Paus Fransiskus Pakai Kursi Roda, Pimpin Pemakaman Paus Emiritus Benediktus XVI

Paus Fransiskus Pakai Kursi Roda, Pimpin Pemakaman Paus Emiritus Benediktus XVI



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Paus Fransiskus memimpin langsung acara kebaktian eks Paus Benediktus XVI pada Kamis, 5 Januari 2023. Suara lonceng terdengar berdentang saat 12 pengusung jenazah membawa peti mati kayu Paus Benediktus keluar dari Basilika Santo Petrus. Peti mati itu diletakan di hadapan ribuan umat yang berkumpul di alun-alun untuk menghadiri pemakaman Paus Benediktus. 

Tepuk tangan pecah di lapangan terbuka berbatu yang diselimuti kabut, sebagai tanda penghormatan kepada Benediktus, pahlawan konservatif Katolik Roma yang mengundurkan diri hampir satu dekade lalu. Paus Fransiskus tiba di alun-alun dengan kursi roda untuk memimpin kebaktian. Ia mengenakan kursi roda karena lututnya sakit. Paus Fransiskus duduk di kursi sambil memandangi peti mati, sedikit membungkuk dan berwajah murung saat paduan suara dinyanyikan dalam bahasa Latin.

Paus Fransiskus memimpin upacara pemakaman mantan Paus Benediktus di Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 5 Januari 2023. REUTERS/Kai Pfaffenbach


Pimpinan agama dari seluruh dunia, segelintir kepala negara dan ribuan umat menghadiri upacara di luar ruangan saat matahari perlahan menembus kabut. Lebih dari 1.000 personel keamanan Italia mengamankan acara tersebut. Ruang udara di sekitar Tahta Suci yang kecil telah ditutup untuk hari itu. Italia memerintahkan agar bendera di seluruh negeri dikibarkan setengah tiang.

Di antara mereka yang menghadiri pemakaman adalah orang Jerman dengan pakaian tradisional Bavaria yang membawa bendera. Benediktus dilahirkan di Jerman.

Benediktus, seorang teolog terkenal dunia, meninggal pada usia 95 pada hari Sabtu di sebuah biara di dalam taman Vatikan. Ia pindah ke sana setelah mundur dari jabatannya. 

"Meskipun saat itu kami masih anak-anak ketika dia menjadi paus, dia meninggalkan jejaknya," kata Xavier Mora, 24, seorang warga Spanyol yang belajar untuk menjadi imam di Roma, kepada Reuters saat mendekati alun-alun bersama dua seminaris lainnya. “Kami telah mempelajari teologinya selama tiga tahun dan meskipun kami tidak mengenalnya secara pribadi, kami sangat menyayangi dan menghargainya,” katanya.

Paus Benediktus berbaring pada Rabu malam dan jenazahnya dimasukkan ke dalam peti kayu cemara polos yang disiapkan untuk pemakaman. Sebuah akun satu halaman tentang kepausan Benediktus, bersama dengan barang-barang lainnya, termasuk koin Vatikan yang dicetak pada masa pemerintahannya, juga dimasukkan ke dalam peti mati.

Setelah upacara pemakaman, peti mati tersebut akan dibawa kembali ke dalam basilika dan dibungkus dengan seng sebelum disegel dalam peti kayu kedua. Karena Benediktus tidak lagi menjadi kepala negara saat meninggal, hanya dua negara yaitu Italia dan Jerman yang mengirimkan delegasi resmi pada Kamis.

Para pemimpin lainnya, termasuk Raja dan Ratu Belgia, dan sekitar 13 kepala negara atau pemerintahan, akan hadir dalam kapasitas pribadi. Sebagian besar negara diwakili oleh duta besar mereka untuk Tahta Suci. Atas permintaannya, Benediktus akan dimakamkan di gua Vatikan bawah tanah di ceruk tempat pertama Paus Yohanes XXIII dan Yohanes Paulus II dimakamkan. *** dunia.tempo.co



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama