Dilukisnya matahari dengan mata senja
Hari hampir penuh
Dengan Tanya berserak peluh
Akan usaikah musim tuai
Sementara langkah tuanya menggontai
Memungut remah-remah usia
Yang perlahan terjuntai
Memeluk sunyi yang damai..
***
Kapan kita merefleksikan hidup kita? Kita bisa merefleksikan hidup kita pada moment istimewa seperti: pergantian tahun baru, ulang tahun kelahiran, ulang tahun perkawinan, dll. Saya sendiri mempunyai kebiasaan membuat refleksi atas hidup saya selama satu tahun yang telah lewat pada malam tahun baru. Melihat kembali apakah program yang dibuat pada malam tahun baru lalu bisa dilaksanakan? Bila bisa, saya syukuri. Bila belum, saya cari penyebabnya dan dijadikan pelajaran untuk memperbaiki hidup yang akan datang. Beberapa program yang pernah saya lakukan, misalnya: program kesehatan. Mengusahakan hidup sehat. Dengan lebih rajin olahraga. Makan yang sehat dan bergizi. Istirahat cukup. Pernah juga program memperbaiki relasi dengan anak didik di sekolah. Cara memperlakukan mereka. Dulu sebagai guru muda, saya dikenal sebagai ‘killer’. Ada jarak yang begitu jauh antara saya dan anak didik. Tetapi saya sadar akan hal itu. Dan itu saya anggap tidak baik. Lalu saya memperbaiki diri. Hasilnya sungguh luar biasa, sangat menggembirakan. Anak didik saya menjadi lebih dekat dengan saya. Relasi saya dan mereka menjadi akrab. Dulu saya yang dijauhi murid, sekarang menjadi didekati murid. Ibaratnya dulu seperti ulat yang menjijikkan, membuat gatal, merusak tanaman, saya sekarang menjadi kupu-kupu yang indah, membantu penyerbukan, enak di pandang. Saya bertransformasi dari ulat menjadi kupu-kupu, melewati proses menjadi kepompong lebih dahulu.
Mengenai hari ulang tahun biasanya identik dengan pesta, kue, lilin, dan kado dari teman. Ulang tahun adalah momen yang paling ditunggu terutama dikalangan milenal ataupun setelahnya. Tak heran banyak dari mereka yang bahkan rela menunggu hingga tengah malam berharap ada ucapan Selamat ulang tahun entah itu dari temannya ataupun seseorang yang spesial.
Sejauh ini saya
mengamati ketika teman saya berulang tahun pasti ciri khasnya adalah snap
whatsappnya pasti sampai terlihat titik yang tak lain adalah ucapan ultang
tahun ya, saya hafal betul itu. Tapi jika tidak ada teman dekat yang
mengucapkan pasti anda akan akan sangat kesal.
Soal Ulang Tahun
Ulang tahun, itu adalah
perkara mengulang, mengurang, dan renungan. Tapi sebelumnya saya ingin
mengucapkan selamat ulang tahun kepada siapa yang hari ini sedang ulang
tahun “Selamat Ulang Tahun semoga sehat selalu, sukses dan Allah
senantiasa melindungimu dengan cinta kasih-Nya, semoga doa-doa yang terungkap
dikabulkan-Nya, Amin”.
Usia kita itu, bisa di
ibaratkan seperti sebuah kayu yang dibakar api. Jika awalnya kayu itu
panjangnya satu meter maka semakin lama kayu itu bukan semakin Panjang, tapi
semakin pendek. Hingga akhirnya pun habis dilalap oleh api diakhir
pembakarannya.
Usia kita juga bisa di
ibaratkan seperti air pada sebuah ember. Setiap saat air dalam ember tersebut
kita ambil, dan semakin hari pun lama-lama air di ember tersebut akan habis.
Ember itu pun menjadi kosong.
Terkait dengan
bertambahnya usia secara kualitas maka, secara kualitas kondisi tubuh kita akan
menurun dan menua. Tapi hal ini tergantung terhadap masing-masing orang
bagaimana cara menyikapi pola hidup dan manajemen hidup.
Bertemunya Penanggalan Usia Kelahiran
Baiklah, kita kembali
pada masalah ulang tahun. Jadi ulang tahun bukanlah mengulang tahun yang sudah
berlalu, akan tetapi adalah bertemunya penanggalan usia kelahiran atau
berulangnya penanggalan awal kelahiran hanya saja dalam tahun yang berbeda.
Perbedaan tahun perkara pengaruh penanggalan sedangkan penanggalan itu sendiri
berubah dengan seiring perputaran bulan, matahari dan silih bergantinya hari.
Lazimnya, saat seseorang
berulang tahun akan diberikan doa berupa ; semoga panjang umur, sehat selalu,
diberi jodoh, sukses, dll. Saat lagu dinyanyikan dengan lirik “panjang
umurnya”, lalu kita kaitkan dengan perumpaan kayu bakar diatas tentu sangatlah
tidak cocok mengapa? Karna secara kuantitas memang usia kita bertambah, akan
tetapi secara kualitas kondisi tubuh kita menurun. Setiap orang tidak akan
pernah tahu sampai kapan akhir usianya hanya Tuhan yang tahu.
Nah, dari pemaparan
diatas orang yang sadar pasti mampu menjadikan momen ulang tahunnya sebagai
waktu untuk merefleksikan kualitas dirinya. Apakah di usianya selama hidup ini
sudah memberi banyak manfaat bagi kehidupan? Apakah sudah menjadi orang yang
baik bagi kedua orang tuanya? semakin baikkah kualitas ibadahnya? Adakah
perubahan yang lebih baik yang bisa kita tunjukkan kepada kehidupan?.
Menjawab Kualitas Diri
Dengan memperbanyak
pertanyaan mengenai kualitas diri, pencapaian selama hidup, dan sumbangasih
dalam kehidupan akan menjadikan motivasi bagi diri kita untuk berubah lebih
baik lagi dari sebelumnya. Hal itulah yang jadi ajaran Tuhan kepada umatNya
agar senantiasa memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dan mengakhiri
hidupnya dengan khusnul khotimah.
Dengan mengetahui makna
ulang tahun sebenarnya, seseorang akan bisa mengindari perayaan yang
berlebihan dan bersikap sewajarnya untuk merayakan ulang tahunnya dengan tidak
hura-hura. Justru kita mengisinya dengan refleksi dan perubahan. Yang
terpenting mengisinya dengan doa-doa serta peningkatan kualitas terhadap
diri.
Sebagai penutup, marilah kita selalu merefleksikan hidup kita masing-masing, sehingga hidup menjadi lebih baik. Hidup menjadi bermakna dan bahagia. ****