"Orang miskin
tanpa bekerja itu sama dengan benalu dan dia tidak layak menjadi WNI. Untuk
itu, harus segera diubah mindset-nya supaya cara berpikirnya benar. Cara
berpikir seperti itu harus kita ubah di NTT. Karena kalau tidak, nanti semua
orang mau jadi miskin," ujar Viktor saat menjadi keynote speaker dalam
kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) NTT yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten
Sumba Timur, Jumat (14/7/2023).
Viktor kemudian
membandingkan para orang tua dahulu yang mempermasalahkan jika dikategorikan
miskin. Sekarang, kata dia, justru banyak yang memproklamirkan dirinya miskin
agar mendapat bantuan dari pemerintah.
Viktor bahkan menyebut
ada kepala desa yang memasukkan keluarganya yang mampu secara ekonomi ke dalam
kategori keluarga miskin supaya mendapat bantuan. "Perilaku-perilaku itu
sangat tidak mendukung pembangunan di NTT," imbuhnya.
Politikus Partai NasDem
itu mengeklaim jumlah orang miskin di NTT tidak banyak. Menurutnya, orang
miskin meningkat karena pemerintah menyiapkan bantuan.
"Tetapi kalau kita
ubah sistemnya, tahun ini kita bantu dan tahun depannya masih tetap miskin,
maka kita bawa dia ke jalur hukum. Pasti orang tidak mau miskin lagi karena
takut nanti dihukum," sentilnya.
Menurut Viktor, upaya
menekan inflasi tidak mungkin hanya dengan menyiapkan bantuan secara
terus-menerus. Ia menganalogikan bantuan untuk masyarakat miskin itu sebagai
pemadam kebakaran.
"Saya pikir itu
sama dengan pemadam kebakaran. Kita hanya tunggu kapan terbakar, baru kita
datang. Kita tidak mendesain bagaimana supaya tidak terjadi kebakaran,"
tandasnya. *** detik.com