ManisnyaToleransi Kehidupan! Siswa Muslim di SMPK St. Yoseph Naikoten NTT Dipercaya Pimpin Doa di Sekolah Katolik

ManisnyaToleransi Kehidupan! Siswa Muslim di SMPK St. Yoseph Naikoten NTT Dipercaya Pimpin Doa di Sekolah Katolik

PIMPIN DOA - Siswa beragama muslim dipercaya pimpin doa di sekolah Katolik. di SMPK Santo Yoseph Naikoten, Kupang, NTT. 



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Yang menarik adalah meskipun SMPK St.Yoseph Naikoten merupakan lembaga pendidikan Katolik dan siswanya lebih banyak beragama Katolik, pihak sekolah tetap terbuka menerima siswa beragama lain untuk bersekolah di sana bahkan mereka dipercaya untuk memimpin doa pagi menurut keyakinan masing-masing.

Kebiasaan itu biasanya dilaksanakan pada hari jumat dimana sebelum doa Kristiani, terlebih dahulu doa muslim dibawakan yang dipimpin langsung oleh siswa beragama muslim di sekolah itu.

Dalam memimpin doa pagi, siswa yang dipercaya diminta tampil di depan barisan siswa yang lain, lalu, dengan menggunakan mic (pengeras suara) siswa tersebut melantunkan doa sesuai keyakinannya.

Siswa tersebut memimpin doa didampingi oleh para guru dan juga didepan teman temannya yang mengikuti doa menurut keyakinan mereka masing-masing.

Kejadian ini pun, sempat terekam dalam bentuk video dan diposting oleh pemilik akun tiktok @amanchefrank sekitar 6 hari yang lalu. dengan judul caption 'Doa muslim di Sekolah Katolik' (huruf berwarna merah).

Postingan tersebut menuai banyak komentar-komentar positif. Ada yang memberi apresiasi ada pula yang berharap semoga toleransi hidup beragama ini tetap terjaga.

Berikut kutipan beberapa komentar dari netizen;

Akun tiktok @Hengky h.v dalam komentarnya menyebutkan "ini wajah Indonesia yang sesungguhnya buat sodara" di NTT respect," komentarnya menyertakan emoticon jempol.

Selain itu ada pula yang mengatakan "ini lah suatu ajaran toleransi yg sangat kuat di terapkan di NTT," tulis akun tiktok @LINDA:L,A.

"Josss... ini nih adek2 yg pinter... perbedaan itu indah," tulis @Anik Widyastuti.

"SUBHANALLAH,, INDAHNYA PERSAUDARAAN ITU YA TUHAN," tulis @Winona Choir.

"TOLERANSI SESUNGGUHNYA," tulis @benrame26.

"Tidak ada yg lebih damai dripd hidup saling menghargai," komentar @lindalinda.

"benar-benar keindahan toleransi terasa disini," Amelya Winda.

"Spengsanyo sekolah Katolik terbaik di Kupang NTT, mantap Romo salam Toleransi," tulis @anastasiasemperos.

Dan masih banyak lagi komentar para netizen yang tak hentinya mengapresiasi aksi toleransi yang ditunjukkan 'warga' SMPK Santo Yoseph Naikoten Kupang.

Hingga kini, Kamis 8 Desember 2022, tercatat, sekitar 396 akun yang nongol memberi komentar atas video tersebut.video tersebut telah 5023 kali disukai, 209 kali dijadikan video favorit dan 54 kali dibagikan.

Kreator video tersebut, @amanchefrank diketahui adalah Kepala Sekolah SMPK Santo Yoseph Naikoten Kupang, beliau adalah Imam Katolik dengan nama lengkap Romo Amanche Frank Oe Ninu.

Romo Amanche demikian ia biasa disapa, dalam cuitan lanjutannya di video tersebut menuliskan "setiap jumat, sebelum doa kristiani, ada doa muslim yang yang dipimpin oleh anak muslim di sekolah kami, SPEKSANYO; SMP Katolik Santo Yoseph Naikoten Kupang kota Kupang NTT. Anak-anak belajar untuk saling menghargai perbedaan agama, sekaligus diberi ruang untuk berdoa sesuai keyakinannya. Mari belajar mengasihi dan terbuka dalam toleransi," tulisnya.

Saat dihubungi TribunFlores.com tadi, Romo Amanche mengungkapkan sikap toleransi yang mereka hidupi kiranya menginspirasi banyak orang di Indonesia dalam membangun kerukunan hidup antar agama.

"Mari kita saling menghargai perbedaan agama masing masing, serta terbuka menerima sesama kita yang berbeda keyakinan dengan kita. Perbedaan itu indah," tuturnya. *** flores.tribunnews.com





 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama