BERAS - Seorang ibu menjunjung beras di Pasar Kasih Kota Kupang beberapa waktu lalu |
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira B. Kale menjelaskan
Garis Kemiskinan (GK) merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan
makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin.
"Penduduk miskin
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan,"ungkap Mira.
Dari data BPS NTT yang
dihimpun POS-KUPANG.COM pada Kamis, 20 Juli 2023, Garis Kemiskinan
pada Maret 2023 sebesar Rp507.203 per kapita per bulan.
Dibandingkan Maret
2022, Garis Kemiskinan naik sebesar 10,06 persen.
Pada Maret 2023,
komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan
maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan
terbesar, yaitu sebesar 28,52 persen di perkotaan dan 35,82 persen di
perdesaan.
Rokok kretek filter
memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (8,79 persen di perkotaan dan
6,82
persen di perdesaan).
Komoditas lainnya
adalah tongkol/tuna/cakalang (2,12 persen di perkotaan dan 1,94 persen di
perdesaan), roti (2,38 persen di perkotaan dan 1,87 persen di perdesaan), gula
pasir (1,83 persen di perkotaan dan 2,71 persen di perdesaan), kopi bubuk dan
kopi instan sachet (1,68 persen di perkotaan dan 2,86 persen di perdesaan), dan
seterusnya.
Mira melanjutkan,
dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), peranan
komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan
makanan.
Besarnya sumbangan GKM
terhadap GK pada Maret 2023 di perkotaan sebesar 71,13 persen dan di perdesaan
sebesar 79,48 persen. *** poskupang.com