tidak seharusnya adalah ketika kesarjanaan tidak sesuai dengan kompetensi yang di inginkan tempat kerja. Lamaran berlembar-lembar telah dikirim, namun tidak ada satu pun yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan perusahaan. Padahal sekarang ini pasar global menyerbu pertiwi. Persaingan global di depan mata dan hal tersebut bukan hanya mimpi, tetapi nyata kehidupan persaingan.
Perkembangan terbaru
dunia pendidikan sesuai kebijakan Menristekdikti berusaha menjawab realitas
kerja dengan adanya Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Ada hal yang sangat
menarik terhadap program tersebut, yaitu industri tidak perlu risau lagi
terhadap ketidaksesuaian kemampuan sarjana dengan kebutuhan perusahaan.
Kebijakan Merdeka Belajar yang diusung oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan tertuang dalam Rencana Strategis 2020–2024.
Selama ini kekhawatiran
bahwa kesarjanaan hanyalah sebuah formalitas yang dibangun dengan waktu yang
lama untuk mendapatkan Ijazah. Padahal perubahan konteks Industri sekarang
sudah pada era 4.0 dan Society 5.0 saat ini. Perusahaan memiliki permintaan
yang meningkat akan tenaga kerja yang lebih berkualitas, lebih mengeksplorasi,
dan memanfaatkan penggunaan teknologi dalam operasi mereka.
Arah pendidikan
sekarang bertujuan untuk memulai perubahan paradigma pendidikan tinggi agar
lebih otonom dengan kultur pembelajaran yang inovatif. Perguruan tinggi akan
memiliki proses pembelajaran yang semakin fleksibel dan bebas untuk melakukan
inovasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi (Renstra
Menristekdikti 2020-2024).
Dunia industri dan
usaha sekarang sudah secara global terbuka. Strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan relevansi sejalan dengan kebutuhan sektor-sektor
pembangunan serta dunia usaha atau dunia industri untuk penguatan knowledge/innovation-based
economy yang relevan dengan kebutuhan Revolusi Industri 4.0 dan
pembangunan berkelanjutan.
Tentunya Peningkatkan
mutu dan relevansi yang bagus akan sejalan dengan kebutuhan pembangunan
nasional, seperti pengurangan angka kemiskinan, peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat, penguatan UMKM, atau perbaikan lingkungan hidup.
Sehingga UMKM yang di gaung-gaung memiliki kekuatan menyelamatkan perekonomian
bangsa agar tidak terpuruk dalam resesi dan menjadikan ekonomi semakin kuat.
Daerah-daerah yang jauh dari jangkauan pembangunan dapat juga diratakan
keterjangkauannya dengan modal teknologi yang kini mampu merasuki masyarakat
dengan berbekal kabel listrik dan jaringan internet.
Arah mutu tersebut
dapat dicapai apabila :
1) adanya Peningkatkan
kerja sama dengan universitas-universitas internasional dalam pengembangan
pendidikan dan penelitian. Agar supaya lulusan mampu bersaing di dunia global
memiliki mental internasional dan skill knowledge yang mampu
menghasilkan produk atau layanan yang dapat dijual di pasar global.
2) Proses meningkatkan
kemampuan entrepreneurship mahasiswa dan mengembangkan pusat-pusat
inkubasi bisnis/startup berbasis karya iptek. Melalui proses ini sudah banyak
program-program untuk melatih mahasiswa memiliki ilmu dalam entrepreneurship.
melibatkan industri/masyarakat sebagai penopang dalam pentahelix atau
multipihak di mana unsur
3) Hal yang penting
adalah dukungan dari dunia usaha/dunia industri dengan memberikan
kesempatan magang, kerja sama penelitian dan komersial, berbagi sumber
daya, juga pendanaan. Pengembangan future skills platform di mana
semua unsur bersama baik masyarakat dan dunia industri untuk memberikan masukan
dalam pengembangan kurikulum, dan pedagogi di perguruan tinggi;
4) Adanya inisiatif
Kampus Merdeka yang mendorong studi interdisipliner dan pengalaman di
industri/masyarakat bagi mahasiswa diploma atau S-1. Pada kesempatan ini
juga adanya fasilitas dosen mengambil waktu untuk mendapatkan pengalaman
langsung di dunia usaha dan/atau memperoleh sertifikasi di industri.
Peluang juga diberikan
dalam rangka penguatan relevansi pendidikan tinggi berdasarkan kebutuhan
lapangan kerja adanya 1. memberikan kesempatan perusahaan (dunia usaha dan
dunia industri) untuk turut memberikan pengakuan terhadap kompetensi peserta
didik di pendidikan tinggi melalui sertifikasi; 2. mendorong
pembelajaran, project work, riset terapan dan inovasi berbasis kebutuhan
dunia usaha melalui pengembangan teaching factory dan teaching
industry sehingga proses belajar berproduksi tidak sekadar produk
abal-abal tetapi memastikan hasil produksinya memenuhi standar industri; 3.
menata asesmen kompetensi peserta didik dalam mendorong kesiapan kerja; 4.
memfasilitasi penyampaian informasi dan peningkatan pemahaman peserta didik
terkait dunia kerja melalui platform teknologi; dan 5. menggunakan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi dan
pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau dalam pendidikan tinggi.
Satu hal yang harus di
ingat bahwa sebagus apa pun program harus ada tiga elemen kunci selain
pemerintah yaitu 1) perguruan tinggi yang mempersiapkan untuk berkolaborasi
dengan berbagai perusahaan atau Industri. 2) Industri harus ikut serta secara
aktif karena ini adalah peluang mencari tenaga produktif dengan spesifikasi
sesuai dengan deskripsi tugas dalam perusahaan. 3) mahasiswa yang betul-betul
kreatif, belajar dan bekerja keras mewujudkan impian lulusan yang siap pakai di
dunia industri.
Karena ini adalah
peluang usaha untuk menemukan pekerja-pekerja dengan tanpa menggunakan proses
seleksi magang yang penuh risiko kegagalan. Industri dapat bertemu langsung
memberikan berbagai keterampilan dan keilmuan sesuai yang diharapkan.
Mencari pekerja yang
tepat adalah proses kelelahan tersendiri. Rekrutmen dengan berbagai standar
spesifikasi kompetensi dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk
mengenali apakah calon pekerja itu sesuai dengan standar kompetensi pekerjaan
yang dibutuhkan atau bahasa gaulnya apik kerjoane. Program ini
membuka peluang industri untuk bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi
untuk berkolaborasi memberikan kurikulum yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan industri Anda. Semua itu hal yang terbuka lebar sehingga perusahaan
mendapat pegawai yang sempurna tanpa proses rekrutmen lama dengan hasil tidak
pasti.
Pemerintah, akademisi,
badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu
berkoordinasi.