|
Seperti berlangsung,
Sabtu malam 27 Mei 2023, perarakan patung Bunda Maria dari Basis Bunda
Pengantara ke Basis Benteng Daud. Patung Bunda Maria yang diarak oleh warga
dari Basis Bunda Pengantara diterima oleh masyarakat di Basis Benteng
Daud. Menariknya, warga yang menerima patung Bunda Maria adalah umat Islam di
desa tersebut.
Setelah menerima patung
Bunda Maria, umat Islam membawa dan meletakkan di tempat pentahtakaan
Keterlibatan dua kelompok umat beragama ini, disebut-sebut sebagai upaya
memperkuat kebhinekaan masyarakat setempat.
Masyarakat setempat
yang pernah mengalami bencana banjir bandang dan erupsi berulang
kali mengikuti setiap agenda acara dengan khidmat.
Ketua Basis Benteng Daud,
Marcelinus Maslen Langoday menyatakan penerimaan patung Bunda Maria dengan
sambutan secara tutur adat.
Umat dari Basis Bunda
Pengantara membawa patung Bunda Maria, yang dipimpin oleh Ketua Basis Bunda
Pengantara, Siprianus Gole. Tiba di tempat penerimaan, umat Islam diberi
kepercayaan untuk menerima patung suci ini.
Maslen Langoday
menyebut keterlibatan itu sebagai wujud toleransi. Selama ini kehidupan
masyarakat antar umat beragama di Amakaka sudah terjalin erat.
"Kita buat
ini, karena toleransi yang selama ini sudah terbangun, harus kita jaga terus
menerus. Dengan kegiatan begini, kita libatkan semua umat beragama," kata
dia.
Maslen Langoday
menyebut penerimaan patung Bunda Maria, umat Islam diberi kesempatan untuk
menerima. Setelah menerima lalu diletakan dengan baik di armida sebagai tahta.
Selain memperkuat sisi
kebhinekaan, acara malam itu juga tidak terlepas dari nuansa budaya. Umat yang
hadir mengenakan busana tenunan khas Lamaholot dengan kombinasi baju putih.
Maslen Langoday
menyampaikan ucapan terima kasih kepada umat Islam maupun umat Katolik yang
sudah menyiapkan hingga menyukseskan acara keagamaan itu. Dia berharap agar
kedekatan kedua umat beragama itu tidak hanya saat acara ini.
"Masih ada waktu
dan acara selanjutnya yang membutuhkan kita semua. Apalagi idul Adha kali ini
akan terjadi di desa Amakaka. Mari kita terus jaga keberagaman ini,"
ujarnya.
Ketua Basis Bunda
Pengantara Siprianus Gole, juga mengapresiasi acara keagamaan yang
mengedepankan toleransi. Dia tidak menyangka penyambutan dilakukan oleh umat
Islam.
Baginya, aksi seperti
itu merupakan hal langka yang semestinya harus terus dijaga dalam kehidupan
sehari-hari. Ia juga mengajak masyarakat di NTT atau dimana saja agar bisa
menghargai dan saling mendukung dalam tiap perbedaan.
Sebagai informasi,
selain mengarak patung Bunda Maria melibatkan umat Islam, dalam persiapan
menjelang Idul Adha tahun ini, kelompok Pemuda Katolik di Desa Amakaka
melakukan sebuah gerakan, membantu renovasi Masjid Babul Janah di desa
Amakaka.
Para Pemuda Katolik
maupun Remaja Masjid Desa Amakaka, bahu membahu memperbaiki dan memperindah
tampilan masjid untuk menyambut tamu-tamu saat perayaan Idul Adha. * flores.tribunnews.com