Ya, di salah satu kota
bernama Nanning, ibu kota Daerah Otonomi Suku Zhuang Guangxi Cina, bunyi
getaran alat music sasando bergema.
Ceritanya berawal dari
kegiatan seni budaya antar negara ASEAN, seperti melodi musim semi atau Imlek bersama
13 negara, Double Three Festival. Sampai musik tradisional.
Nah, pada Mei 2023
lalu, Indonesia telah mengutus tim musisi Sasando asal
Kupang NTT untuk
mengisi acara pertukaran budaya di Tiongkok.
"Kegiatan ini
didukung oleh berbagai Organisasi Sosial Tionghoa Indonesia termasuk di
antaranya adalah, Perkumpulan Hakka Indonesia Sejahtera (PHIS), Perhimpunan
Indonesia Tionghoa (INTI), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI), Persatuan
Perkumpulan Guandong Indonesia (Guanglian), Persatuan Penulis Tionghoa
Indonesia, Konsursium Musisi dan Penyanyi Tionghoa Indonesia (KMPTI) dan
berbagai kalangan yang telah memberikan dukungan," tulis PHIS dalam
keterangan resminya.
Terlepas dari hal
di atas tentu kita perlu ingin mengetahui asal mula musik sasando?
Konon musik sasando ini berasal
dari kabupaten Rote Ndao, Nusa tenggara Timur (NTT). Alat musik ini
merupakan hasil Kebudayaan masyarakat lokal yang sudah dikenal hingga
mancanegara.
Sasando merupakan alat musik berdawai
yang dimainkan dengan cara dipetik.
Alat musik ini
hampir mirip dengan kecapi dan harpa. Namun, sasando memiliki
suara yang khas.
Sementara itu, Sasando juga
memiliki sejarah yang khas dan unik karena memiliki nilai-nilai budaya.
Beberapa waktu
lalu Sasando sempat
diklaim bahwa alat musik ini milik negara Sri Lanka, wow, rupanya tidak yah teman teman.
Nah, kali ini kita akan
membahas tentang Sasando baik
sejarahnya, jenis, dan cara memainkan nya.
Untuk itu yuk disimak
agar tidak salah paham.
Sejarah Sasando
Kemunculan alat musik Sasando yang biasa
disebut dengan sasandu memiliki kisah yang menarik dan penemuannya
merupakan hasil inspirasi interkasi dengan alam.
Ada banyak versi cerita
yang langsung menceriterakan tentang alat musik asal Rote Nusa Tenggara
Timur, ini.
Dilansir dari
wikipedia, Sasando merupakan
alat musik
tradisional dari kebudayaan Rote. Alat musik Sasando bentuknya
sederhana bagian utamanya berbentuk tabung panjang dari bambu, bagian tengah
melingkar dari atas ke bawah diberi penyangga (Bahasa Rote: senda) dimana
dawai-dawai atau senar yang direntangkan ditabung bambu dari atas ke bawah
bertumpu.
Penyangga ini
memberikan nada yang berbeda-beda pada setiap petikan dawai, lalu tabung sasando diberi
sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar(haik).
Wadah ini merupakan
tempat resonansi sasando.
Bentuk sasando mirip
dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi. Secara harfiah
nama Sasando menurut
asal katanya dalam bahasa Rote,
sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi.
Konon sasando digunakan
di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.
Perkembangan alat
musik Sasando terus berlanjut dari waktu ke waktu, Hingga mengalami
perubahan pada bentuk senar dan peningkatan kualitas suaranya.
Bagaimana cara memainkan alat musik Sasando?
Dari segi bentuk, sasando sebenarnya
masih tergolong dalam harpa dan keluarga kecapi. Hal ini dapat dilihat dari
cara musik ini dimainkan. Untuk mendapatkan nada, Grameds perlu memainkan senar
Sasandonya.
Namun demikian,
bermain Sasando sangat rumit. Instrumen ini tidak memiliki akor, jadi
kamu harus tahu nada mana yang harus dimainkan. Grameds harus memainkan
senar sasando dengan kedua tangan.
Kunci ditentukan oleh tangan
kanan, dan bass atau melodi ditentukan oleh tangan kiri.
Untuk membuat nada
lain, kamu perlu memainkan senar sasando di kedua arah. Tentu saja,
bermain secara profesional membutuhkan waktu yang lama.
Gremads perlu banyak
latihan dan membiasakan dengan alat musik tradisional ini.
Alat musik Sasando sudah
jadi kebangaan bangsa Indonesia, sehingga kita perlu melestarikannya, salah
satunya dengan belajar cara memainkannya atau mengenal dengan baik
tentang musik tradisional tersebut.***