Aliansi BEM NTT Unjuk Rasa Suarakan Tiga Tuntutan Hingga Nyatakan Kecewa Terhadap Gubernur dan DPRD /Tangkapan layar/Video live aksi unjuk rasa Media Kupang |
Aksi unjuk rasa Aliansi BEM Nusantara NTT itu berlangsung di
Kantor Gubernur NTT,
Rabu 7 September 2022.
Kordinator Lapangan
(Korlap) Dev Bian mengatakan aksi unjuk rasa digelar
menyuarakan tiga poin tuntutan yakni menolak kenaikan harga BBM, dan Omnibus Law dan RUU
KUHP.
“Ada tiga tuntutan poin
inti yang hari ini seluruh elemen BEM Nusantara menyuarakan
yakni tolak Kenaikan Harga BBM,
tolak Omnibus Law dan tolak RKUHP,” jelas Dev Bian dikutip Setapak Rai Numbei dari
Media Kupang.
Dev Bian
menegaskan kenaikan harga BBM itu merupakan suatu
keputusan yang sangat merugikan banyak masyarakat sehingga sebagai mahasiswa
mewakili seluruh Masyarakat Nusa tenggara timur untuk suara masyarakat dengan
menolaknya.
“Melihat daripada itu
kami sebagai mahasiswa menolak kenaikan BBM yang sudah
diputuskan Oleh Presiden Jokowi pada tanggal 3 September itu," pungkasnya.
Kordinator Umum BEM Nusantara NTT, Putra Umbu Toku
mengatakan peserta aksi demonstrasi adalah seluruh aliansi Badan
Eksekusi Mahasiswa kota Kupang dengan tuntutanya menolak keras Kenaikan
Harga BBM yang
sudah ditetapkan oleh presiden Joko Widodo
“Hari ini yang
melakukan aksi demonstrasi adalah seluruh BEM kota Kupang dengan menolak keras
atas kenaikan Harga BBM yang
sudah tetapkan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 3 September kemarin” ujarnya.
Menurutnya, alasan aksi
demontrasi adalah karena Kenaikan BBM membuat mahasiswa,
dan seluruh kalangan masyarakat sangat kecewa terhadap Gubernur NTT dan DPRD NTT.
Pasalnya,
Gubernur NTT dan
DPRD NTT yang
sudah mendengar hasil keputusan tentang hasil keputusan tetapi tidak
bersuara.
“Kami sangat kecewa
dengan Gubernur dan DPRD provinsi Nusa Tenggara Timur yang sudah mendengar
hasil putusan presiden tentang kenaikan BBM tetapi tidak pernah
bersuara, sehingga hari kami secara tegas menolak apa yang sudah diputuskan
oleh presiden,” jelasnya.
Dikatakannya, Hampir
semua kalangan mengeluh karena BBM merupakan kebutuhan
dan kenaikan harga BBM akan
memicu naiknya harga barang kebutuhan lainnya.
“Daerah NTT ini adalah daerah
urutan termiskin ketiga di Indonesia sehingga pemerintah membuat keputusan
harus dipertimbangkan secara matang terlebih dahulu,” ujarnya.
Sebelumnya terpantau,
aksi Mahasiswa itu berlangsung di Bundaran PU hingga berakhir di gedung DPRD
Provinsi Nusa Tenggara Timur.***