fisik
yang luar biasa. Tidak ada alasan apapun untuk menolak tetapi hanya karena iman
ia berangkat. Dari sini, dapat dilihat betapa Tuhan mempercayakan meskipun
dalam umur berapapun, kondisi apapun, dan dalam keadaan apapun, dipanggil dan
diutus, Tuhan akan membantu dan memberikan yang terbaik.
“Peristiwa iman hari
ini menunjukkan kesaksian yang luar biasa bagaimana pribadi menjadi pribadi
yang beriman dan yang hartanya hanya Allah hingga ia tidak takut apapun dan
tidak menyerah kepada keadaan apapun,” terang Mgr. Anton. Di sinilah Mgr.
Mandagi mempersembahkan hati dan budi pada Allah di mana Allah menghendakinya
menjadi Uskup Agung Merauke demi terwujudnya kerajaan Allah di Papua Selatan
ini. Iman diwujudkan dalam komitmen yang luar biasa dalam menggembalakan KAMe.
“Mari kita belajar
untuk menyerahkan diri kepada Allah dan menjadikan Allah harta kita sehingga di
mana harta Allah itu ada di hati kita, disitulah Allah bertakhta,” ajak Mgr.
Anton kepada seluruh umat KAMe.
Persiapan Peresmian
Setelah berakhirnya
acara Perayaan Instalasi Uskup Agung Merauke, Sekretaris Umum KAMe, Pastor
Johanes Juenmo Kandam, akrab disapa dengan Pastor John menarik nafas lega.
Sebagai ketua panitia, ia bersyukur bahwa rangkaian acara berjalan lancar,
diberikan cuaca yang baik pula dan hasilnya memuaskan.
“Persiapan, kira-kira
tiga bulan sebelum bulan Agustus. Ini acara Bapak Uskup, jadi kami semua yang
berada di Keuskupan pun terlibat. Saya tidak sendirian untuk berpikir, justru
mengajak semua kevikepan bekerjasama soal dana dan tenaga. Kami langsung
berbagi tugas,” ungkapnya.
Pastor John menerangkan
bahwa setiap umat yang terlibat dalam kepanitian bertugas dengan tanggung jawab
penuh. Selain itu, komunikasi dengan Uskup tidak pernah putus. Kata Pastor
John, setiap bidang atau seksi memberikan laporan, Uskup turut mendengarkan dan
memberikan masukan.
Di samping saling
bekerja sama antarimam dan umat, Pastor John juga bekerja sama dengan pemeritah
setempat. Bukan berarti Keuskupan tidak berjuang. “Saya sadar bahwa memang
perlu adanya kerja sama dengan pemerintah. Untuk dana misalnya, kami tidak
minta-minta saja! Kami juga menyiapkan dana dengan adanya keterlibatan dari
ketujuh kevikepan di KAMe. Semua ambil andil dan terlibat,” jelas pastor rekan
Paroki Bambu Pemali, Merauke ini.
Dinanti
Bagi Pastor John, KAMe
membutuhkan pemimpin yang dapat membawa perubahan. “Kehadiran Bapak Uskup
seperti utusan Allah. Ia mengirimkan beliau untuk membantu KAMe. Sejauh ini
tidak ada ribut-ribut. Umat menerima dengan penuh sukacita. Banyak yang
menanti,” tuturnya.
Tidak butuh waktu lama.
Pastor John mengandaikan seperti bermain sulap. Mgr. Mandagi membuat perubahan
yang begitu cepat. Pembangunan fisik sudah dan sedang direncanakan. Begitu pula
dengan calon-calon imam diosesan.
Menurut Pastor John,
sekarang KAMe mendapatkan bantuan tenaga para imam asal Maluku dan lainnya.
Namun nampaknya Mgr. Mandagi sedang mengusahakan bibit-bibit yang baik untuk
imam diosesan Merauke dengan cara menata ulang seminari-seminari.
Kualitas para imam di
KAMe juga menjadi perhatian Mgr. Mandagi. Sejak menjabat, ia selalu
mengamati para imamnya. “Sekarang, Uskup tinggal bersama imamnya. Ia menata
sedemikian rupa Keuskupan agar menjadi tempat yang layak. Sejak tahun
2021, kami sudah ada Rumah Unio Projo KAMe. Ini merupakan usahanya mewujudkan
persaudaraan. Kami percaya, Tuhan urus kami melalui Bapak Uskup. Kami selalu
mendoakanya!” pungkas Pastor John.
Karina
Chrisyantia (Merauke)/ Felicia Permata Hanggu
HIDUP,
Edisi No. 35, Tahun ke-76, Minggu, 28 Agustus 2022