Menggugat Perilaku Hilang Ingatan "Amnesia" Para Konstituen (Suara Akar Rumput Menyongsong Pesta Demokrasi 2024)

Menggugat Perilaku Hilang Ingatan "Amnesia" Para Konstituen (Suara Akar Rumput Menyongsong Pesta Demokrasi 2024)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Banyak peristiwa politik yang perlu dijadikan pelajaran bagi pemilih (konstituen), itu sebabnya tak bisa secara total kita menyalahkan para politisi karbitan yang mungkin saat ini mendapat kesempatan duduk di kursi parlemen (Kepala Daerah, DPR, DPD dan DPRD). Apa saja koreksi atau sentilan kita, mereka para wakil rakyat berada disitu karena dipilih, diberi mandat rakyat.

Nah, bagaimana kemudian rumusannya yang perlu dilakukan rakyat, bila amanah yang diberikan itu diabaikan dikemudian hari?. Tak perlu berfikir mendalam, berbusa-busa mulut mengutuk situasi yang ada, cukup mengambil sikap tegas dan konsisten bahwa keputusan 'salah memilih' itu tak perlu terulang lagi.

Problem kita hari ini ialah banyak pemilih yang terjangkit sindrom ilang ingatan (amnesia). Kita gampang lupa dan mudah 'mengampuni' atas kesalahan yang dilakukan para politisi dan pejabat Negara. Semestinya, mereka yang ingkar janji itu tidak harus dipilih kembali. Jangan karena bujukan uang, atau janji manis lainnya, kita rakyat tergiur sehingga salah lagi memilih.

Bila kita betul-betul mengambil pelajaran, maka satu kali saja kesalahan yang dilakukan para politisi (legislator dan pemimpin eksekutif) langsung kita catat, dan memberi sanksi kepada mereka. Memberi sanksi moral maupun sanksi politik yakni mereka yang inkonsisten terhadap janji-janjinya pada rakyat untuk tidak beri kepercayaan lagi.

Ukurannya jelas, bukan pada faktor suka atau tidak suka. Melainkan, pada aspek kinerja, kepercayaan, kepekaan dan sejauh mana konsistensi mereka mewujudkan kepentingan publik. Patut diakui, selain konstituen punya standar berbeda, tipikal pemilih kita masih mudah terpengaruh dalam hal menentukan pilihan. Banyak yang kurang mandiri dalam penentuan sikap memilih pemimpin yang tepat.

Tak mungkin kita terus-terusan meratapi fakta politik yang kadang menjengkalkan saat ini dengan menyapu dada saja, lantas kedepan kita melakukan hal yang sama. Perlu ada progres dalam hal menentukan pilihan politik, jangan begitu-begitu terus cara pandang kita dalam memilih pemimpin politik.

Kedepan di tahun politik 2024 masih banyak tantangan, dimana partai politik (Parpol) telah bertambah jumlahnya. Tentu jumlah politisi kita yang akan bertarung di Pilcaleg 2024 pun bertambah, kondisi itu mengharuskan masyarakat selektif dalam memilih. Jangan memilih hanya karena diberikan uang, memilih hanya karena persahabatan, atau hanya karena satu agama, dan seterusnya.

Lihatlah visi dan apa yang hendak diperjuangkan para politisi-politisi itu. Patokannya tentu pada jejak serta pengalaman para politisi tersebut selama berinteraksi dengan masyarakat, berapa banyak mereka berkontribusi pada kerja sosial.

Harapan kita hanyalah satu, adanya perubahan. Tak lebih, masyarakat dari waktu ke waktu harus mengalami kemajuan, dan kesempatan untuk melakukan perubahan adalah disaat momentum Pemilu. Jangan mengabaikan kesempatan memilih pemimpin dengan berfikir memenuhi kepentingan sesaat, tapi harusnya lebih dari itu.

Silahkan publik menyegarkan ingatannya untuk menaruh skor kepada para politisi, ini dimaksudkan agar masyarakat mengenali siapa yang mereka pilih. Tidak lagi memilih 'kucing dalam karung', tidak memilih politisi yang minim pengalaman, tidak kemudian memilih politisi kualitas rendah. Jangan lagi masyarakat menjadi amnesia.

Politisi yang pernah gagal memperjuangkan kepentingan rakyat disaat dirinya duduk di parlemen, di tahun yang akan datang tidak penting dilirik. Masih banyak politisi atau figur-figur lain yang amanah, punya keberanian merealisasikan kepentingan publik. Begitu pula ketegasan masyarakat pada politisi yang mengandalkan uang (materi), hempaskan saja mereka.

Jangan lagi kita memilih mereka yang setelah menjabat, lalu lupa akan janji-janji kampanyenya. Sebelum menjabat malah akrab dengan rakyat, jika naik mobil kaca mobil diturunkan, namun setelah menjabat malah menjadi sombong dan kaca mobilnya tak pernah lagi diturunkan. Ciri-ciri umum seperti ini harus dikenali masyarakat agar mereka tidak salah pilih. 

Rakyat jangan gampang tergoda dengan fantasi politik berupa janji-janji yang irasional itu. Mudah dipengahuri politisi yang berparas cantik dan ganteng, walau mereka tidak punya konsep bekerja pada rakyat, silahkan menjadi pemilih cerdas. Bila faktor dan catatan-catatan diatas diabaikan begitu saja, maka jangan salahkan politisi lagi dikemudian harinya. 

Silahkan memilih apakah mau mendapatkan uang terlebih dahulu sebelum mencoblos, kemudian disaat mereka para politisi ini menjabat anda diabaikan?. Ataukah memilih figur yang mungkin tidak memberi anda uang tunai sat itu, tetapi berani menjami kepentingan rakyat secara jangka panjang?. Ada banyak modelnya dan tawaran-tawaran dalam politik relatif beragam. Selamat merenung, lalu bertindaklah segera.

Diakhir ulasan ini, mari kita kenali perilaku politisi kita diantaranya; tukang korupsi, mengadaikan kepentingan rakyat, menghargai rakyat dengan uang (politisi pragmatis), berjanji tapi mengingkari. Ada yang mengandalkan kekuatan dinasti politik, senang bermain isu-isu keberagaman, tukang 'provokasi', politisi yang arogan, mengeksploitasi rakyat dengan pencitraan tanpa kontak langsung, dan seterusnya. [***]

***

Tanjakan Foho Betara_Kateri

Senin, 27 Februari 2023



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama