Kepala Dinas Peternakan NTT Johanna E Lisapaly diapit 3 orang kepala desa (Kades) dari Kabupaten Malaka berpose bersama usai pertemuan. (victorynews.id/Stef Kosat) |
Kedatangan tiga
orang Kades itu
ingin berkolaborasi sekaligus sharing pengembangan sektor peternakan dengan
Dinas Peternakan NTT.
Kepala Dinas Peternakan NTT Johanna E Lisapaly saat
menerima kunjungan tersebut menyampaikan bahwa membangun desa di daerah
perbatasan itu butuh keberanian dan inovasi.
Karena itu, selaku Kadis
Peternakan NTT, dia mengapresiasi kunjungan para Kades dari Malaka
itu.
Dia mengaku, jarang
sekali Dinas Peternakan mendapat kunjungan seperti ini.
"Sehingga
kunjungan ini merupakan langkah maju dan memang harus berani sebab Dinas
Peternakan NTT juga sudah membuka jejaring," Mantan Plt Sekda NTT itu.
Pasalnya kerja di
bidang peternakan itu memang harus kolaborasi dengan pertanian, BUMDes,
dan Koperasi.
Tetapi perlu dipahami
bersama, karena bicara soal peternakan kelemahan kita sistem peternakannya
kebanyakan liar.
Sehingga melalui
para Kades perlu mengedukasi masyarakat supaya mengandangkan
ternaknya agar semua bisa terkontrol.
Kadis Peternakan NTT
juga berpesan agar masyarakat di wilayah masing-masing supaya menanam pakan
ternak (seperti Lamtoro).
Sebab jika tidak ada
pakan ternak maka pemerintah tentunya tidak akan memberikan bantuan.
"Sebab tidak
mungkin bantuan ternak itu diturunkan dan di sisi lain masyarakat baru tanam
pakan. Nantinya ternak itu mau dikasih makan apa?" tegasnya.
Menanam pakan ternak
itu tidak ada ruginya, sehingga para Kades harus gerakkan masyarakat
(kelompok tani) untuk menanam pakan di tanah-tanah seperti tanah ulayat, tanah
pemerintah supaya tanam pakan hijau, baru diberikan bantuan.
Dijelaskan lagi bahwa
semua jenis pakan ternak itu, 60 persen adalah Jagung. Ternak seperti Babi dan
unggas butuh jagung yang banyak, sehingga perlu kolaborasi dinas Peternakan dan
Pertanian.
Khusus tanaman jagung,
pemerintah desa bisa berkolaborasi dengan Bank NTT untuk memanfaatkan
program TJPS.
Karena di Bank NTT itu
ada kredit mikro merdeka, sehingga masyarakat (kelompok tani) bisa
mendapatkan kredit tanpa bunga.
Tetapi pada akhirnya
petani mendapat keuntungan dobel karena memiliki uang dari hasil jagung
sekaligus memiliki pakan ternak untuk sapi maupun kambing.
Selain itu, Pemprov NTT
kata Johanna E Lisapaly telah bekerja sama dengan Bank BRI sehingga
petani bisa mendapatkan KUR.
Dana KUR itu
bisa dimanfaatkan masyarakat supaya mendapat pinjaman dengan bunga rendah.
Ida Hoar Nahak, Kepala
Desa Taaba, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka mengaku setuju
dengan Kredit Mikro Merdeka maupun KUR.
Supaya memacu semangat
masyarakat untuk memiliki tanggung jawab dalam beternak maupun berkebun.
Sebab saat ini,
masyarakat terjebak kredit dari Koperasi Harian maupun Koperasi Mingguan dan
mereka suka.
"Karena itu,
sebaiknya masyatakat kita perlu rubah mindset agar ketika ada bantuan ternak
dari pemerintah harus dijaga, sebab itu mendatangkan uang," tandasnya.
Dia mengakui, selama
ini kurang sosialisasi karena dia sebagai Kades juga baru terpilih
bersama 2 rekannya yang mengunjungi Dinas Peternakan NTT.
Dia menambahkan, tujuan
mereka membawa proposal ke Dinas Peternakan NTT, supaya mendapat bantuan
ternak, tetapi masyarakat juga harus berkomitmen memelihara ternak yang didapat
supaya ada perbaikan ekonomi bagi masyarakat.
"Tentunya kami
sebagai Kades akan memilih peternak yang rajin sehingga memacu petani
lain supaya sukses bersama," pungkasnya.*** victorynews.id